Cegah Kepunahan, Ilmuwan Berhasil Pecahkan Kode DNA Kijang Arab

Rabu, 16 Maret 2022 - 10:46 WIB
loading...
Cegah Kepunahan, Ilmuwan Berhasil Pecahkan Kode DNA Kijang Arab
Kijang Arab sudah terancam punah sejak tahun 1972. Foto/IST
A A A
JAKARTA - Tim peneliti internasional yang dipimpin oleh University of Sydney telah berhasil memecahkan kode DNA kijang Arab . Capaian itu menjadi istimewa karena merupakan yang pertama di dunia.

Pemecahan kode DNA kijang Arab itu sangat berguna untuk memastikan kelangsungan hidup spesies yang sudah sangat langka itu. Diketahui kijang Arab punah di alam liar pada tahun 1972 karena perburuan dan perburuan.

Sebagian yang berhasil diselamatkan saat ini berada di pusat-pusat penangkaran yang ada di Uni Emirat Arab dan juga koleksi pribadi orang-orang kaya di Arab Saudi.

Keberadaan kijang Arab aslinya sangat istimewa buat masyarakat Timur Tengah. Binatang itu bahkan menjadi ikon Arab Saudi. Hal itu terjadi karena keunikan yang dimiliki oleh kijang Arab seperti bentuk tubuh yang berbeda dari kijang-kijang lain serta ketahanan fisik yang sangat tinggi.



Cegah Kepunahan, Ilmuwan Berhasil Pecahkan Kode DNA Kijang Arab


Perbedaan itu yang membuat kijang Arab mampu bertahan di lokasi yang sangat ekstrem seperti di gurun pasir yang sangat panas. Kijang Arab juga unik karena mampu berjalan 75 kilometer untuk mencari makanan. Mereka juga punya insting yang kuat mengenai turunnya hujan.

"Ini mengapa kami bekerja keras untuk memastikan agar kijang Arab akan selamat hingga tahun0tahun ke depan. Kehadiran mereka merupakan salah satu cara untuk terus menghidupkan budaya Timur Tengah," ujar Jaime Gongora dari Univesity of Sydney.

Untuk memecahkan kode DNA itu Jaime Gongora dan rekan-rekannya mengumpulkan dan menguji sampel genetik dari 138 kijang Arab di Suaka Margasatwa Al Wusta. Selain itu mereka juga menggunakan 36 sampel historis dari Kebun Binatang Phoenix.

Dari seluruh sampel itu mereka kemudian mempelajari DNA mitokondria yang diturunkan secara maternal dan polimorfisme nukleotida tunggal yang diwariskan secara biparental. Hal itu merupakan variasi genetik yang digunakan untuk mengidentifikasi spesies.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2861 seconds (0.1#10.140)