Ini Efek Bisa Ular Terhadap Darah Manusia yang Dapat Berujung Kematian
loading...
A
A
A
JAKARTA - Efek bisa ular terhadap darah manusia ternyata bisa sangat mematikan. Bisa ular ini akan melumpuhkan sistem syaraf di otak, juga dapat membuat darah membeku sehingga tidak bisa mengalir dan menyebabkan kematian.
Jangan anggap enteng dengan bisa ular walau binatang tersebut masih kecil, karena ada sekitar 100.000 kematian akibat gigitan ular yang terjadi di seluruh dunia. Bahkan WHO menambahkan gigitan ular dalam daftar penyakit tropis yang terabaikan.
Dikutip dari BBC News, Sabtu (12/2/2022), racun ular terdiri dari beberapa ratus protein yang semuanya memiliki efek toksik yang bisa membahayakan tubuh manusia. Racun ular satu sama lain mungkin dampaknya tidak sama, tapi secara secara keseluruhan akan menyerang sistem peredaran darah dan sistem saraf.
Racun hemotoksik yang masuk ke aliran darah dapat memicu darah mengental. Ketika efek racun ini membuat lubang di pembuluh darah, tidak ada yang bisa membendungnya hingga orang yang digigit ular ini akan mati kehabisan darah.
Sedangkan bisa ular yang mengandung neurotoksik tinggi bisa menyebabkan kematian lebih cepat karena racun ini menyerang sistem saraf dan menghentikan sinyal saraf yang masuk ke otot.
Dampaknya bisa menyebabkan kelumpuhan, mulai dari kepala hingga turun ke organ tubuh lainnya. Jika tidak ditangani dengan cepat, orang yang terkena bisa gagal bernapas. Tanda klasik dari racun ular ini adalah orang tidak bisa membuka mata.
Mereka yang selamat dari kematian, akan menanggung kesakitan parah karena racun ular itu akan menghancurkan otot, jaringan, dan sel di sekitarnya. Jangka panjangnya, dapat menyebabkan amputasi atau cangkok kulit di aera bekas gigitan.
Ada banyak mitos tentang cara mengatasi digigit ular, salahsatunya dengan menghisap racun dari gigitan ular dengan mulut atau menggunakan alat penghisap lainnya membantu. Kenyataannya, itu malah bisa mempercepat racun menyebar ke dalam aliran darah.
Setiap tahun, hingga lima juta orang di seluruh dunia diperkirakan digigit ular. Dari mereka, sekitar 100.000 meninggal dan 400.000 menjadi cacat. Jumlah korban bisa lebih besar lagi karena banyak negara yang tidak menyimpan data tentang gigitan ular dan penelitian tentang masalah ini.
Satu-satunya cara mengatasi racun gigitan ular adalah dengan serum anti bisa yang ada di rumah sakit. Sayangnya, anti bisa ular mahal dan diproduksi dalam jumlah terbatas, hanya sedikit orang biasa yang mampu membelinya.
Di beberapa negara, terutama di daerah terpencil di mana layanan kesehatan langka, pengobatan alami sering digunakan untuk mengobati gigitan ular. Tetapi ini sebenarnya hanya menunda berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke rumah sakit.
Korban gigitan ular juga tidak boleh menggerakkan anggota tubuhnya kecuali terpaksa, menjaga detak jantung mereka serendah mungkin sampai mereka tiba di rumah sakit sampai menerima perawatan antibisa yang tepat.
Kini para peneliti di Liverpool School of Tropical Medicine sibuk mengumpulkan racun ular mematikan untuk mengembangkan pengobatan anti-bisa generasi baru. Ini untuk menghadapi dampak gigitan ular berbahaya di sub-Sahara Afrika yang telah membunuh sekitar 30.000 orang setiap tahun.
Jangan anggap enteng dengan bisa ular walau binatang tersebut masih kecil, karena ada sekitar 100.000 kematian akibat gigitan ular yang terjadi di seluruh dunia. Bahkan WHO menambahkan gigitan ular dalam daftar penyakit tropis yang terabaikan.
Dikutip dari BBC News, Sabtu (12/2/2022), racun ular terdiri dari beberapa ratus protein yang semuanya memiliki efek toksik yang bisa membahayakan tubuh manusia. Racun ular satu sama lain mungkin dampaknya tidak sama, tapi secara secara keseluruhan akan menyerang sistem peredaran darah dan sistem saraf.
Racun hemotoksik yang masuk ke aliran darah dapat memicu darah mengental. Ketika efek racun ini membuat lubang di pembuluh darah, tidak ada yang bisa membendungnya hingga orang yang digigit ular ini akan mati kehabisan darah.
Sedangkan bisa ular yang mengandung neurotoksik tinggi bisa menyebabkan kematian lebih cepat karena racun ini menyerang sistem saraf dan menghentikan sinyal saraf yang masuk ke otot.
Dampaknya bisa menyebabkan kelumpuhan, mulai dari kepala hingga turun ke organ tubuh lainnya. Jika tidak ditangani dengan cepat, orang yang terkena bisa gagal bernapas. Tanda klasik dari racun ular ini adalah orang tidak bisa membuka mata.
Mereka yang selamat dari kematian, akan menanggung kesakitan parah karena racun ular itu akan menghancurkan otot, jaringan, dan sel di sekitarnya. Jangka panjangnya, dapat menyebabkan amputasi atau cangkok kulit di aera bekas gigitan.
Ada banyak mitos tentang cara mengatasi digigit ular, salahsatunya dengan menghisap racun dari gigitan ular dengan mulut atau menggunakan alat penghisap lainnya membantu. Kenyataannya, itu malah bisa mempercepat racun menyebar ke dalam aliran darah.
Setiap tahun, hingga lima juta orang di seluruh dunia diperkirakan digigit ular. Dari mereka, sekitar 100.000 meninggal dan 400.000 menjadi cacat. Jumlah korban bisa lebih besar lagi karena banyak negara yang tidak menyimpan data tentang gigitan ular dan penelitian tentang masalah ini.
Satu-satunya cara mengatasi racun gigitan ular adalah dengan serum anti bisa yang ada di rumah sakit. Sayangnya, anti bisa ular mahal dan diproduksi dalam jumlah terbatas, hanya sedikit orang biasa yang mampu membelinya.
Di beberapa negara, terutama di daerah terpencil di mana layanan kesehatan langka, pengobatan alami sering digunakan untuk mengobati gigitan ular. Tetapi ini sebenarnya hanya menunda berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke rumah sakit.
Korban gigitan ular juga tidak boleh menggerakkan anggota tubuhnya kecuali terpaksa, menjaga detak jantung mereka serendah mungkin sampai mereka tiba di rumah sakit sampai menerima perawatan antibisa yang tepat.
Kini para peneliti di Liverpool School of Tropical Medicine sibuk mengumpulkan racun ular mematikan untuk mengembangkan pengobatan anti-bisa generasi baru. Ini untuk menghadapi dampak gigitan ular berbahaya di sub-Sahara Afrika yang telah membunuh sekitar 30.000 orang setiap tahun.
(ysw)