Hampir 50 Persen Elang Emas dan Elang Botak AS Keracunan Timbal
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Hampir 50 persen dari populasi elang emas dan elang botak di Amerika Serikat (AS) diketahui mengalami keracunan timbal atau timah hitam. Keracunan timbal kronis ditemukan pada 46-47 persen elang botak dan 7-35 persen elang emas.
Data ini diperoleh dari penelitian selama 8 tahun oleh US Geological Survey, Conservation Science Global, Inc., dan US Fish and Wildlife Service. Dalam Studi "Implikasi Demografis Keracunan Timbal untuk Elang di Seluruh Amerika Utara," menunjukkan keracunan timbal tingkat populasi pada elang dalam skala luas.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science telah menemukan keracunan timbal yang tersebar luas di elang botak dan elang emas Amerika Utara. Studi tersebut mengevaluasi 1.210 elang botak dan elang emas dari 38 negara bagian AS.
Menurut abstrak penelitian, ditemukan "frekuensi tinggi yang tidak terduga dari keracunan timbal pada elang." Studi tersebut mengatakan pemodelan demografis menunjukkan keracunan pada tingkat ini melampaui tingkat pertumbuhan populasi untuk elang botak sebesar 3,8 persen. Ini adalah studi pertama tentang keracunan timbal pada satwa liar dalam skala nasional.
“Ini menunjukkan tantangan tak terlihat yang dihadapi burung pemangsa ini. Kami sekarang tahu lebih banyak tentang bagaimana timbal di lingkungan kita berdampak negatif pada elang Amerika Utara,” kata Todd Katzner, Ahli biologi satwa liar USGS dikutip SINDOnews dari laman UPI, Senin (21/2/2022).
Data ini diperoleh dari penelitian selama 8 tahun oleh US Geological Survey, Conservation Science Global, Inc., dan US Fish and Wildlife Service. Dalam Studi "Implikasi Demografis Keracunan Timbal untuk Elang di Seluruh Amerika Utara," menunjukkan keracunan timbal tingkat populasi pada elang dalam skala luas.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science telah menemukan keracunan timbal yang tersebar luas di elang botak dan elang emas Amerika Utara. Studi tersebut mengevaluasi 1.210 elang botak dan elang emas dari 38 negara bagian AS.
Menurut abstrak penelitian, ditemukan "frekuensi tinggi yang tidak terduga dari keracunan timbal pada elang." Studi tersebut mengatakan pemodelan demografis menunjukkan keracunan pada tingkat ini melampaui tingkat pertumbuhan populasi untuk elang botak sebesar 3,8 persen. Ini adalah studi pertama tentang keracunan timbal pada satwa liar dalam skala nasional.
“Ini menunjukkan tantangan tak terlihat yang dihadapi burung pemangsa ini. Kami sekarang tahu lebih banyak tentang bagaimana timbal di lingkungan kita berdampak negatif pada elang Amerika Utara,” kata Todd Katzner, Ahli biologi satwa liar USGS dikutip SINDOnews dari laman UPI, Senin (21/2/2022).
(wib)