Setiap Tahun Miring 5 Derajat, Bisakah Menara Pisa Benar-benar Roboh?

Selasa, 19 April 2022 - 17:04 WIB
loading...
Setiap Tahun Miring...
Jutaan turis berduyun-duyun mengunjungi Menara Miring Pisa setiap tahun, tertarik pada kemiringannya yang telah bertahan selama berabad-abad. Foto/artsandculture.google
A A A
ROMA - Jutaan turis berduyun-duyun mengunjungi Menara Miring Pisa di Italia setiap tahun, tertarik pada kemiringannya yang telah bertahan selama berabad-abad. Akankah menara lonceng di dalam Piazza del Duomo, atau Alun-alun Katedral benar-benar roboh karena setiap tahun kemiringannya bertambah 5 derajat.

Konstruksi pembangunan menara lonceng di dalam Piazza del Duomo dimulai pada tahun 1173, menandai dimulainya dua abad pembangunan yang terputus-putus akibat perang. Dari lantai pertama, pembangun menara terlihat miring ke selatan akibat struktur tanah yang lunak di bawahnya.

Kontur tanah di sekitar bangunan memang lunak karena permukaan air yang tinggi di daerah itu. Alih-alih dibatalkan, pembangunan menara lonceng tetap dilanjutkan menjadi bangunan yang unik.



Para pembangun menjadi kreatif dengan membangun setiap lantai dengan suatu sudut untuk memperbaiki kemiringan. “Hasilnya, bangunan terlihat sedikit bentuk pisang," kata Gabriele Fiorentino, seorang peneliti Marie Curie di Departemen Teknik Sipil di Universitas Bristol di Inggris dikutip SINDOnews dari laman Science News, Selasa (19/4/2022).

Setelah pembangunan selesai pada sekitar tahun 1370, kemiringan menara sekitar 1,6 derajat. Struktur akhir bangunan adalah berbentuk silinder berongga sebanyak naik delapan tingkat setinggi sekitar 60 meter. Kerangka batunya, terdiri dari pecahan batu dan mortar, dilapisi dengan marmer, kolom, dan kubah.

Tapi berapa lama lagi bangunan ikonik Italia ini akan bertahan? Karena kemiringan menara secara bertahap tumbuh menjadi 5,5 derajat.



Menurut Gabriele Fiorentino , pemerintah Italia mengambil tindakan untuk melindungi bangunan tersebut. Pada tahun 1990, sebuah komite ahli ditunjuk untuk mengurangi kemiringan bangunan, tetapi tanpa menghilangkannya dan daya tarik wisatanya. “Itu salah satu simbol Italia,” katanya.

Upaya yang dilakukan, pertama kali dengan menempelkan 600 ton timah ke dasar sisi utara menara pada tahun 1993, untuk mengimbangi sisi selatan yang miring. Tapi upaya itu tidak menghentikan tingkat kemiringan, bahkan setelah ditambah 300 ton ke sisi utara, bersama dengan ground anchor.

Kemudian dicari solusi lain dengan "penggalian bawah", yaitu menggunakan tabung panjang dan bor untuk menghilangkan tanah di bawah sisi utara fondasi menara secara non-invasif. Saat tanah dihilangkan, struktur perlahan mulai berputar ke utara.

Upaya ini mengurangi kemiringan menara sebesar 10%, menjadikannya miring 5 derajat. “Ketika melakukan ini, seperti [memutar] kembali jam menara selama 200 tahun,” kata Fiorentino.



Ini hanya perbaikan sementara, lanjut Fiorentino, jadi tidak mungkin memperkirakan berapa lama menara itu akan berdiri. Dalam 300 tahun ke depan, itu bisa miring kembali ke kemiringan 5,5 derajat dari tahun 1990-an, bergeser di atas tanah lunak lagi.

Namun untuk sementara, menara tersebut aman karena beberapa alasan. Pertama, interupsi yang lama pada konstruksi menara memberikan waktu bagi struktur untuk mengendap di tanah yang dapat ditempa, memperkuat strukturnya hingga bangunan berikutnya.

Selain itu, karena dasar menara lebih tebal daripada bagian atasnya yang dilapisi kolom, pusat massanya lebih rendah dari tanah, sehingga lebih stabil. Termasuk ketika terjadi gempa bumi.

Menurut Fiorentino periode getaran alami yang lebih lama dan tidak terlalu merusak karena struktur tanah lunak di bawah fondasi menara, yang menawarkan perlindungan bangunan dari pengaruh gempa bumi.

Untuk saat ini, bangunan sejarah ikonik ini akan terus bertahan meskipun struktur bangunannya miring. “Orang Romawi kuno ingin membangun monumen yang bertahan lama. Mereka ingin mereka menjadi abadi,” kata Fiorentino.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1900 seconds (0.1#10.140)