WHO Sebut Laboratorium Biologis AS di Ukraina Mengandung Patogen Berbahaya

Minggu, 13 Maret 2022 - 00:05 WIB
loading...
WHO Sebut Laboratorium...
WHO Sebut Laboratorium Biologis AS di Ukraina Mengandung Patogen Berbahaya. FOTO/ IST
A A A
GENEWA - Tudingan China terkait kepemilikan laboratorium senjata biologis Amerika Serikat di Ukraina bukanlah kabar hisapan jempol semata.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan Ukraina untuk menghancurkan patogen tingkat tinggi yang disimpan di laboratorium kesehatan masyarakat negara itu.



Menurut Reuters, langkah itu bertujuan untuk menghindari 'risiko kebocoran' yang dapat menyebabkan penyebaran penyakit.

Sejumlah pakar keamanan hayati sebelumnya telah memperingatkan, serangan militer Rusia terhadap beberapa pusat fasilitas kesehatan bisa meningkatkan risiko bocornya patogen penyebab penyakit.

Ukraina dilaporkan memiliki laboratorium kesehatan masyarakat yang melakukan penelitian untuk mengatasi ancaman penyakit berbahaya bagi manusia dan hewan, serta Covid-19.

Sementara itu, WHO menginformasikan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan laboratorium kesehatan masyarakat Ukraina selama beberapa tahun terakhir.

Sementara itu, pihak berwenang Ukraina belum menanggapi permintaan WHO tersebut.

China meminta Washington untuk merilis "informasi rinci sesegera mungkin" atas tuduhan tersebut.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan, berdasarkan data yang dirilis oleh Amerika Serikat sendiri, negara tersebut memiliki 26 laboratorium biologi dan fasilitas terkait lainnya di Ukraina.

“Tentu saja, itu menarik banyak perhatian ke laboratorium,''

''Semua virus berbahaya di Ukraina disimpan di laboratorium dan semua kegiatan penelitian dipimpin oleh pejabat AS. "Informasi apa pun tidak dapat diungkapkan tanpa izin AS," katanya dalam konferensi pers di Beijing seperti dilansir dari scmp.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1438 seconds (0.1#10.140)