4 Buaya AS yang Terancam Punah Lahir di Peru
loading...
A
A
A
LIMA - Kebun Binatang Lima, Peru , mengumumkan kelahiran empat buaya Amerika Serikat (AS) di penangkaran, Kamis (17/3/2022). Empat buaya dari spesies yang terancam punah, lahir setelah inkubasi buatan yang sukses.
Tukik buaya lahir pada pertengahan Januari setelah 78 hari inkubasi dari telur sepasang buaya dewasa yang hidup di Huachipa Zoological Park, sebelah timur Lima. Tukik hidup dalam tangki ikan khusus, berukuran 26 sentimeter dan berat masing-masing antara 70 dan 90 gram.
"Kami sekarang telah menunjukkan anak-anak buaya yang baru lahir 45 hari yang lalu di kebun binatang ini. Setiap kelahiran spesies yang terancam dan (dalam) bahaya kepunahan harus dianggap sebagai pencapaian," kata Jose Flores, kepala area reptil kebun binatang, kepada AFP dikutip SINDOnews dari laman france24.
Tukik buaya memiliki warna hijau zaitun tradisional dari spesies dan mata yang menonjol. Mereka memakan potongan-potongan kecil ayam dan ikan. Di Peru, mereka dikenal sebagai "buaya Tumbes" karena habitat aslinya adalah hutan bakau Tumbes, di perbatasan dengan Ekuador.
Reptil kecil milik spesies Crocodylus Acutus dan merupakan satu-satunya yang selamat dari 25 telur yang ditetaskan induknya. “Spesies ini di Peru terancam punah terutama karena rusaknya habitat aslinya,” jelas Flores.
Dengan berat 195 kilogram, buaya jantan memiliki panjang 5 meter, sedangkan buaya betina memiliki panjang 2,5 meter dan berat 85 kilogram. Kedua induk buaya berdua berusia 20 tahun.
Spesies ini ditemukan di Amerika Serikat bagian selatan, Meksiko dan Venezuela, tetapi di negara-negara seperti Peru dan Ekuador, spesies ini terancam punah. Perburuan tanpa henti untuk kulit mereka mengurangi jumlah secara dramatis di tahun 1960-an. Sekarang ada pembatasan yang mengatur perdagangan buaya dan kulitnya.
Tukik buaya lahir pada pertengahan Januari setelah 78 hari inkubasi dari telur sepasang buaya dewasa yang hidup di Huachipa Zoological Park, sebelah timur Lima. Tukik hidup dalam tangki ikan khusus, berukuran 26 sentimeter dan berat masing-masing antara 70 dan 90 gram.
"Kami sekarang telah menunjukkan anak-anak buaya yang baru lahir 45 hari yang lalu di kebun binatang ini. Setiap kelahiran spesies yang terancam dan (dalam) bahaya kepunahan harus dianggap sebagai pencapaian," kata Jose Flores, kepala area reptil kebun binatang, kepada AFP dikutip SINDOnews dari laman france24.
Tukik buaya memiliki warna hijau zaitun tradisional dari spesies dan mata yang menonjol. Mereka memakan potongan-potongan kecil ayam dan ikan. Di Peru, mereka dikenal sebagai "buaya Tumbes" karena habitat aslinya adalah hutan bakau Tumbes, di perbatasan dengan Ekuador.
Reptil kecil milik spesies Crocodylus Acutus dan merupakan satu-satunya yang selamat dari 25 telur yang ditetaskan induknya. “Spesies ini di Peru terancam punah terutama karena rusaknya habitat aslinya,” jelas Flores.
Dengan berat 195 kilogram, buaya jantan memiliki panjang 5 meter, sedangkan buaya betina memiliki panjang 2,5 meter dan berat 85 kilogram. Kedua induk buaya berdua berusia 20 tahun.
Spesies ini ditemukan di Amerika Serikat bagian selatan, Meksiko dan Venezuela, tetapi di negara-negara seperti Peru dan Ekuador, spesies ini terancam punah. Perburuan tanpa henti untuk kulit mereka mengurangi jumlah secara dramatis di tahun 1960-an. Sekarang ada pembatasan yang mengatur perdagangan buaya dan kulitnya.
(wib)