Simak, Ini Jenis Manusia Purba di Indonesia dan Ciri-cirinya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ada 8 jenis manusia purba di Indonesia dan ciri-ciri khusus yang berbeda dari manusia modern yang hidup jutaan hingga ratusan ribu tahun lalu. Jejak manusia purba ini tersebar dibeberapa daerah di Indonesia, salah satunya di pulau Jawa.
Tak hanya temuan fosil yang menguatkan keberadaan manusia purba di Indonesia, beberapa peninggalan peralatan seperti senjata, peralatan berburu, dan lukisan goa juga menunjukkan kehidupan mereka saat itu.
Berbagai bukti autentik lain mengenai keberadaan manusia purba juga ditemukan di Indonesia, salah satunya lukisan goa. Pada Desember 2017, arkeolog Australia dibantu oleh arkeolog lokal menemukan lukisan goa tertua di dunia yang diperkirakan berusia 45.500 tahun di Sulawesi.
Berikut 8 jenis manusia purba di Indonesia dan ciri-cirinya yang dikutip dari situs Ruang Guru:
1. Meganthropus Paleojavanicus
Spesies Meganthropus paleojavanicus ini artinya manusia besar tertua dari Jawa. Ini diambil dari kata mega yang artinya besar, anthropus yang artinya manusia, paleo yang artinya tua, dan javanicus yang artinya Jawa.
Dinamakan javanicus karena fosil ini ditemukan di Sangiran, Jawa Tengah oleh G. H. R. von Koenigswald pada tahun 1936-1941. Berdasarkan penanggalan radio karbon, fosil ini diketahui sebagai manusia tertua yang hidup sekitar dua juta tahun yang lalu.
Terdapat ciri-ciri khusus dari Meganthropus Paleojavanicus yang membedakannya dari spesies lainya, yaitu hidung lebih lebar, tulang pipi tebal, otot rahang, kunyah, gigi sangat kuat, tidak berdagu, volume otak 900 cc, badan tegap, pemakan tumbuh-tumbuhan, tulang kening menonjol, hidup berkelompok, dan nomaden.
2. Pithecanthropus Erectus
Fosil Pithecanthropus Paleojavanicus bagian molar lembah ditemukan Bengawan Solo, daerah Trinil oleh Eugene Dubois dengan tahun 1890. Penemuan selanjutnya, Dubois menemukan tulang rahang, kaki, dan tengkorak bagian atas.
Spesies manusia purba ini diketahui hidup secara nomaden, yang tergantung dalam ketersediaan makanan di daerah di mana dia tinggal. Tidak hanya makan tumbuhan-tumbuhan, mereka juga tahu cara berburu dan memakan hewan untuk menangkap.
Karena itu, fosil ditemukan di Tepi sungai, karena hutan, mata air, dan ikan dapat melakukannya Mereka bertahan lebih baik.
Pithecanthropus Erectus memiliki ciri-ciri seperti, memiliki gigi yang kuat, volume otak sekitar 750-1.350cc, hidung lebih tebal, dahi dan kepala lebih menonjol, tinggi sekitar 165-180 cm, gigi geraham lebih besar dan kuat, serta jalan sedikit membungkuk.
3. Pithecanthropus Soloensis
Manusia purba Pithecanthropus soloensis memiliki arti manusia kera dari Solo. Jenis fosil manusia purba ini ditemukan oleh Openorth dan Von Koenigswald di Solo, tepatnya di daerah Ngandong sekitar tahun 1931.
Hingga tahun 1933, arkeolog menemukan manusia purba lainnya di Sangiran, yakni dekat Sungai Bengawan Solo. Di daerah ini, arkeolog menemukan tulang tengkorak dan tulang kering manusiapurba ini.
Ciri-ciri Pithecanthropus Soloensis diantaranya, bentuk tubuh kuat, leher berotot, tulang belakang lebih terasa, tulang pipi lebih tebal, tonjolan dahi tebal, tulang pipi menonjol, rahang bawah besar dan kuat, tidak memiliki dagu, volume otak 750cc – 1.350cc, tinggi sekitar 165 cm – 180 cm, dan pemakan tumbuhan serta hewan.
4. Pithecanthropus Mojokertensis
Selain menemukan fosil manusia purba di Solo, Von Koenigswald juga menemukan fosil manusia purba di Mojokerto Jawa Timur pada tahun 1939. Di daerah ini Von Koenigswald menemukan fosil manusia purba seorang anak yang berusia sekitar enam tahun.
Manusia purba Pithecanthropus Mojokertensis ini memiliki ciri-ciri, tengkorak oval dan tebal, volume otak antara 750–1.300cc, memiliki tinggi 165–180 cm, tubuh kuat dan tegak, tak memiliki dagu, serta dahi menonjol.
5. Homo Floresiensis
Sesuai namanya, manusia purba ini ditemukan di pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Penemunya adalah arkeolog dari New England University.
Manusia purba Floresiensis diperkirakan hidup sekitar 12.000 tahun yang lalu. Bersama Penggalian di Linag Bua, arkeolog juga menemukan fosil lain seperti kadal monitor, tikus, dan gajah Stegodo.
Manusia purba homo Floresiensis memiliki ciri-ciri, tinggi sekitar 1 meter, berat sekitar 25kg, memiliki bentuk dahi yang sempit dan tidak menonjol, tulang rahang lebih menonjol, volume otak kecil sekitar 380cc, dan bentuk kepala yang begitu kecil.
6. Homo Wajakensis
Fosil homo Wajakensis ditemukan oleh arkeolog Eugene Dubois. Fosil manusia purba ini ditemukan di desa Campung, Tulungagung, Jawa Timur.
Kehidupan manusia purba ini sudah sedikit lebih modern karena di dekat fosil tersebut ditemukan juga peralatan yang digunakan untuk memproduksi bahan makanan dari batu dan tulang.
Temuan peralatan ini membuktikan bahwa mereka sudah tahu caranya mengolah makanan dengan cara dimasak.
Ciri-ciri Homo Wajakensis diantaranya, bentuk wajah yang rata dan lebih luas di bagian mulut dan rahang menonjol sangat luas.
Homo Wajakensis juga memiliki sebuah dahi yang berbentuk miring, tulang pipi menonjol keluar, berjalan tegak, tinggi sekitar 130cm – 210cm, memiliki berat antara 30kg – 150kg, letak hidung dan mulut agak jauh.
7. Homo Soloensis
Manusia purba Homo Soloensis ditemukan Weidenrich dan Koenigswald sekitar tahun 1931 – 1934. Karena volume terhadap otaknya, manusia purba ini tidak termasuk dalam kelompok Pithecanthropus atau manusia kera.
Mereka diperkirakan lebih pintar dan mempunyai kehidupan yang lebih baik dari manusia kera. Fosil pertama ditemukan dengan bentuk tulang tengkorak. Homo Soloensis dierkiraan hidup sekitar 900.000 hingga 300.000 tahun yang lalu.
Manusia purba Homo Soloensis memiliki ciri-ciri, volume otak antara 1.000cc – 1.300cc, tinggi sekitar 130 – 210cm, bentuk wajah tidak menonjol seperti manusia kera, cara berjalan tegak, dan memiliki tubuh yang lebih kuat.
8. Homo Sapiens atau Homo Erectus
Manusia purba semacam ini merupakan usia yang termuda dan paling dekat dengan bentuk manusia modern saat ini. Mereka diperkirakan sudah mempunyai struktur sosial dalam kehidupan kelompoknya.
Beberapa ahli telah meneliti manusia kuno ini dan memastikan bahwa mereka sudah mempunyai sebuah kehidupan sosial lebih baik dan berpikiran lebih cerdas.
Manusia purba Homosapiens atau Homo Erectus ini mempunyai sebuah ciri-ciri, diantaranya memiliki karakteristik manusia ras Mongoloid dan Austramelanosoid, berdiri dengan tegak, bentuk wajah seperti manusia modern, volume otak berkisar 1.000cc hingga 1.200 cc.
Homo Erectus juga mempunyai cara berpikir yang baik, tinggi sekitar 130 – 210 cm, kening tidak menonjol, memiliki dagu, bentuk rahang serta bentuk gigi lebih kecil dan tidak terlalu kuat seperti pithecanthropus atau manusia kera.
Tak hanya temuan fosil yang menguatkan keberadaan manusia purba di Indonesia, beberapa peninggalan peralatan seperti senjata, peralatan berburu, dan lukisan goa juga menunjukkan kehidupan mereka saat itu.
Berbagai bukti autentik lain mengenai keberadaan manusia purba juga ditemukan di Indonesia, salah satunya lukisan goa. Pada Desember 2017, arkeolog Australia dibantu oleh arkeolog lokal menemukan lukisan goa tertua di dunia yang diperkirakan berusia 45.500 tahun di Sulawesi.
Berikut 8 jenis manusia purba di Indonesia dan ciri-cirinya yang dikutip dari situs Ruang Guru:
1. Meganthropus Paleojavanicus
Spesies Meganthropus paleojavanicus ini artinya manusia besar tertua dari Jawa. Ini diambil dari kata mega yang artinya besar, anthropus yang artinya manusia, paleo yang artinya tua, dan javanicus yang artinya Jawa.
Dinamakan javanicus karena fosil ini ditemukan di Sangiran, Jawa Tengah oleh G. H. R. von Koenigswald pada tahun 1936-1941. Berdasarkan penanggalan radio karbon, fosil ini diketahui sebagai manusia tertua yang hidup sekitar dua juta tahun yang lalu.
Terdapat ciri-ciri khusus dari Meganthropus Paleojavanicus yang membedakannya dari spesies lainya, yaitu hidung lebih lebar, tulang pipi tebal, otot rahang, kunyah, gigi sangat kuat, tidak berdagu, volume otak 900 cc, badan tegap, pemakan tumbuh-tumbuhan, tulang kening menonjol, hidup berkelompok, dan nomaden.
2. Pithecanthropus Erectus
Fosil Pithecanthropus Paleojavanicus bagian molar lembah ditemukan Bengawan Solo, daerah Trinil oleh Eugene Dubois dengan tahun 1890. Penemuan selanjutnya, Dubois menemukan tulang rahang, kaki, dan tengkorak bagian atas.
Spesies manusia purba ini diketahui hidup secara nomaden, yang tergantung dalam ketersediaan makanan di daerah di mana dia tinggal. Tidak hanya makan tumbuhan-tumbuhan, mereka juga tahu cara berburu dan memakan hewan untuk menangkap.
Karena itu, fosil ditemukan di Tepi sungai, karena hutan, mata air, dan ikan dapat melakukannya Mereka bertahan lebih baik.
Pithecanthropus Erectus memiliki ciri-ciri seperti, memiliki gigi yang kuat, volume otak sekitar 750-1.350cc, hidung lebih tebal, dahi dan kepala lebih menonjol, tinggi sekitar 165-180 cm, gigi geraham lebih besar dan kuat, serta jalan sedikit membungkuk.
3. Pithecanthropus Soloensis
Manusia purba Pithecanthropus soloensis memiliki arti manusia kera dari Solo. Jenis fosil manusia purba ini ditemukan oleh Openorth dan Von Koenigswald di Solo, tepatnya di daerah Ngandong sekitar tahun 1931.
Hingga tahun 1933, arkeolog menemukan manusia purba lainnya di Sangiran, yakni dekat Sungai Bengawan Solo. Di daerah ini, arkeolog menemukan tulang tengkorak dan tulang kering manusiapurba ini.
Ciri-ciri Pithecanthropus Soloensis diantaranya, bentuk tubuh kuat, leher berotot, tulang belakang lebih terasa, tulang pipi lebih tebal, tonjolan dahi tebal, tulang pipi menonjol, rahang bawah besar dan kuat, tidak memiliki dagu, volume otak 750cc – 1.350cc, tinggi sekitar 165 cm – 180 cm, dan pemakan tumbuhan serta hewan.
4. Pithecanthropus Mojokertensis
Selain menemukan fosil manusia purba di Solo, Von Koenigswald juga menemukan fosil manusia purba di Mojokerto Jawa Timur pada tahun 1939. Di daerah ini Von Koenigswald menemukan fosil manusia purba seorang anak yang berusia sekitar enam tahun.
Manusia purba Pithecanthropus Mojokertensis ini memiliki ciri-ciri, tengkorak oval dan tebal, volume otak antara 750–1.300cc, memiliki tinggi 165–180 cm, tubuh kuat dan tegak, tak memiliki dagu, serta dahi menonjol.
5. Homo Floresiensis
Sesuai namanya, manusia purba ini ditemukan di pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Penemunya adalah arkeolog dari New England University.
Manusia purba Floresiensis diperkirakan hidup sekitar 12.000 tahun yang lalu. Bersama Penggalian di Linag Bua, arkeolog juga menemukan fosil lain seperti kadal monitor, tikus, dan gajah Stegodo.
Manusia purba homo Floresiensis memiliki ciri-ciri, tinggi sekitar 1 meter, berat sekitar 25kg, memiliki bentuk dahi yang sempit dan tidak menonjol, tulang rahang lebih menonjol, volume otak kecil sekitar 380cc, dan bentuk kepala yang begitu kecil.
6. Homo Wajakensis
Fosil homo Wajakensis ditemukan oleh arkeolog Eugene Dubois. Fosil manusia purba ini ditemukan di desa Campung, Tulungagung, Jawa Timur.
Kehidupan manusia purba ini sudah sedikit lebih modern karena di dekat fosil tersebut ditemukan juga peralatan yang digunakan untuk memproduksi bahan makanan dari batu dan tulang.
Temuan peralatan ini membuktikan bahwa mereka sudah tahu caranya mengolah makanan dengan cara dimasak.
Ciri-ciri Homo Wajakensis diantaranya, bentuk wajah yang rata dan lebih luas di bagian mulut dan rahang menonjol sangat luas.
Homo Wajakensis juga memiliki sebuah dahi yang berbentuk miring, tulang pipi menonjol keluar, berjalan tegak, tinggi sekitar 130cm – 210cm, memiliki berat antara 30kg – 150kg, letak hidung dan mulut agak jauh.
7. Homo Soloensis
Manusia purba Homo Soloensis ditemukan Weidenrich dan Koenigswald sekitar tahun 1931 – 1934. Karena volume terhadap otaknya, manusia purba ini tidak termasuk dalam kelompok Pithecanthropus atau manusia kera.
Mereka diperkirakan lebih pintar dan mempunyai kehidupan yang lebih baik dari manusia kera. Fosil pertama ditemukan dengan bentuk tulang tengkorak. Homo Soloensis dierkiraan hidup sekitar 900.000 hingga 300.000 tahun yang lalu.
Manusia purba Homo Soloensis memiliki ciri-ciri, volume otak antara 1.000cc – 1.300cc, tinggi sekitar 130 – 210cm, bentuk wajah tidak menonjol seperti manusia kera, cara berjalan tegak, dan memiliki tubuh yang lebih kuat.
8. Homo Sapiens atau Homo Erectus
Manusia purba semacam ini merupakan usia yang termuda dan paling dekat dengan bentuk manusia modern saat ini. Mereka diperkirakan sudah mempunyai struktur sosial dalam kehidupan kelompoknya.
Beberapa ahli telah meneliti manusia kuno ini dan memastikan bahwa mereka sudah mempunyai sebuah kehidupan sosial lebih baik dan berpikiran lebih cerdas.
Manusia purba Homosapiens atau Homo Erectus ini mempunyai sebuah ciri-ciri, diantaranya memiliki karakteristik manusia ras Mongoloid dan Austramelanosoid, berdiri dengan tegak, bentuk wajah seperti manusia modern, volume otak berkisar 1.000cc hingga 1.200 cc.
Homo Erectus juga mempunyai cara berpikir yang baik, tinggi sekitar 130 – 210 cm, kening tidak menonjol, memiliki dagu, bentuk rahang serta bentuk gigi lebih kecil dan tidak terlalu kuat seperti pithecanthropus atau manusia kera.
(ysw)