Dasar Laut Merah Simpan Potensi Tsunami Besar, Mengancam Mesir dan Arab Saudi
loading...
A
A
A
KAIRO - Di dasar Laut Merah ternyata menyimpan kekuatan besar yang berpotensi memicu tsunami , seperti yang pernah terjadi 500 tahun lalu. Tsunami ini bisa menjadi ancaman pesisir pantai di wilayah Mesir dan Arab Saudi .
Para peneliti geosains kelautan dari University of Miami mengungkapkan, kekuatan yang berpotensi memicu tsunami besar berasal dari tanah longsor di dasar Laut Merah. Kondisi ini tercipta akibat tsunami besar 500 tahun lalu sehingga mengubah kontur dasar Laut Merah.
Ini merupakan kekuatan geologis yang dapat membahayakan masyarakat di pantai Mesir dan Arab Saudi. Saat ini, bongkahan tanah itu masih bergerak tertatih-tatih di kedalaman 900 meter, dan jika tergelincir, bisa memicu tsunami kedua dua kali lebih besar dari pendahulunya yang terjadi 500 tahun lalu.
"Hanya sedikit guncangan di tempat yang salah dan seluruh dinding bisa runtuh, menyebabkan tsunami yang jauh lebih besar daripada yang terjadi 500 tahun lalu," jelas Sam Purkis dikutip SINDOnews dari laman Sciencealert, Senin (28/2/2022).
Laut Merah adalah celah maritim, yang menyebar terpisah akibat aktivitas dua lempeng tektonik yang secara bertahap bergeser. Karakteristik ini membuat wilayah tersebut sangat rentan terhadap gempa bumi, tetapi penemuan tanah longsor bawah laut menunjukkan ada kekuatan pemicu tsunami lain.
Jika tanah longsor itu runtuh, maka gelombang tsunami dapat dengan cepat bergerak ke pantai. Di Selat Tiran, misalnya, para penulis mengatakan tsunami setinggi 20 meter dapat mengancam garis pantai yang berpenduduk padat di wilayah Mesir dan Arab Saudi.
Potensi longsor bawah laut ini ditemukan dalam ekspedisi yang dibiayai perusahaan pengembang yang hendak membangun di sekitar garis pantai Arab Saudi. Ketika para ilmuwan mengamati dasar laut di kedalaman 900 di Selat Tiran dengan kapal selam menemukan potensi dasar laut.
Di sana, berdiri jurang menganga selebar tiga meter dan tinggi delapan meter (berukuran 10 kali 26 kaki). Para ilmuwan mengatakan struktur kerusakan ini akibat longsor bawah laut yang memicu gelombang setinggi 10 meter di garis pantai Mesir kira-kira 500 tahun. Meski tergelincir hanya 30 meter (100 kaki), tanah longsor yang terjadi 500 tahun lalu menyebabkan gelombang kuat menghantam pantai hanya dalam hitungan menit.
Jika, suatu saat di masa depan, tanah ini tergelincir 50 meter lebih, dari pemodelan tsunami dampak pertama akan dirasakan oleh kota resor Mesir Sharm El Sheikh, yang terletak sedikit ke barat daya. Dalam satu menit tiga puluh detik, ombak yang menerjang pantai di sini bisa mencapai setinggi 21 meter.
Jika daratan tergelincir lebih jauh 100 meter, ombak yang menghantam Sharm bisa mencapai ketinggian 35 meter. Sedikit lebih jauh ke utara, di Mousa Bay, ombak sebenarnya bisa mencapai 45 meter, mencapai pantai dalam waktu kurang dari tiga menit.
Beberapa menit setelah itu, garis pantai Saudi di sisi lain selat akan terkena dampak, meskipun dengan gelombang yang sedikit lebih kecil. Dalam skenario terburuk, para peneliti berpikir gelombang bisa mencapai 15 meter.
"Yang mencolok dalam semua simulasi adalah bagaimana batimetri Selat membatasi dan mengarahkan tsunami. Perairan yang luas dan dalam di utara memungkinkan muka gelombang bergerak tanpa hambatan ke Teluk Aqaba. Di selatan, Selat sempit dan dangkal membatasi masuknya gelombang ke Laut Merah," kata para ilmuwan University of Miami.
Lereng bawah laut lepas pantai Sharm, misalnya, sangat curam. Jika ini juga meluncur lebih jauh ke dalam, dapat memicu riak gelombang yang dengan mudah mencapai pantai Arab Saudi. Jadi kemampuan memprediksi kapan tsunami terjadi sangat penting untuk menyelamatkan nyawa dan infrastruktur.
Para peneliti geosains kelautan dari University of Miami mengungkapkan, kekuatan yang berpotensi memicu tsunami besar berasal dari tanah longsor di dasar Laut Merah. Kondisi ini tercipta akibat tsunami besar 500 tahun lalu sehingga mengubah kontur dasar Laut Merah.
Ini merupakan kekuatan geologis yang dapat membahayakan masyarakat di pantai Mesir dan Arab Saudi. Saat ini, bongkahan tanah itu masih bergerak tertatih-tatih di kedalaman 900 meter, dan jika tergelincir, bisa memicu tsunami kedua dua kali lebih besar dari pendahulunya yang terjadi 500 tahun lalu.
"Hanya sedikit guncangan di tempat yang salah dan seluruh dinding bisa runtuh, menyebabkan tsunami yang jauh lebih besar daripada yang terjadi 500 tahun lalu," jelas Sam Purkis dikutip SINDOnews dari laman Sciencealert, Senin (28/2/2022).
Laut Merah adalah celah maritim, yang menyebar terpisah akibat aktivitas dua lempeng tektonik yang secara bertahap bergeser. Karakteristik ini membuat wilayah tersebut sangat rentan terhadap gempa bumi, tetapi penemuan tanah longsor bawah laut menunjukkan ada kekuatan pemicu tsunami lain.
Jika tanah longsor itu runtuh, maka gelombang tsunami dapat dengan cepat bergerak ke pantai. Di Selat Tiran, misalnya, para penulis mengatakan tsunami setinggi 20 meter dapat mengancam garis pantai yang berpenduduk padat di wilayah Mesir dan Arab Saudi.
Potensi longsor bawah laut ini ditemukan dalam ekspedisi yang dibiayai perusahaan pengembang yang hendak membangun di sekitar garis pantai Arab Saudi. Ketika para ilmuwan mengamati dasar laut di kedalaman 900 di Selat Tiran dengan kapal selam menemukan potensi dasar laut.
Di sana, berdiri jurang menganga selebar tiga meter dan tinggi delapan meter (berukuran 10 kali 26 kaki). Para ilmuwan mengatakan struktur kerusakan ini akibat longsor bawah laut yang memicu gelombang setinggi 10 meter di garis pantai Mesir kira-kira 500 tahun. Meski tergelincir hanya 30 meter (100 kaki), tanah longsor yang terjadi 500 tahun lalu menyebabkan gelombang kuat menghantam pantai hanya dalam hitungan menit.
Jika, suatu saat di masa depan, tanah ini tergelincir 50 meter lebih, dari pemodelan tsunami dampak pertama akan dirasakan oleh kota resor Mesir Sharm El Sheikh, yang terletak sedikit ke barat daya. Dalam satu menit tiga puluh detik, ombak yang menerjang pantai di sini bisa mencapai setinggi 21 meter.
Jika daratan tergelincir lebih jauh 100 meter, ombak yang menghantam Sharm bisa mencapai ketinggian 35 meter. Sedikit lebih jauh ke utara, di Mousa Bay, ombak sebenarnya bisa mencapai 45 meter, mencapai pantai dalam waktu kurang dari tiga menit.
Baca Juga
Beberapa menit setelah itu, garis pantai Saudi di sisi lain selat akan terkena dampak, meskipun dengan gelombang yang sedikit lebih kecil. Dalam skenario terburuk, para peneliti berpikir gelombang bisa mencapai 15 meter.
"Yang mencolok dalam semua simulasi adalah bagaimana batimetri Selat membatasi dan mengarahkan tsunami. Perairan yang luas dan dalam di utara memungkinkan muka gelombang bergerak tanpa hambatan ke Teluk Aqaba. Di selatan, Selat sempit dan dangkal membatasi masuknya gelombang ke Laut Merah," kata para ilmuwan University of Miami.
Lereng bawah laut lepas pantai Sharm, misalnya, sangat curam. Jika ini juga meluncur lebih jauh ke dalam, dapat memicu riak gelombang yang dengan mudah mencapai pantai Arab Saudi. Jadi kemampuan memprediksi kapan tsunami terjadi sangat penting untuk menyelamatkan nyawa dan infrastruktur.
(wib)