Ilmuwan Temukan Lubang Hitam Superbesar, Ungkap Sejarah Galaksi Bima Sakti
loading...
A
A
A
SANTIAGO - Sebuah lubang hitam supermasif yang bersembunyi dalam cincin debu kosmik terdeteksi di sebuah galaksi aktif oleh ilmuwan European Southern Observatory (ESO). Galaksi ini terletak sekitar 47 juta tahun cahaya dari Bumi, di konstelasi Cetus.
Observatorium ESO menjelaskan bahwa penemuan ini telah mengkonfirmasi prediksi yang dibuat sekitar 30 tahun yang lalu tentang inti galaksi aktif (active galactic nuclei/AGN). Penemuan ini memberi para astronom wawasan baru tentang inti galaksi aktif yang selama ini diketahu sebagai objek paling terang dan paling misterius di alam semesta.
"Hasil ini mengarahkan kami pada pemahaman yang lebih baik tentang cara kerja AGN," kata Violeta Gámez Rosas, ilmuwan dari Belanda dalam siaran pers dikutip SINDOnews dari laman UPI, Kamis (17/2/2022).
AGN adalah wilayah ruang yang kompak di pusat galaksi dan menyebabkan galaksi-galaksi tersebut menjadi jauh lebih terang daripada yang lain. Diambil oleh Interferometer Teleskop Sangat Besar milik ESO di Chili utara, pengamatan ini memberi penerangan baru pada galaksi yang memiliki inti galaksi aktif di intinya.
"AGN juga dapat membantu kita lebih memahami sejarah Bima Sakti yang menyimpan lubang hitam supermasif di pusatnya yang mungkin telah aktif di masa lalu," tambah Gámez Rosas, kandidat doktor di Universitas Leiden di Belanda.
Observatorium ESO menjelaskan bahwa penemuan ini telah mengkonfirmasi prediksi yang dibuat sekitar 30 tahun yang lalu tentang inti galaksi aktif (active galactic nuclei/AGN). Penemuan ini memberi para astronom wawasan baru tentang inti galaksi aktif yang selama ini diketahu sebagai objek paling terang dan paling misterius di alam semesta.
"Hasil ini mengarahkan kami pada pemahaman yang lebih baik tentang cara kerja AGN," kata Violeta Gámez Rosas, ilmuwan dari Belanda dalam siaran pers dikutip SINDOnews dari laman UPI, Kamis (17/2/2022).
AGN adalah wilayah ruang yang kompak di pusat galaksi dan menyebabkan galaksi-galaksi tersebut menjadi jauh lebih terang daripada yang lain. Diambil oleh Interferometer Teleskop Sangat Besar milik ESO di Chili utara, pengamatan ini memberi penerangan baru pada galaksi yang memiliki inti galaksi aktif di intinya.
"AGN juga dapat membantu kita lebih memahami sejarah Bima Sakti yang menyimpan lubang hitam supermasif di pusatnya yang mungkin telah aktif di masa lalu," tambah Gámez Rosas, kandidat doktor di Universitas Leiden di Belanda.
(wib)