Bagaimana Bumi Mendapatkan Namanya? Ini Asal-usulnya yang Menarik
loading...
A
A
A
LONDON - Apakah Anda tahu dari mana asal-usul nama Bumi yang disematkan pada planet yang jadi tempat tinggal manusia saat ini. Ternyata pemberian nama Bumi mempunyai sejarah yang panjang, dari sejumlah literasi barat ditemukan dalam budaya Babilonia, Romawi Kuno, maupun Anglo-Saxon.
Jadi memang ada sejumlah istilah untuk menyebut Bumi atau Earth (bahasa Inggris) dari berbagai kebudayaan yang berkembang. Secara linguistik penamaan yang hampir mirip berasal dari bahasa Anglo-Saxon, salah satu bahasa yang digunakan leluhur masyarakat yang tinggal di daratan Inggris.
Anglo-Saxon adalah istilah modern untuk merujuk pada kelompok budaya yang tinggal di Inggris dan Wales modern, tak lama setelah Kekaisaran Romawi runtuh, antara abad kelima dan Penaklukan Norman pada tahun 1066.
Dalam bahasa Anglo-Saxon dikenal dengan Ertha sebagai kata yang diperkiraan mempunyai arti "tanah" (tanah tempat kita berdiri). “Ertha dalam bahasa Anglo-Saxon berarti tanah tempat Anda berjalan, tanah tempat Anda menabur tanaman,” kata arkeolog dan sejarawan Gillian Hovell dikutip SINDOnews dari laman LiveScience, Rabu (1/6/2022).
Hovell menjelaskan, Ertha juga bisa diartikan menghubungkan ke tempat kehidupan muncul dan bahkan mungkin dengan leluhur yang telah terkubur. Namun terkadang namanya bisa berubah-ubah artinya tergantung budayanya.
Istilah populer modern lainnya untuk "Bumi" berasal dari bahasa Latin, yaitu Terra yang berarti tanah. Dari kata Terra itulah kita mendapatkan kata-kata bahasa Inggris modern Terrestrial, Subterranean, Extraterrestrial, dan lainnya. “Kata Terra juga bisa diartikan tanah tempat Anda berdiri, bertani atau berinteraksi,” kata Hovell.
Hovell menambahkan, ada juga kata Orbis yang biasa digunakan orang Romawi kuno. Orbis berarti bola dunia merujuk pada ilmu pengetahuan Yunani, yaitu Eratosthenes yang mengukur keliling planet kita pada 240 SM.
“Orbis digunakan ketika ingin berbicara tentang Bumi sebagai bola dunia. Mereka tahu Orbis itu adalah bola dunia,” kata Hovell. Kemudia penyebutan Orbis menjadi kata dasar dari "Orbit" pada zaman modern.
Meskipun ada juga istilah Mundus yang dimaksudkan untuk menggambarkan seluruh alam semesta. “Dunia adalah segala sesuatu yang berisi kita [manusia], tapi itu cukup jelas terpisah dari planet,” ujar Hovell.
Mundus tercermin dalam istilah Prancis modern yaitu Monde (dunia), mondo Italia, mundo Spanyol dan mundo Portugis, di antara nenek moyang "bahasa Roman" Latin lainnya. “Penulis Romawi Pliny the Elder (Gaius Plinius Secundus), yang menulis sejumlah besar tentang sejarah alam pada abad pertama, menggunakan istilah mundus dalam pengamatannya,” kata Hovell.
Itulah beberapa kata yang terekam catatan sejarah tentang penamaan Bumi. Diketahui juga bahwa tradisi penamaan planet yang digunakan oleh orang Romawi sebenarnya sudah ada sejak bangsa Babilonia.
Babilonia adalah terletak di bagian Irak dan Suriah modern dan dikenang karena rajanya yang agung, Hammurabi. Babilonia bertahan dari sekitar tahun 1900 sampai 539 SM; wilayah itu kemudian diambil alih oleh Persia (saat itu Kekaisaran Achaemenid).
Persia menjadi musuh besar Yunani, tetapi kedua kekaisaran juga berbagi banyak pengetahuan antarbudaya. Kemudian ketika orang Romawi berkuasa, mereka memadukan tradisi dari daerah yang mereka kuasai, termasuk Yunani, ke dalam budaya mereka.
Hal ini tergambar dari penyebutan dewi cinta dari Babilonia, Ishtar, menjadi Aphrodite dalam budaya Yunani dan Venus di bawah budaya Romawi. Gaius Plinius Secundus terkadang menyebut Merkurius dengan nama dewa lain, Apollo, karena terkait erat dengan matahari.
Planet yang dinamai Venus, yang diasosiasikan dengan dewi cinta, kadang-kadang disebut Lucifer atau pembawa cahaya (dalam bahasa Latin lux berarti cahaya). Ini adalah nama yang mungkin diambil untuk planet Venus karena terbit di pagi hari saat fajar.
Kebetulan, orang-orang yang menamai Uranus, Neptunus, dan Pluto berabad-abad kemudian, di awal zaman teleskopik, mencoba meneruskan tradisi ini agar konsisten dengan cara orang Romawi melakukannya. Tetapi praktik ini tidak universal.
“Sebagai contoh: Uranus dinamai George III ketika penemunya, astronom Inggris kelahiran Jerman William Herschel, mencari cara untuk berterima kasih kepada pendukung keuangannya,” keterangan NASA.
Jadi memang ada sejumlah istilah untuk menyebut Bumi atau Earth (bahasa Inggris) dari berbagai kebudayaan yang berkembang. Secara linguistik penamaan yang hampir mirip berasal dari bahasa Anglo-Saxon, salah satu bahasa yang digunakan leluhur masyarakat yang tinggal di daratan Inggris.
Anglo-Saxon adalah istilah modern untuk merujuk pada kelompok budaya yang tinggal di Inggris dan Wales modern, tak lama setelah Kekaisaran Romawi runtuh, antara abad kelima dan Penaklukan Norman pada tahun 1066.
Dalam bahasa Anglo-Saxon dikenal dengan Ertha sebagai kata yang diperkiraan mempunyai arti "tanah" (tanah tempat kita berdiri). “Ertha dalam bahasa Anglo-Saxon berarti tanah tempat Anda berjalan, tanah tempat Anda menabur tanaman,” kata arkeolog dan sejarawan Gillian Hovell dikutip SINDOnews dari laman LiveScience, Rabu (1/6/2022).
Hovell menjelaskan, Ertha juga bisa diartikan menghubungkan ke tempat kehidupan muncul dan bahkan mungkin dengan leluhur yang telah terkubur. Namun terkadang namanya bisa berubah-ubah artinya tergantung budayanya.
Istilah populer modern lainnya untuk "Bumi" berasal dari bahasa Latin, yaitu Terra yang berarti tanah. Dari kata Terra itulah kita mendapatkan kata-kata bahasa Inggris modern Terrestrial, Subterranean, Extraterrestrial, dan lainnya. “Kata Terra juga bisa diartikan tanah tempat Anda berdiri, bertani atau berinteraksi,” kata Hovell.
Hovell menambahkan, ada juga kata Orbis yang biasa digunakan orang Romawi kuno. Orbis berarti bola dunia merujuk pada ilmu pengetahuan Yunani, yaitu Eratosthenes yang mengukur keliling planet kita pada 240 SM.
“Orbis digunakan ketika ingin berbicara tentang Bumi sebagai bola dunia. Mereka tahu Orbis itu adalah bola dunia,” kata Hovell. Kemudia penyebutan Orbis menjadi kata dasar dari "Orbit" pada zaman modern.
Meskipun ada juga istilah Mundus yang dimaksudkan untuk menggambarkan seluruh alam semesta. “Dunia adalah segala sesuatu yang berisi kita [manusia], tapi itu cukup jelas terpisah dari planet,” ujar Hovell.
Mundus tercermin dalam istilah Prancis modern yaitu Monde (dunia), mondo Italia, mundo Spanyol dan mundo Portugis, di antara nenek moyang "bahasa Roman" Latin lainnya. “Penulis Romawi Pliny the Elder (Gaius Plinius Secundus), yang menulis sejumlah besar tentang sejarah alam pada abad pertama, menggunakan istilah mundus dalam pengamatannya,” kata Hovell.
Itulah beberapa kata yang terekam catatan sejarah tentang penamaan Bumi. Diketahui juga bahwa tradisi penamaan planet yang digunakan oleh orang Romawi sebenarnya sudah ada sejak bangsa Babilonia.
Babilonia adalah terletak di bagian Irak dan Suriah modern dan dikenang karena rajanya yang agung, Hammurabi. Babilonia bertahan dari sekitar tahun 1900 sampai 539 SM; wilayah itu kemudian diambil alih oleh Persia (saat itu Kekaisaran Achaemenid).
Persia menjadi musuh besar Yunani, tetapi kedua kekaisaran juga berbagi banyak pengetahuan antarbudaya. Kemudian ketika orang Romawi berkuasa, mereka memadukan tradisi dari daerah yang mereka kuasai, termasuk Yunani, ke dalam budaya mereka.
Hal ini tergambar dari penyebutan dewi cinta dari Babilonia, Ishtar, menjadi Aphrodite dalam budaya Yunani dan Venus di bawah budaya Romawi. Gaius Plinius Secundus terkadang menyebut Merkurius dengan nama dewa lain, Apollo, karena terkait erat dengan matahari.
Planet yang dinamai Venus, yang diasosiasikan dengan dewi cinta, kadang-kadang disebut Lucifer atau pembawa cahaya (dalam bahasa Latin lux berarti cahaya). Ini adalah nama yang mungkin diambil untuk planet Venus karena terbit di pagi hari saat fajar.
Kebetulan, orang-orang yang menamai Uranus, Neptunus, dan Pluto berabad-abad kemudian, di awal zaman teleskopik, mencoba meneruskan tradisi ini agar konsisten dengan cara orang Romawi melakukannya. Tetapi praktik ini tidak universal.
“Sebagai contoh: Uranus dinamai George III ketika penemunya, astronom Inggris kelahiran Jerman William Herschel, mencari cara untuk berterima kasih kepada pendukung keuangannya,” keterangan NASA.
(wib)