Ini 4 Spesies Ular King Kobra yang Mematikan

Selasa, 22 Maret 2022 - 22:01 WIB
loading...
Ini 4 Spesies Ular King...
King Kobra (Ophiophagus hannah) dikenal sebagai ular berbisa terbesar di dunia dan dapat tumbuh mencapai panjang hampir 4 meter. Foto/Pixabay
A A A
JAKARTA - King Kobra (Ophiophagus hannah) dikenal sebagai ular berbisa terbesar di dunia dan dapat tumbuh mencapai panjang hampir 4 meter. Ular yang memiliki racun mematikan ini, mendiami kerajaan yang cukup besar di daerah tropis Asia, membentang dari Indonesia hingga India.

Dari penelitian terbaru mengungkapkan bahwa habitat yang terbentang luas dari Asia Tenggara sampai Asia Selatan ini dikenal ada 4 spesies King Kobra yang berbeda. Berbeda dengan pengetahuan sebelumnya yang menyebutkan hanya ada satu spesies ular King Kobra.

Empat spesies yang ditemukan dan diusulkan (belum diberi nama resmi) adalah garis keturunan Ghats Barat di India barat daya, garis keturunan Indo-Cina di Indonesia dan Cina barat, garis keturunan Indo-Melayu yang mencakup India dan Malaysia, dan garis keturunan Pulau Luzon, ditemukan di Filipina.

"Keberadaan beberapa spesies ular king kobra ini mengejutkan, karena mereka terlihat mirip, berbagi habitat yang sama, dan menunjukkan perilaku yang serupa," kata Kartik Shanker, ahli ekologi evolusi di Indian Institute of Science di Bangalore, kepada Telegraf India dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Selasa (22/3/2022).



Terlepas dari kesamaan mereka, ular King Kobra yang ditemukan dalam jangkauan geografis yang luas ini memiliki beberapa perbedaan fisik. Misalnya, ular kobra dewasa di Thailand memiliki sekitar 70 tanda cincin berwarna putih terang di tubuhnya, sedangkan kobra di Filipina hanya memiliki beberapa cincin kusam.

Ular juga menunjukkan perbedaan regional dalam perilaku mereka. King kobra adalah satu-satunya spesies ular yang mengumpulkan bahan dan membangun sarang untuk telurnya. Namun, telur di sarang itu mungkin diperlakukan berbeda, bergantung pada wilayahnya.

Di beberapa daerah, induknya merayap setelah bertelur, sementara di tempat lain, ular King Korba mungkin mengerami dengan cara yang sama seperti burung. Tapi bukan hanya perbedaan fisik dan perilaku yang memisahkan keempat garis keturunan ular King Kobra ini.



Akhirnya, tim peneliti mampu mengumpulkan materi genetik yang cukup untuk menganalisis DNA dari 62 spesimen ular King Kobra yang ditemukan di seluruh rentang varian populasi. Para peneliti mengumpulkan sisik dari ular hidup dan mengumpulkan jaringan otot dari ular mati yang ditemukan sebagai roadkill.

Para ilmuwan bahkan menemukan DNA dari spesimen museum yang sudah lama mati. Awalnya, para penelitian melihat gen mitokondria, yang diturunkan dari ibu ke anak, dan mereka mengidentifikasi empat garis keturunan yang berbeda.

Mereka kemudian melihat perbedaan dalam DNA nuklir – DNA yang terkandung dalam setiap inti sel – antara empat garis keturunan itu. Para peneliti menemukan bahwa keempat garis keturunan bukanlah varian regional dari satu spesies, tetapi secara genetik terpisah satu sama lain.

"Tumpang tindih keragaman genetik dengan wilayah geografis yang terpisah menunjukkan bahwa spesies tersebut telah berevolusi secara terpisah tanpa aliran gen di antara mereka. Temuan ini memiliki implikasi untuk konservasi spesies ini," kata Shankar kepada Telegraph India.

King cobra saat ini terdaftar sebagai spesies yang "rentan" oleh Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN). Namun, membagi kelompok menjadi beberapa spesies kemungkinan akan memaksa pemeriksaan ulang status ini. Penelitian ini dipublikasikan September 2021 dalam jurnal Molecular Phylogenetics and Evolution.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1637 seconds (0.1#10.140)