Setelah 90 Tahun, Burung Bertanduk Merah Langka India Ditemukan Kembali

Minggu, 24 April 2022 - 11:03 WIB
loading...
Setelah 90 Tahun, Burung...
Burung pegar bertanduk merah yang sudah langka di India, kembali ditemukan di Suaka Margasatwa Senchal di distrik Darjeeling, Benggala Barat. Foto/ndtv
A A A
KOLKATA - Burung pegar bertanduk merah yang sudah langka di India , kembali ditemukan di Suaka Margasatwa Senchal di distrik Darjeeling, Benggala Barat. Ini penemuan pertama setelah hampir 90 tahun spesies burung yang disebut warga setempat Munal (Satyr Tragopan) terakhir kali terlihat pada 1933.

Satyr Tragopan jantan adalah salah satu burung terindah yang ditemukan di India dan juga salah satu yang paling langka. Spesies ini ditemukan di Taman Nasional Lembah Neora dan Taman Nasional Singalila di distrik Darjeeling.

“Ilmuwan menemukan kembali Crimson Horned Pheasant (Burung pegar bertanduk merah) setelah 170 tahun dari Suaka Margasatwa Senchal, Distrik Darjeeling, WB. Penemuan kembali burung pegar setelah periode 170 tahun adalah berita yang menggembirakan,” kata Direktur Survei Zoologi India (ZSI) Dhriti Banerjee dikutip SINDOnews dari laman ndtv.com, Minggu (24/4/2022).



Penampakan burung, yang secara lokal disebut "munal", terakhir tercatat di daerah dekat kota Darjeeling pada ketinggian 7.000-8.000 kaki pada tahun 1933 oleh ilmuwan Ingles. Burung ini pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Hickell pada tahun 1842, antara wilayah Kurseong dan Sonada di distrik Darjeeling saat ini.

Tragopans sering disebut "burung bertanduk" karena mereka menampilkan tonjolan seperti tanduk selama pacaran. Seperti Tragopan lainnya, Satyr dihadapkan pada perusakan habitat dan tekanan perburuan dan sekarang berstatus hampir terancam.

Satyr jantan memiliki panjang 68 cm dan berwarna merah cerah dengan bintik-bintik putih. Betina lebih kecil, kurang mencolok dan berwarna coklat. Burung-burung ini tinggal di hutan ek dan rhododendron yang lembab dengan semak belukar yang lebat dan rumpun bambu.


Setelah 90 Tahun, Burung Bertanduk Merah Langka India Ditemukan Kembali


Dhriti Banerjee mengatakan, wilayah Benggala Utara di Benggala Barat kaya akan keanekaragaman fauna karena habitat berkualitas tinggi dan perlindungan oleh departemen kehutanan. Selain Taman Nasional Singalila, kawasan lindung yang meliputi Suaka Margasatwa Senchal adalah rumah bagi beberapa spesies prioritas konservasi utama.

Banerjee menyatakan bahwa studi jangka panjang oleh para ilmuwan ZSI yang didanai oleh Misi Nasional Studi Himalaya telah menghasilkan dokumentasi 17 mamalia besar dan sedang dari cagar alam. Dari hewan-hewan ini, International Union for Conservation of Nature (IUCN) menyebutkan tiga spesies telah dikategorikan berstatus 'rentan', yaitu beruang hitam Asia, macan tutul biasa, dan serow daratan. Tiga lainnya berstatus 'hampir terancam', yaitu kucing emas, Kucing marmer, tupai raksasa hitam.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2635 seconds (0.1#10.140)