Ilmuwan Temukan Balkanatolia, Benua Lama yang Hilang
loading...
A
A
A
EROPA - Ilmuwan mengklaim telah menemukan benua lama yang terlupakan. Benua yang tidak dikenali sebelumnya. Benua itu disebut Balkanatolia , menjadi jembatan antara Asia dan Eropa sekitar 40 juta tahun yang lalu.
Mereka menyimpulkan hal ini dari catatan fosil yang menunjukkan tanah Balkanatolia pernah menjadi tempat tinggal spesies berbeda seperti marsupial dan mamalia mirip kuda nil.
Hewan-hewan lokal itu mungkin akhirnya diambil alih oleh spesies lain yang bepergian dari Asia.
Perbedaan Penemuan Fosil
Para ilmuwan tidak menyangka akan menemukan sisa-sisa benua yang terlupakan di Balkan dan Anatolia, sebuah semenanjung di Asia barat.
Padahal, mereka mulanya berharap untuk memecahkan misteri ini: Mengapa fosil dari daerah itu tidak konsisten dengan fosil lain yang ditemukan di Eropa dan Asia.
”Ada beberapa laporan tentang fosil hewan yang sangat aneh. Dan kami benar-benar tidak tahu mengapa mereka berada di sana,” beber Alexis Licht, ilmuwan peneliti di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis kepada Business Insider.
Licht menemukan bukti hewan berkantung yang biasa ada di Amerika Selatan dan embrithopods, mamalia seukuran gajah yang menyerupai kuda nil, yang endemik di Afrika.
Mereka juga menemukan sisa-sisa pleuraspidotheriids, mamalia purba yang diperkirakan telah menghilang sekitar 56 juta tahun yang lalu.
”Ini sangat tidak masuk akal,” kata Licht. ”Sulit menjelaskan mengapa fosil itu ada di sana selama periode waktu yang jauh lebih muda dari yang seharusnya,” tambahnya.
Benua yang Hilang
Dalam penelitian yang diterbitkan di Earth-Science Review volume Maret 2022, para ilmuwan beralasan bahwa hewan-hewan itu pasti hidup di benua berbeda yang terletak di antara Eropa, Afrika, dan Asia, yang mereka juluki "Balkanatolia."
Benua itu ada setidaknya ada 50 juta tahun yang lalu sebagai kepulauan, atau kelompok pulau. Dan mungkin telah membentuk koridor antara Asia dan Eropa Barat sekitar 40 juta tahun yang lalu setelah permukaan laut turun dan mundur, menciptakan jembatan darat.
”Merujuk pada temuan fosil, hasil riset yang telah terbit sebelumnya, konsisten bahwa Balkan dan Anatolia menjadi provinsi terpisah yang sangat berbeda dari Eropa dan Asia pada saat itu,” ujar Licht.
”Bisa disebut ini adalah benua yang hilang. Dalam arti bahwa itu adalah satu daratan besar dengan hewan yang sama di atasnya,” tambahnya.
Meski demikian, saat ini benua tersebut tidak dapat dibedakan dari Eropa dan Asia. Sebab, mamalia Asia mungkin telah melintasi benua setelah muncul dari air.
Mengubah Teori
Hingga saat ini, para ilmuwan percaya bahwa mamalia Asia datang ke Eropa barat sekitar 34 juta tahun yang lalu, menyusul peristiwa kepunahan mendadak yang disebut sebagai Grande Coupure.
Tetapi lewat penelitian terbaru ini menunjukkan bahwa mamalia menghuni Balkanatolia hingga 5-10 juta tahun sebelumnya.
Fosil yang membantu memvalidasi teori ini adalah fragmen tulang rahang milik brontothere, hewan mirip badak, yang berumur sekitar 35 juta-38 juta tahun.
”Salah satu hal yang luar biasa dari fosil mamalia adalah setiap spesies memiliki gigi berbeda,” kata Licht. ”Hanya dengan beberapa gigi, Anda dapat mengidentifikasi spesies yang berbeda di masa lalu, jadi menemukan satu rahang saja sudah banyak sekali informasi,” ujarnya.
Para ilmuwan juga membuat model perubahan geografis di wilayah tersebut untuk melihat bagaimana pergeseran permukaan laut dan lempeng tektonik mungkin mempengaruhi distribusi hewan.
Perubahan Geografis
Mereka menemukan bahwa sebagian dari Timur Tengah dan wilayah di Anatolia timur terendam sampai sekitar 40 juta tahun yang lalu, ketika laut surut, permukaan laut turun, dan daratan terangkat. Perubahan geografis ini membantu menghubungkan benua ke Eropa barat.
”Pasti ada semacam penghalang yang menghalangi hewan untuk mencapai Balkanatolia, dan sekitar 37-40 juta tahun yang lalu, penghalang ini telah hilang,” kata Licht.
Begitu daratan muncul, mamalia Asia bebas menyeberang ke wilayah baru.
”Penyebaran spesies tertentu tidak benar-benar membutuhkan pemicu,” kata Licht. ”Anda hanya perlu menyediakan kondisi lingkungan yang memadai bagi hewan untuk memperluas penyebarannya,” ungkapnya.
Mamalia Asia akhirnya menjadi dominan di Balkanatolia, mengakibatkan kepunahan hewan lokal seperti embrithopod mirip kuda nil.
Itu menjelaskan sejarah aneh fosil di daerah itu dan hilangnya spesies tertentu secara tiba-tiba, kata Licht. Sampai saat ini, tambahnya, tidak ada cukup catatan paleontologi untuk membuat kesimpulan ini.
Mereka menyimpulkan hal ini dari catatan fosil yang menunjukkan tanah Balkanatolia pernah menjadi tempat tinggal spesies berbeda seperti marsupial dan mamalia mirip kuda nil.
Hewan-hewan lokal itu mungkin akhirnya diambil alih oleh spesies lain yang bepergian dari Asia.
Perbedaan Penemuan Fosil
Para ilmuwan tidak menyangka akan menemukan sisa-sisa benua yang terlupakan di Balkan dan Anatolia, sebuah semenanjung di Asia barat.
Padahal, mereka mulanya berharap untuk memecahkan misteri ini: Mengapa fosil dari daerah itu tidak konsisten dengan fosil lain yang ditemukan di Eropa dan Asia.
”Ada beberapa laporan tentang fosil hewan yang sangat aneh. Dan kami benar-benar tidak tahu mengapa mereka berada di sana,” beber Alexis Licht, ilmuwan peneliti di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis kepada Business Insider.
Licht menemukan bukti hewan berkantung yang biasa ada di Amerika Selatan dan embrithopods, mamalia seukuran gajah yang menyerupai kuda nil, yang endemik di Afrika.
Mereka juga menemukan sisa-sisa pleuraspidotheriids, mamalia purba yang diperkirakan telah menghilang sekitar 56 juta tahun yang lalu.
”Ini sangat tidak masuk akal,” kata Licht. ”Sulit menjelaskan mengapa fosil itu ada di sana selama periode waktu yang jauh lebih muda dari yang seharusnya,” tambahnya.
Benua yang Hilang
Dalam penelitian yang diterbitkan di Earth-Science Review volume Maret 2022, para ilmuwan beralasan bahwa hewan-hewan itu pasti hidup di benua berbeda yang terletak di antara Eropa, Afrika, dan Asia, yang mereka juluki "Balkanatolia."
Benua itu ada setidaknya ada 50 juta tahun yang lalu sebagai kepulauan, atau kelompok pulau. Dan mungkin telah membentuk koridor antara Asia dan Eropa Barat sekitar 40 juta tahun yang lalu setelah permukaan laut turun dan mundur, menciptakan jembatan darat.
”Merujuk pada temuan fosil, hasil riset yang telah terbit sebelumnya, konsisten bahwa Balkan dan Anatolia menjadi provinsi terpisah yang sangat berbeda dari Eropa dan Asia pada saat itu,” ujar Licht.
”Bisa disebut ini adalah benua yang hilang. Dalam arti bahwa itu adalah satu daratan besar dengan hewan yang sama di atasnya,” tambahnya.
Meski demikian, saat ini benua tersebut tidak dapat dibedakan dari Eropa dan Asia. Sebab, mamalia Asia mungkin telah melintasi benua setelah muncul dari air.
Mengubah Teori
Hingga saat ini, para ilmuwan percaya bahwa mamalia Asia datang ke Eropa barat sekitar 34 juta tahun yang lalu, menyusul peristiwa kepunahan mendadak yang disebut sebagai Grande Coupure.
Tetapi lewat penelitian terbaru ini menunjukkan bahwa mamalia menghuni Balkanatolia hingga 5-10 juta tahun sebelumnya.
Fosil yang membantu memvalidasi teori ini adalah fragmen tulang rahang milik brontothere, hewan mirip badak, yang berumur sekitar 35 juta-38 juta tahun.
”Salah satu hal yang luar biasa dari fosil mamalia adalah setiap spesies memiliki gigi berbeda,” kata Licht. ”Hanya dengan beberapa gigi, Anda dapat mengidentifikasi spesies yang berbeda di masa lalu, jadi menemukan satu rahang saja sudah banyak sekali informasi,” ujarnya.
Para ilmuwan juga membuat model perubahan geografis di wilayah tersebut untuk melihat bagaimana pergeseran permukaan laut dan lempeng tektonik mungkin mempengaruhi distribusi hewan.
Perubahan Geografis
Mereka menemukan bahwa sebagian dari Timur Tengah dan wilayah di Anatolia timur terendam sampai sekitar 40 juta tahun yang lalu, ketika laut surut, permukaan laut turun, dan daratan terangkat. Perubahan geografis ini membantu menghubungkan benua ke Eropa barat.
”Pasti ada semacam penghalang yang menghalangi hewan untuk mencapai Balkanatolia, dan sekitar 37-40 juta tahun yang lalu, penghalang ini telah hilang,” kata Licht.
Begitu daratan muncul, mamalia Asia bebas menyeberang ke wilayah baru.
”Penyebaran spesies tertentu tidak benar-benar membutuhkan pemicu,” kata Licht. ”Anda hanya perlu menyediakan kondisi lingkungan yang memadai bagi hewan untuk memperluas penyebarannya,” ungkapnya.
Mamalia Asia akhirnya menjadi dominan di Balkanatolia, mengakibatkan kepunahan hewan lokal seperti embrithopod mirip kuda nil.
Itu menjelaskan sejarah aneh fosil di daerah itu dan hilangnya spesies tertentu secara tiba-tiba, kata Licht. Sampai saat ini, tambahnya, tidak ada cukup catatan paleontologi untuk membuat kesimpulan ini.
(dan)