Fenomena Tanah Bergerak di Sulsel, Begini Penjelasannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Fenomena tanah bergerak kembali terjadi. Kali ini berlokasi di Kampung Ratte, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan yang mengakibatkan tanah retak.
Tak tanggung-tanggung, retakan tanah menjulang sepanjang dua kilometer dengan lebar 30 centimeter. Akibatnya puluhan kepala keluarga pun mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Fenomena tanah bergerak berhasil menyita perhatian warganet. Banyak yang bertanya bagaimana ini bisa terjadi. Untuk menjawabnya, simak penjelasan berikut.
Seperti dilansir dari berbagai sumber, Kamis (12/5/2022), tanah bergerak sendiri terjadi bukan tanpa sebab. Ada beberapa faktor yang memicu terjadinya fenomena tersebut.
Pertama bisa karena curah hujan tinggi yang berlangsung dalam waktu lama. Hal ini seperti disampaikan Peneliti Pusat Peneliti Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adrin Tohari.
Dalam penjelasannya, Adrin mengatakan curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan tanah menjadi lunak. Kekuatan tanah pun berkurang hingga menjadikan tanah bergerak.
Kondisi ini akan diperparah jika tanah memiliki kemiringan yang curam. Lama-kelamaan, secara perlahan, tanah akan mulai bergerak hingga pada akhirnya bisa terjadi longsoran.
Selain faktor yang disebutkan tadi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga memaparkan bahwa tanah bergerak bisa disebabkan oleh alih fungsi lahan.
Biasanya, tanah yang semula berisi tanaman keras yang dapat menyerap air dan memperkuat struktur tanah mulai dialih fungsikan menjadi area persawahan . Ini membuat tanah menjadi lunak.
Tak tanggung-tanggung, retakan tanah menjulang sepanjang dua kilometer dengan lebar 30 centimeter. Akibatnya puluhan kepala keluarga pun mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Fenomena tanah bergerak berhasil menyita perhatian warganet. Banyak yang bertanya bagaimana ini bisa terjadi. Untuk menjawabnya, simak penjelasan berikut.
Seperti dilansir dari berbagai sumber, Kamis (12/5/2022), tanah bergerak sendiri terjadi bukan tanpa sebab. Ada beberapa faktor yang memicu terjadinya fenomena tersebut.
Pertama bisa karena curah hujan tinggi yang berlangsung dalam waktu lama. Hal ini seperti disampaikan Peneliti Pusat Peneliti Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adrin Tohari.
Dalam penjelasannya, Adrin mengatakan curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan tanah menjadi lunak. Kekuatan tanah pun berkurang hingga menjadikan tanah bergerak.
Kondisi ini akan diperparah jika tanah memiliki kemiringan yang curam. Lama-kelamaan, secara perlahan, tanah akan mulai bergerak hingga pada akhirnya bisa terjadi longsoran.
Selain faktor yang disebutkan tadi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga memaparkan bahwa tanah bergerak bisa disebabkan oleh alih fungsi lahan.
Biasanya, tanah yang semula berisi tanaman keras yang dapat menyerap air dan memperkuat struktur tanah mulai dialih fungsikan menjadi area persawahan . Ini membuat tanah menjadi lunak.
(wbs)