Turki Persenjatai Drone Akinci dengan Rudal Udara ke Udara
loading...
A
A
A
ANKARA - Turki terus menyempurnakan persenjataan drone tempur miliknya, termasuk drone Akinci. Turki bakal mempersenjatai drone tempur Akinci dengan rudal udara-ke-udara untuk menyerang target udara dan perlindungan.
Institut Penelitian dan Pengembangan Industri Pertahanan [dalam bahasa Turki TUBITAK SAGE] sedang mengerjakan tugas ini bersama dengan pabrikan Turki, Bayrak Defense. Tubitak Sage adalah perusahaan milik negara yang mengembangkan berbagai sistem rudal untuk Angkatan Bersenjata Turki.
Menurut sumber di Turki, kedua perusahaan mencoba mengintegrasikan rudal udara-ke-udara lintas visual [BVRAAM]. Dikutip dari laman BulgarianMilitary, Selasa (14/6/2022), rudal tersebut sering dikendalikan dan dinavigasi oleh radar homing aktif [ARH].
Turki sedang mengerjakan programnya sendiri untuk mengembangkan rudal semacam itu, yang di masa depan akan menjadi bagian dari persenjataan F-16 dan pesawat tempur generasi kelima TAI TF-X. Kemungkinan besar, rudal ini akan menjadi bagian dari persenjataan drone tempur Akinci.
Dua rudal yang diyakini sebagai masa depan perlawanan udara Turki adalah Bozdogan dan Gokdogan. Rudal udara-ke-udara luar jangkauan visual Gokdogan yang dikatakan mempersenjatai Akinci. Namun, rudal ini masih dalam pengembangan dan tidak banyak informasi yang tersedia tentangnya.
Rudal Bozdogan sudah melakukan uji coba pertamanya setelah diluncurkan oleh F-16 Turki pada tahun 2021. Namun, Bozdogan adalah rudal jarak pendek dengan penargetan inframerah, sehingga target tidak boleh terlalu jauh saat menembak.
Jika Ankara berhasil mengadaptasi rudal udara-ke-udara di luar visual pada drone Akinci, Turki akan menjadi negara pertama di dunia yang mengubah kendaraan udara tak berawaknya menjadi senjata aktif terhadap target darat dan udara, dari jarak jauh.
Tidak ada cara untuk membandingkan drone apa pun dengan kemampuan dan kemampuan tempur pesawat tempur generasi ke-4 dan ke-5. Namun masih cukup untuk membayangkan peningkatan efisiensi serangan udara, ketika di udara drone yang dipersenjatai rudal udara-ke-udara bisa bertahan berjam-jam, saat dalam mode standby.
Institut Penelitian dan Pengembangan Industri Pertahanan [dalam bahasa Turki TUBITAK SAGE] sedang mengerjakan tugas ini bersama dengan pabrikan Turki, Bayrak Defense. Tubitak Sage adalah perusahaan milik negara yang mengembangkan berbagai sistem rudal untuk Angkatan Bersenjata Turki.
Menurut sumber di Turki, kedua perusahaan mencoba mengintegrasikan rudal udara-ke-udara lintas visual [BVRAAM]. Dikutip dari laman BulgarianMilitary, Selasa (14/6/2022), rudal tersebut sering dikendalikan dan dinavigasi oleh radar homing aktif [ARH].
Turki sedang mengerjakan programnya sendiri untuk mengembangkan rudal semacam itu, yang di masa depan akan menjadi bagian dari persenjataan F-16 dan pesawat tempur generasi kelima TAI TF-X. Kemungkinan besar, rudal ini akan menjadi bagian dari persenjataan drone tempur Akinci.
Dua rudal yang diyakini sebagai masa depan perlawanan udara Turki adalah Bozdogan dan Gokdogan. Rudal udara-ke-udara luar jangkauan visual Gokdogan yang dikatakan mempersenjatai Akinci. Namun, rudal ini masih dalam pengembangan dan tidak banyak informasi yang tersedia tentangnya.
Rudal Bozdogan sudah melakukan uji coba pertamanya setelah diluncurkan oleh F-16 Turki pada tahun 2021. Namun, Bozdogan adalah rudal jarak pendek dengan penargetan inframerah, sehingga target tidak boleh terlalu jauh saat menembak.
Jika Ankara berhasil mengadaptasi rudal udara-ke-udara di luar visual pada drone Akinci, Turki akan menjadi negara pertama di dunia yang mengubah kendaraan udara tak berawaknya menjadi senjata aktif terhadap target darat dan udara, dari jarak jauh.
Tidak ada cara untuk membandingkan drone apa pun dengan kemampuan dan kemampuan tempur pesawat tempur generasi ke-4 dan ke-5. Namun masih cukup untuk membayangkan peningkatan efisiensi serangan udara, ketika di udara drone yang dipersenjatai rudal udara-ke-udara bisa bertahan berjam-jam, saat dalam mode standby.
(wib)