Jerman Akan Kembangbiakkan Babi untuk Transplantasi Organ ke Manusia
loading...
A
A
A
MUNICH - Ilmuwan Jerman berencana untuk mengkloning dan kemudian membiakkan babi yang dimodifikasi secara genetik tahun ini untuk dijadikan sebagai donor jantung bagi manusia. Rencana ini berawal dari keberhasilan babi rekayasa AS yang organnya berhasil ditransplantasikan ke manusia.
Seorang ilmuwan di Universitas Ludwig-Maximilians (LMU) di Munich, Eckhard Wolf mengatakan timnya bertujuan untuk memiliki spesies hewan baru yang dimodifikasi dari peternakan di Pulau Auckland. "Hewan ini akan siap untuk percobaan transplantasi pada tahun 2025," ujarnya seperti dikutip Reuters, Jumat (4/2/2022).
Dalam operasi pertama, sebuah tim di University of Maryland Medicine bulan lalu sukses mentransplantasikan jantung dari seekor babi dengan sepuluh modifikasi ke seorang pria yang sakit parah.
Dokternya mengatakan dia merespons dengan baik meskipun risiko infeksi, penolakan organ atau tekanan darah tinggi tetap ada. "Konsep kami adalah untuk melanjutkan dengan model yang lebih sederhana, yaitu dengan lima modifikasi genetik," kata Wolf.
Wolf diketahui telah meneliti transplantasi hewan ke manusia yang dikenal sebagai xenotransplantasi - selama 20 tahun. Dia mengatakan timnya akan menggunakan teknologi kloning tersebut untuk mengembangbiakkan babi.
"Generasi pertama babi rekayasa ini harus lahir tahun ini. Lalu hati mereka akan diuji pada babun sebelum tim meminta persetujuan untuk uji klinis manusia dalam waktu dua atau tiga tahun," kata Wolf.
Transplantasi digunakan untuk orang yang didiagnosis dengan kegagalan organ yang tidak memiliki pilihan pengobatan lain. Menurut data dari Yayasan Transplantasi Organ Jerman, daftar tunggu untuk mendapatkan transplantasi sekitar 8.500 orang pada akhir tahun 2021.
Mereka yang mendukung Wolf mengatakan donor hewan dapat membantu mempersingkat daftar tunggu organ transplantasi. Tetapi rencana itu juga mendapat tentangan dan menganggap hal itu itu melanggar hak-hak hewan.
Para penolak rencana ini menyatakan, secara efektif itu akan membuat babi menjadi pabrik organ. Sementara monyet yang digunakan dalam eksperimen transplantasi mati kesakitan.
Pada Februari 2019, sebuah petisi oleh kelompok penekan Jerman Doctors Against Animal Experiments yang menuntut larangan penelitian xenotransplantasi mengumpulkan lebih dari 57.000 tanda tangan.
Kristina Berchtold, juru bicara Asosiasi Kesejahteraan Hewan Jerman cabang Munich, menyebut praktik itu "secara etis sangat dipertanyakan."
"Hewan tidak boleh dijadikan sebagai suku cadang bagi manusia. Hewan peliharaan, hasil kloning atau hewan yang lahir secara alami semuanya memiliki kebutuhan, ketakutan, dan juga hak yang sama," katanya.
Seorang ilmuwan di Universitas Ludwig-Maximilians (LMU) di Munich, Eckhard Wolf mengatakan timnya bertujuan untuk memiliki spesies hewan baru yang dimodifikasi dari peternakan di Pulau Auckland. "Hewan ini akan siap untuk percobaan transplantasi pada tahun 2025," ujarnya seperti dikutip Reuters, Jumat (4/2/2022).
Dalam operasi pertama, sebuah tim di University of Maryland Medicine bulan lalu sukses mentransplantasikan jantung dari seekor babi dengan sepuluh modifikasi ke seorang pria yang sakit parah.
Dokternya mengatakan dia merespons dengan baik meskipun risiko infeksi, penolakan organ atau tekanan darah tinggi tetap ada. "Konsep kami adalah untuk melanjutkan dengan model yang lebih sederhana, yaitu dengan lima modifikasi genetik," kata Wolf.
Wolf diketahui telah meneliti transplantasi hewan ke manusia yang dikenal sebagai xenotransplantasi - selama 20 tahun. Dia mengatakan timnya akan menggunakan teknologi kloning tersebut untuk mengembangbiakkan babi.
"Generasi pertama babi rekayasa ini harus lahir tahun ini. Lalu hati mereka akan diuji pada babun sebelum tim meminta persetujuan untuk uji klinis manusia dalam waktu dua atau tiga tahun," kata Wolf.
Transplantasi digunakan untuk orang yang didiagnosis dengan kegagalan organ yang tidak memiliki pilihan pengobatan lain. Menurut data dari Yayasan Transplantasi Organ Jerman, daftar tunggu untuk mendapatkan transplantasi sekitar 8.500 orang pada akhir tahun 2021.
Mereka yang mendukung Wolf mengatakan donor hewan dapat membantu mempersingkat daftar tunggu organ transplantasi. Tetapi rencana itu juga mendapat tentangan dan menganggap hal itu itu melanggar hak-hak hewan.
Para penolak rencana ini menyatakan, secara efektif itu akan membuat babi menjadi pabrik organ. Sementara monyet yang digunakan dalam eksperimen transplantasi mati kesakitan.
Pada Februari 2019, sebuah petisi oleh kelompok penekan Jerman Doctors Against Animal Experiments yang menuntut larangan penelitian xenotransplantasi mengumpulkan lebih dari 57.000 tanda tangan.
Kristina Berchtold, juru bicara Asosiasi Kesejahteraan Hewan Jerman cabang Munich, menyebut praktik itu "secara etis sangat dipertanyakan."
"Hewan tidak boleh dijadikan sebagai suku cadang bagi manusia. Hewan peliharaan, hasil kloning atau hewan yang lahir secara alami semuanya memiliki kebutuhan, ketakutan, dan juga hak yang sama," katanya.
(ysw)