Arkeolog Temukan Berhala Bermata Satu di Kota Kuno Petra

Minggu, 30 Januari 2022 - 17:40 WIB
loading...
Arkeolog Temukan Berhala Bermata Satu di Kota Kuno Petra
Arkeolog menemukan patung batu unik yang disebut berhala bermata satu di situs kota kuno Petra, Yordania yang dulu dihuni bangsa Nabatean. Foto/dok
A A A
JAKARTA - Arkeolog menemukan patung batu unik yang disebut berhala bermata satu di situs kota kuno Petra, Yordania yang dulu dihuni bangsa Nabatean.

Saat itu bangsa Nabatean menyembah tiga dewa wanita, yakni Allat (Dewi), Al-'Uzza (Yang Mahakuasa) dan Manat (Dewi Takdir).

Dr Glen Corbett, dari American Center for Oriental Research di Yordania, mengatakan, orang-orang Nabatean yang tinggal di Petra tampaknya telah menyembah dewi Al-'Uzza. "Ini adalah dewi terkuat dalam kepercayaan bangsa Nabatean," katanya seperti dikutip Express, Minggu (30/1/2022).

Arkeolog Temukan Berhala Bermata Satu di Kota Kuno Petra


Di tengah Petra berdiri Kuil Singa Bersayap, dinamai berdasarkan ukiran singa bersayap yang pernah menghiasi tiang-tiangnya. Di kuil ini arkeolog menemukan patung berhala bermata satu tersebut.

"Sebuah patung mata yang unik ditemukan di sini, diukir dengan hiasan, itu adalah gambar dewi yang mencolok," katanya.



Karena ditemukan di tengah reruntuhan candi, para peneliti percaya bahwa itu didedikasikan untuk dewi Al-'Uzza. Segala sesuatu tentang kuil menunjukkan bahwa itu adalah tempat ritual misterius untuk memuja Al-'Uzza.

Ritual akan melibatkan pembakaran dupa dan nyanyian. Di dalam, podium suci dirancang khusus sehingga gambar dewi dapat disembunyikan dari pandangan.

"Dengan cara yang sangat dramatis, saat menarik tirai, tiba-tiba, Anda berhadapan dengan gambar visual dewi Al-'Uzza, duduk di atas podium pemujaan," ujar Dr Corbett.

Arkeolog Temukan Berhala Bermata Satu di Kota Kuno Petra


Selanjutnya, pendeta akan memainkan peran penting dalam ritual . "Status besar Al-'Uzza menunjukkan bahwa wanita Nabatean juga penting dalam masyarakat ini," katanya.

Karena orang Nabatean tidak meninggalkan banyak catatan, sulit untuk mengukur bagaimana masyarakat mereka dibentuk.



Tapi, catatan yang bertahan tampaknya menunjukkan bahwa wanita memiliki posisi yang sangat kuat. "Bukti-bukti ini menunjukkan bahwa, wanita memegang kendali di sini," katanya.
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1718 seconds (0.1#10.140)