Ini Senjata Biologis Buatan China yang Dicurigai Intelijen AS
loading...
A
A
A
Pada tahun 1999, Departemen Pertahanan AS menilai China memiliki senjata biologis yang berbahaya. Senjata itu melengkapi teknologi perang China yang meliputi rudal balistik, rudal jelajah, berbagai pesawat tempur, pembom, helikopter, artileri, roket, mortir, dan penyemprot.
Dalam laporan tahun 2001, AS menambahkan bahwa China memiliki infrastruktur bioteknologi canggih serta kemampuan produksi amunisi yang diperlukan. China juga dikatakan telah meneliti agen snjata biologis potensial, seperti agen penyebab tularemia, demam Q, wabah, antraks, ensefalitis kuda, dan psittacosis.
Ada juga kemungkinan bahwa China telah mempersenjatai risin, racun botulinum, dan agen penyebab antraks, kolera, wabah, dan tularemia. Virus yang sangat ganas seperti SARS, influenza H5N1, ensefalitis Jepang, dan demam berdarah telah dipelajari di Institut Virologi Wuhan.
China juga diketahui telah mengembangkan senjata biologis aerosol dan sudah dilakukan eksperimen skala laboratorium. Li Yimin, seorang spesialis senjata biologis China, telah memuji aerosol agen BW karena efektivitasnya di area yang sangat luas juga.
Sebuah studi tahun 2015 telah menemukan, ada sekitar 12 fasilitas yang berafiliasi dengan lembaga pertahanan pemerintah dan 30 fasilitas yang berafiliasi dengan PLA untuk terlibat dalam penelitian, pengembangan, produksi, pengujian, atau penyimpanan senjata biologis.
Meskipun menilai kemampuan militer China terkenal sulit karena tingkat kerahasiaan yanng tinggi, namun kombinasi catatan sejarah, penilaian, dan studi soal laboratorium yang mereka miliki akan memberikan pandangan lain adanya senjata biologis di balik Tembok Besar China.
Dalam laporan tahun 2001, AS menambahkan bahwa China memiliki infrastruktur bioteknologi canggih serta kemampuan produksi amunisi yang diperlukan. China juga dikatakan telah meneliti agen snjata biologis potensial, seperti agen penyebab tularemia, demam Q, wabah, antraks, ensefalitis kuda, dan psittacosis.
Ada juga kemungkinan bahwa China telah mempersenjatai risin, racun botulinum, dan agen penyebab antraks, kolera, wabah, dan tularemia. Virus yang sangat ganas seperti SARS, influenza H5N1, ensefalitis Jepang, dan demam berdarah telah dipelajari di Institut Virologi Wuhan.
China juga diketahui telah mengembangkan senjata biologis aerosol dan sudah dilakukan eksperimen skala laboratorium. Li Yimin, seorang spesialis senjata biologis China, telah memuji aerosol agen BW karena efektivitasnya di area yang sangat luas juga.
Sebuah studi tahun 2015 telah menemukan, ada sekitar 12 fasilitas yang berafiliasi dengan lembaga pertahanan pemerintah dan 30 fasilitas yang berafiliasi dengan PLA untuk terlibat dalam penelitian, pengembangan, produksi, pengujian, atau penyimpanan senjata biologis.
Meskipun menilai kemampuan militer China terkenal sulit karena tingkat kerahasiaan yanng tinggi, namun kombinasi catatan sejarah, penilaian, dan studi soal laboratorium yang mereka miliki akan memberikan pandangan lain adanya senjata biologis di balik Tembok Besar China.
(ysw)