Eksodus Warga Ukraina Berpotensi Membuat Penyebaran Covid-19 Tak Terkendali
loading...
A
A
A
UKRAINA - Konflik Rusia-Ukraina yang masih berlangsung hingga sekarang menimbulkan masalah baru dalam hal penanganan Covid-19.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa terjadi peningkatan kasus Covid-19 yang signifikan dan tak terkendali di Ukraina.
”Tingkat pengujian yang rendah memungkinkan terjadinya lonjakan kasus yang tak terkendali di Ukraina. Lonjakan kasus ini terjadi selama konflik Rusia-Ukraina,” kata Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dilaporkan Fox News, Sabtu (5/3).
Terlebih, data WHO menunjukkan bahwa cakupan vaksinasi di Ukraina juga masih minim. Ini semakin memperjelas adanya kedaruratan Covid-19 di negara tersebut.
WHO pun mengkhawatirkan terjadinya lonjakan kasus di beberapa negara akibat perpindahan secara besar-besaran masyarakat Ukraina yang mencari perlindungan ke negara lain. Menurut WHO, itu memberi tekanan pada sistem kesehatan negara tetangga.
”Karena tekanan yang terjadi akibat konflik, warga sipil akan mencari perlindungan ke negara tetangga dan ini memungkinkan masalah kesehatan berpindah ke negara lain,” jelas dr. Michael Ryan, direktur eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO.
Karena hal tersebut, dr Ryan cukup yakin bahwa dalam waktu dekat ini akan terjadi peningkatan kasus Covid-19 di negara-negara tersebut.
Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 1 juta orang telah meninggalkan Ukraina hanya dalam waktu tujuh hari.
”Saya telah bekerja dalam keadaan darurat pengungsi selama hampir 40 tahun, dan jarang saya melihat eksodus secepat ini,” katanya.
Di lain sisi, WHO juga memberi perhatian tak hanya pada Covid-19 melainkan masalah kesehatan lainnya. Misalnya saja kesehatan anak-anak yang tidak maksimal.
Dari beberapa gambar yang beredar di media, terlihat banyak anak-anak mendapat perawatan medis di ruang bawah tanah rumah sakit Kyiv untuk menghindari peluru.
Keterbatasan penanganan medis tersebut bisa menimbulkan masalah baru.
Bahkan dilaporkan juga bahwa banyak akses yang tidak bisa dijangkau untuk penyetokan tabung oksigen. Ini bisa mengancam nyawa. ”Kondisi seperti ini membahayakan ribuan nyawa,” kata para dokter dalam pernyataan resminya.
”Kalau soal oksigen, Anda membutuhkan oksigen sesegera mungkin, tidak bisa orang yang sedang membutuhkan harus masuk dalam daftar antrean. Ini sangat membahayakan,” tambah dr Ryan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa terjadi peningkatan kasus Covid-19 yang signifikan dan tak terkendali di Ukraina.
”Tingkat pengujian yang rendah memungkinkan terjadinya lonjakan kasus yang tak terkendali di Ukraina. Lonjakan kasus ini terjadi selama konflik Rusia-Ukraina,” kata Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dilaporkan Fox News, Sabtu (5/3).
Terlebih, data WHO menunjukkan bahwa cakupan vaksinasi di Ukraina juga masih minim. Ini semakin memperjelas adanya kedaruratan Covid-19 di negara tersebut.
WHO pun mengkhawatirkan terjadinya lonjakan kasus di beberapa negara akibat perpindahan secara besar-besaran masyarakat Ukraina yang mencari perlindungan ke negara lain. Menurut WHO, itu memberi tekanan pada sistem kesehatan negara tetangga.
”Karena tekanan yang terjadi akibat konflik, warga sipil akan mencari perlindungan ke negara tetangga dan ini memungkinkan masalah kesehatan berpindah ke negara lain,” jelas dr. Michael Ryan, direktur eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO.
Karena hal tersebut, dr Ryan cukup yakin bahwa dalam waktu dekat ini akan terjadi peningkatan kasus Covid-19 di negara-negara tersebut.
Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 1 juta orang telah meninggalkan Ukraina hanya dalam waktu tujuh hari.
”Saya telah bekerja dalam keadaan darurat pengungsi selama hampir 40 tahun, dan jarang saya melihat eksodus secepat ini,” katanya.
Di lain sisi, WHO juga memberi perhatian tak hanya pada Covid-19 melainkan masalah kesehatan lainnya. Misalnya saja kesehatan anak-anak yang tidak maksimal.
Dari beberapa gambar yang beredar di media, terlihat banyak anak-anak mendapat perawatan medis di ruang bawah tanah rumah sakit Kyiv untuk menghindari peluru.
Keterbatasan penanganan medis tersebut bisa menimbulkan masalah baru.
Bahkan dilaporkan juga bahwa banyak akses yang tidak bisa dijangkau untuk penyetokan tabung oksigen. Ini bisa mengancam nyawa. ”Kondisi seperti ini membahayakan ribuan nyawa,” kata para dokter dalam pernyataan resminya.
”Kalau soal oksigen, Anda membutuhkan oksigen sesegera mungkin, tidak bisa orang yang sedang membutuhkan harus masuk dalam daftar antrean. Ini sangat membahayakan,” tambah dr Ryan.
(dan)