Riset AS Sebut Perlindungan Vaksin Covid-19 Akan Menurun Setelah 6 Bulan

Minggu, 27 Februari 2022 - 10:10 WIB
loading...
Riset AS Sebut Perlindungan Vaksin Covid-19 Akan Menurun Setelah 6 Bulan
Khasiat vaksin Covid-19 disebut menurun setelah 6 bulan. FOTO/ IST
A A A
WASHINGTON - Sebuah riset terbaru yang dirilis di The Lancet Respiratory Medicine oleh Providence, salah satu sistem kesehatan terbesar di Amerika Serikat, menyebut khasiat vaksin Covid-19 akan menurun untuk perlindungan setelah enam bulan.

Riset dilakukan ini memeriksa data dari hampir 50.000 penerimaan rumah sakit antara April dan November 2021, menemukan bahwa vaksin 94% efektif mencegah rawat inap 50-100 hari setelah menerima suntikan tetapi jatuh menjadi 80,4% 200-250 hari kemudian, dengan penurunan yang lebih cepat lagi setelah 250 hari.



Selain memeriksa efektivitas vaksin dari waktu ke waktu, studi Providence juga mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang terkait dengan penurunan efektivitas vaksin.

Faktor risiko utama untuk infeksi "terobosan" yang parah termasuk usia lanjut (80+), penyakit penyerta seperti kanker, transplantasi, penyakit ginjal kronis, hipertensi, atau gagal jantung, jumlah waktu yang telah berlalu sejak divaksinasi, dan jenis penyakit. vaksin yang diterima.

Untuk faktor terakhir, penelitian menemukan bahwa vaksin Moderna menawarkan perlindungan keseluruhan terbaik dari waktu ke waktu, sedangkan vaksin Pfizer-BioNTech menawarkan perlindungan awal yang setara dengan Moderna tetapi menurun lebih cepat dari waktu ke waktu.

Orang yang menerima vaksin Janssen juga memiliki peluang lebih tinggi untuk mengalami infeksi terobosan parah dibandingkan dengan Moderna.

“Data ini membantu kami memahami perbedaan dalam memudarnya perlindungan berdasarkan jenis vaksin. Tidak seperti kebanyakan penelitian lain, data kami membentang lebih dari enam bulan, di mana kami menemukan bukti perlindungan yang berkurang dengan cepat, terutama untuk pasien berusia 80 tahun atau lebih,” kata Amy Compton-Phillips, M.D., kepala petugas klinis Providence, seperti dikutip dari Medical Xpress, Minggu (27/2/2022).

Studi Providence, salah satu yang terbesar dari jenisnya, menunjukkan nilai menghubungkan jaringan peneliti dengan data perawatan kesehatan skala besar untuk membantu sistem kesehatan, lembaga kesehatan masyarakat, pembuat kebijakan, dan pasien dan anggota masyarakat belajar dan bereaks i lebih cepat terhadap keadaan darurat atau tantangan kesehatan endemik.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1799 seconds (0.1#10.140)