Kontroversi Penggunaan AI untuk Pengenal Wajah Tentara yang Tewas di Medan Perang
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Ukraina dilaporkan menggunakan pengenalan wajah untuk mengirim foto tentara Rusia yang meninggal di medan perang ke ibunya. Penggunaan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) untuk pengenalan wajah saat perang menjadi kontroversi karena akan menyebabkan trauma bagi ibu dan keluarga tentara yang meninggal.
Sebuah laporan baru oleh Washington Post menemukan bahwa tentara Ukraina mengirim foto tentara Rusia yang mati kepada ibunya menggunakan perangkat lunak pengenalan wajah yang dibuat oleh Clearview AI. Perangkat lunaknya bekerja sangat bagus, karena mampu mengidentifikasi seseorang yang mengalami luka parah di wajah atau kepalanya.
“Teknologi perusahaan dapat mengerjakan foto dari berbagai sudut, dalam kegelapan, dengan dan tanpa kacamata dan rambut wajah, foto hanya sebagian wajah, karena teknologi kecerdasan buatan yang canggih. Ini juga telah terbukti berhasil di lapangan ketika mengidentifikasi mayat, bahkan beberapa dengan kondisi wajah rusak," kata CEO Clearview Hoan Ton-That kepada Futurism dikutip SINDOnews, Minggu (17/4/2022).
Namun, penggunaan teknologi ini di saat perang menjadi kontroversi karena menimbulkan trauma bagi keluarga dan ibu dari tentara yang gugur di medan perang. Seorang pakar pengawasan London mengatakan kepada Washington Post sulit membayangkan bagaimana mereka akan bereaksi terhadap foto berdarah anaknya yang sudah meninggal.
Beberapa pengguna media sosial menganggap itu adalah ide yang mengerikan dan menentang penggunaan AI. “Ini pada dasarnya terasa berdosa bagi saya. Ibarat Achilles menyeret Hector ke depan kota Priam,” kata seorang influencer Twitter anonim dengan 30.000 pengikut tentang berita tersebut.
Beberapa menyarankan penggunaan teknologi ini untuk tujuan yang lebih manusiawi. Misalnya, untuk memberikan semacam laporan mingguan terhadap korban tak dikenal yang hilang kepada keluarga yang kesulitan mencarinya. Sebab, perangkat Clear AI cukup kuat, sehingga dapat memberikan layanan kepada masyarakat yang bahkan tidak yakin apakah orang yang mereka cintai masih hidup.
Sebuah laporan baru oleh Washington Post menemukan bahwa tentara Ukraina mengirim foto tentara Rusia yang mati kepada ibunya menggunakan perangkat lunak pengenalan wajah yang dibuat oleh Clearview AI. Perangkat lunaknya bekerja sangat bagus, karena mampu mengidentifikasi seseorang yang mengalami luka parah di wajah atau kepalanya.
“Teknologi perusahaan dapat mengerjakan foto dari berbagai sudut, dalam kegelapan, dengan dan tanpa kacamata dan rambut wajah, foto hanya sebagian wajah, karena teknologi kecerdasan buatan yang canggih. Ini juga telah terbukti berhasil di lapangan ketika mengidentifikasi mayat, bahkan beberapa dengan kondisi wajah rusak," kata CEO Clearview Hoan Ton-That kepada Futurism dikutip SINDOnews, Minggu (17/4/2022).
Namun, penggunaan teknologi ini di saat perang menjadi kontroversi karena menimbulkan trauma bagi keluarga dan ibu dari tentara yang gugur di medan perang. Seorang pakar pengawasan London mengatakan kepada Washington Post sulit membayangkan bagaimana mereka akan bereaksi terhadap foto berdarah anaknya yang sudah meninggal.
Beberapa pengguna media sosial menganggap itu adalah ide yang mengerikan dan menentang penggunaan AI. “Ini pada dasarnya terasa berdosa bagi saya. Ibarat Achilles menyeret Hector ke depan kota Priam,” kata seorang influencer Twitter anonim dengan 30.000 pengikut tentang berita tersebut.
Beberapa menyarankan penggunaan teknologi ini untuk tujuan yang lebih manusiawi. Misalnya, untuk memberikan semacam laporan mingguan terhadap korban tak dikenal yang hilang kepada keluarga yang kesulitan mencarinya. Sebab, perangkat Clear AI cukup kuat, sehingga dapat memberikan layanan kepada masyarakat yang bahkan tidak yakin apakah orang yang mereka cintai masih hidup.
(wib)