Ilmuwan Temukan Fakta Mengejutkan Soal Asteroid Ryugu
loading...
A
A
A
TOKYO - Setelah meneliti sampel yang dibawa pesawat ruang angkasa Jepang pada 2018 silam, ilmuwan berhasil mengungkap misteri dari asteroid Ryugu . Berdasarkan penelitian sampel tersebut, diketahui kalau Ryugu ternyata bukan asteroid tetapi merupakan objek Comet Asteroid Transition (CAT).
Dikutip dari Science Alert, Mingu (27/3/2022), ilmuwan Jepang yang memeriksa sampel tersebut memastikan kalau Ryugu bukan asteroid.
Penelitian tersebut sudah diterbitkan dalam The Astronomical Journal Letters berjudul "The Asteroid 162173 Ryugu: a Cometary Origin." Penulis utama adalah Associate Professor Hitoshi Miura dari Nagoya City University.
Dalam makalahnya, penulis mengatakan bahwa Ryugu mungkin bukan hanya sisa-sisa komet, tetapi asteroid tumpukan puing bekas komet. Para astronom menyebut objek tersebut sebagai CAT.
Komet terbentuk di tempat yang jauh dari Tata Surya. Tidak seperti asteroid, yang semuanya adalah batuan, komet bersifat es dan mengandung batuan dan volatil beku. Zat yang mudah menguap sebagian besar adalah es air, tetapi komet juga mengandung karbon dioksida beku, amonia, metana, dan karbon monoksida.
"Sublimasi es menyebabkan inti komet kehilangan massa dan menyusut, yang meningkatkan kecepatan rotasi," kata penulis utama Miura dalam siaran pers. Menurut Miura, hipotesis kepunahan komet juga dapat menjelaskan tingginya kandungan bahan organik pada Ryugu .
Molekul organik yang terdeteksi termasuk CO, CO2, metanol, karbonil sulfida, formaldehida, asam format, metana, dan sianat. "Komponen es komet diperkirakan mengandung bahan organik yang dihasilkan di media antarbintang," katanya.
Tim peneliti menguji hipotesis mereka dengan simulasi numerik. Mereka menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan Ryugu untuk kehilangan semua volatilnya dan menjadi sisa bebatuan.
Studi ini berfokus pada asteroid dengan tiga karakteristik yakni, bentuk puncak yang berputar, komposisi/morfologi tumpukan puing, dan konsentrasi organik yang tinggi. Hasilnya menunjukkan bahwa Ryugu dan asteroid sejenis adalah objek transisi komet-asteroid (CAT).
"CAT adalah objek kecil yang dulunya merupakan komet aktif tetapi telah punah dan tampaknya tidak dapat dibedakan dari asteroid," jelas Miura. Karena kesamaan Ryugu dengan komet dan asteroid, CAT dapat memberikan wawasan baru ilmuwan tentang tata surya.
Selain penelitian terhadap asteroid Ryugu , Pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx NASA juga sedang mengambil sampel asteroid Bennu.
Asteroid Bennu sangat mirip dengan Ryugu, dan penjelajah NASA akan mengirim sampelnya ke Bumi pada tahun 2023. Analisis sampel ini akan memastikan apakah Ryugu dan Bennu adalah asteroid atau CAT.
Dikutip dari Science Alert, Mingu (27/3/2022), ilmuwan Jepang yang memeriksa sampel tersebut memastikan kalau Ryugu bukan asteroid.
Penelitian tersebut sudah diterbitkan dalam The Astronomical Journal Letters berjudul "The Asteroid 162173 Ryugu: a Cometary Origin." Penulis utama adalah Associate Professor Hitoshi Miura dari Nagoya City University.
Dalam makalahnya, penulis mengatakan bahwa Ryugu mungkin bukan hanya sisa-sisa komet, tetapi asteroid tumpukan puing bekas komet. Para astronom menyebut objek tersebut sebagai CAT.
Komet terbentuk di tempat yang jauh dari Tata Surya. Tidak seperti asteroid, yang semuanya adalah batuan, komet bersifat es dan mengandung batuan dan volatil beku. Zat yang mudah menguap sebagian besar adalah es air, tetapi komet juga mengandung karbon dioksida beku, amonia, metana, dan karbon monoksida.
"Sublimasi es menyebabkan inti komet kehilangan massa dan menyusut, yang meningkatkan kecepatan rotasi," kata penulis utama Miura dalam siaran pers. Menurut Miura, hipotesis kepunahan komet juga dapat menjelaskan tingginya kandungan bahan organik pada Ryugu .
Molekul organik yang terdeteksi termasuk CO, CO2, metanol, karbonil sulfida, formaldehida, asam format, metana, dan sianat. "Komponen es komet diperkirakan mengandung bahan organik yang dihasilkan di media antarbintang," katanya.
Tim peneliti menguji hipotesis mereka dengan simulasi numerik. Mereka menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan Ryugu untuk kehilangan semua volatilnya dan menjadi sisa bebatuan.
Studi ini berfokus pada asteroid dengan tiga karakteristik yakni, bentuk puncak yang berputar, komposisi/morfologi tumpukan puing, dan konsentrasi organik yang tinggi. Hasilnya menunjukkan bahwa Ryugu dan asteroid sejenis adalah objek transisi komet-asteroid (CAT).
"CAT adalah objek kecil yang dulunya merupakan komet aktif tetapi telah punah dan tampaknya tidak dapat dibedakan dari asteroid," jelas Miura. Karena kesamaan Ryugu dengan komet dan asteroid, CAT dapat memberikan wawasan baru ilmuwan tentang tata surya.
Selain penelitian terhadap asteroid Ryugu , Pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx NASA juga sedang mengambil sampel asteroid Bennu.
Asteroid Bennu sangat mirip dengan Ryugu, dan penjelajah NASA akan mengirim sampelnya ke Bumi pada tahun 2023. Analisis sampel ini akan memastikan apakah Ryugu dan Bennu adalah asteroid atau CAT.
(ysw)