Arkeolog Temukan Busur dan Anak Panah Berusia 48.000 Tahun

Senin, 15 Juni 2020 - 16:37 WIB
loading...
Arkeolog Temukan Busur...
Para arkeolog berhasil menemukan banyak alat yang terbuat dari batu, tulang, dan gigi, di Fa-Hien Lena, sebuah gua di jantung hutan di Sri Lanka. Semua alat berburu itu diperkirakan berusia sekitar 48.000 tahun.
A A A
KALUTARA - Perburuan sudah dilakukan manusia sejak purbakala. Saat itu, orang-orang melakukannya untuk mencari makan agar dapat bertahan hidup. Salah satu senjata yang digunakan adalah busur dan anak panah.

Jejak perburuan manusia purba kerap ditemukan di Afrika. Tetapi, penelitian terbaru jauh di dalam hutan di Sri Lanka, berhasil menemukan bukti terbaru dari busur dan anak panah tua di luar Benua Hitam. Baca Juga - Melebihi Harga Motor 600cc, Jangan Harap Kawasaki Ninja ZX-25R Dijual Murah

Para arkeolog berhasil menemukan banyak alat yang terbuat dari batu, tulang, dan gigi, di Fa-Hien Lena, sebuah gua di jantung hutan di Sri Lanka. Semua alat berburu itu diperkirakan berusia sekitar 48.000 tahun. BACA JUGA - Dampak Corona, Gereja Tua Romawi Muncul Kembali dari Dasar Danau

Pada zamannya, busur dan panah merupakan suatu inovasi yang maju dan dapat meningkatkan tingkat kesuksesan dalam berburu. Manusia saat itu bisa berburu mangsa yang lebih besar dari jarak yang cukup jauh.

Pasalnya, jika bertarung dari jarak dekat sangatlah berbahaya. Ada peluang besar pemburu akan dianiaya oleh hewan yang terluka dan marah.

Namun, hingga saat ini asal-usul inovasi busur dan anak panah pertama kali digunakan oleh manusia masih menjadi misteri yang besar.

Saat ini, para arkeolog baru menemukan busur dan anak tertua yang diperkirakan berusia 64.000 tahun di gua Sibudu, Afrika Selatan. Di luar Afrika, senjata serupa juga pernah ditemukan di Jerman, yang berusia sekitar 18.000 tahun.

Busur dan panah merupakan alat mudah rusak. Ini sebabnya para arkeolog tidak menemukan banyak bukti terkait awal kemunculannya. Maka dari itu, penemuan di Sri Lanka merupakan informasi yang penting.

Mengutip dari The Conversation, Senin (15/6/2020), jika dilihat dari jejaknya, senjata yang ditemukan di sana pernah digunakan untuk berburu monyet dan tupai besar. Hal tersebut diketahui dari sisa tulang-belulang hewan yang ditemukan di dekat busur.

Selain itu, di lokasi yang sama, para peneliti juga menemukan manik-manik yang terbuat dari cangkang dan gigi hiu. Warnanya merah terang, kuning, dan perak. Manik-manik yang diperkirakan sudah berusia 45.000 tahun ini dipercaya sebagai barang koleksi pribadi.

Manik-manik juga mirip dengan yang pernah ditemukan di Afrika dan Eurasia. Bukti ini yang membuat para ilmuwan percaya, bahwa manusia purba di sama sudah melakukan perdagangan dengan populasi lain yang tinggal di sepanjang pantai Sri Lanka.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1375 seconds (0.1#10.140)