Misteri Danau Tersembunyi di Mars Terungkap, Ternyata Isinya Bukan Air
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tahun lalu, sebuah makalah mengungkapkan temuan danau di kutub selatan Mars yang diperkirakan memiliki banyak air. Kini sebuah studi terbaru mengungkapkan kalau sinyal radar yang ditafsirkan sebagai air kemungkinan merupakan batu vulkanik.
Dalam makalahnya, para ilmuwan mengungkapkan kalau mereka kembali meneliti permukaan di Mars yang sebelumnya disebut tertutup oleh lapisan es.
"Kami menemukan bahwa beberapa medan terkait vulkanik menghasilkan analog sinyal basal yang sangat kuat dengan apa yang diamati di kutub Selatan Mars," tulis makalah tersebut yang dikutip Science Alert, Rabu (26/1/2022).
Saat pencarian air menggunakan deteksi reservoir 2018 lalu, sinyal radar mengungkapkan keberadaan danau air yang sangat reflektif pada posisi 1,4 kilometer di bawah es. "Ini konsisten dengan kolam air bawah tanah," kata para peneliti.
Pencarian selanjutnya menemukan patch reflektif yang lebih mengkilap, menunjukkan seluruh jaringan danau bawah tanah. Di Bumi, air bawah tanah adalah tempat di mana ada kehidupan mikroba yang bergantung pada reaksi kimia, bukan sinar matahari, untuk bertahan hidup.
Jika ada kehidupan di Mars, mungkin akan menemukan lingkungan serupa. Tapi faktanya Mars terlalu dingin untuk reservoir cair seperti itu.
Ilmuwan planet, Cyril Grima dari Institut Geofisika Texas mengatakan, agar air dapat dipertahankan sedekat ini dengan permukaan, dibutuhkan lingkungan yang sangat asin dan sumber panas yang kuat. "Itu tidak sesuai dengan apa yang kita ketahui tentang Mars ini," katanya.
Makalah berikutnya yang memeriksa data menemukan bahwa tanah liat beku dapat menghasilkan reflektifitas yang serupa dengan sinyal yang dideteksi oleh instrumen Mars Advanced Radar for Subsurface and Ionosphere Sounding (MARSIS).
Grima dan rekan-rekannya mengambil pendekatan yang berbeda. Mereka meletakkan lapisan es virtual di seluruh bola radar Mars, yang terdiri dari data yang dikumpulkan MARSIS selama tiga tahun, menunjukkan seperti apa planet merah itu dengan 1,4 kilometer air beku.
Kemudian, mereka mencari tambalan reflektif yang mirip dengan yang ditafsirkan sebagai air dan menemukannya, tersebar di semua garis lintang.
Para peneliti kemudian memetakan tambalan ini terhadap geologi Mars yang diketahui. Bercak-bercak itu sangat serasi dengan medan vulkanik. Diketahui kalau Mars memiliki batuan vulkanik yang berlimpah dan juga besi.
"Saya pikir temuan ini merobohkan gagasan mungkin ada air cair di bawah kutub selatan planet Mars," kata ilmuwan planet Ian Smith dari York University di Kanada, yang memimpin penelitian tanah liat beku.
Namun temuan baru ini bisa menambah pengetahuan untuk menguji hipotesis tentang pengeringan lebih luas dari iklim Mars selama miliaran tahun.
Grima dan Smith kini akan melakukan penelitian bersama untuk menggunakan penginderaan jauh berbasis radar untuk mencoba dan menemukan air di Mars.
"Ilmu pengetahuan tidak mudah pada percobaan pertama. Kami akan terus melihat permukaan Mars dengan instrumen radar yang bisa dilihat dari bumi," katanya.
Dalam makalahnya, para ilmuwan mengungkapkan kalau mereka kembali meneliti permukaan di Mars yang sebelumnya disebut tertutup oleh lapisan es.
"Kami menemukan bahwa beberapa medan terkait vulkanik menghasilkan analog sinyal basal yang sangat kuat dengan apa yang diamati di kutub Selatan Mars," tulis makalah tersebut yang dikutip Science Alert, Rabu (26/1/2022).
Saat pencarian air menggunakan deteksi reservoir 2018 lalu, sinyal radar mengungkapkan keberadaan danau air yang sangat reflektif pada posisi 1,4 kilometer di bawah es. "Ini konsisten dengan kolam air bawah tanah," kata para peneliti.
Pencarian selanjutnya menemukan patch reflektif yang lebih mengkilap, menunjukkan seluruh jaringan danau bawah tanah. Di Bumi, air bawah tanah adalah tempat di mana ada kehidupan mikroba yang bergantung pada reaksi kimia, bukan sinar matahari, untuk bertahan hidup.
Jika ada kehidupan di Mars, mungkin akan menemukan lingkungan serupa. Tapi faktanya Mars terlalu dingin untuk reservoir cair seperti itu.
Ilmuwan planet, Cyril Grima dari Institut Geofisika Texas mengatakan, agar air dapat dipertahankan sedekat ini dengan permukaan, dibutuhkan lingkungan yang sangat asin dan sumber panas yang kuat. "Itu tidak sesuai dengan apa yang kita ketahui tentang Mars ini," katanya.
Makalah berikutnya yang memeriksa data menemukan bahwa tanah liat beku dapat menghasilkan reflektifitas yang serupa dengan sinyal yang dideteksi oleh instrumen Mars Advanced Radar for Subsurface and Ionosphere Sounding (MARSIS).
Grima dan rekan-rekannya mengambil pendekatan yang berbeda. Mereka meletakkan lapisan es virtual di seluruh bola radar Mars, yang terdiri dari data yang dikumpulkan MARSIS selama tiga tahun, menunjukkan seperti apa planet merah itu dengan 1,4 kilometer air beku.
Kemudian, mereka mencari tambalan reflektif yang mirip dengan yang ditafsirkan sebagai air dan menemukannya, tersebar di semua garis lintang.
Para peneliti kemudian memetakan tambalan ini terhadap geologi Mars yang diketahui. Bercak-bercak itu sangat serasi dengan medan vulkanik. Diketahui kalau Mars memiliki batuan vulkanik yang berlimpah dan juga besi.
"Saya pikir temuan ini merobohkan gagasan mungkin ada air cair di bawah kutub selatan planet Mars," kata ilmuwan planet Ian Smith dari York University di Kanada, yang memimpin penelitian tanah liat beku.
Namun temuan baru ini bisa menambah pengetahuan untuk menguji hipotesis tentang pengeringan lebih luas dari iklim Mars selama miliaran tahun.
Grima dan Smith kini akan melakukan penelitian bersama untuk menggunakan penginderaan jauh berbasis radar untuk mencoba dan menemukan air di Mars.
"Ilmu pengetahuan tidak mudah pada percobaan pertama. Kami akan terus melihat permukaan Mars dengan instrumen radar yang bisa dilihat dari bumi," katanya.
(ysw)