Edan, Efek Letusan Gunung Tonga Ternyata Capai Tepi Luar Angkasa

Jum'at, 01 Juli 2022 - 14:00 WIB
loading...
Edan, Efek Letusan Gunung Tonga Ternyata Capai Tepi Luar Angkasa
Erupsi gunung Hunga Tonga ternyata tidak hanya menimbulkan tsunami saja tapi juga teras ahingga ke tepi luar angkasa. Foto/IST
A A A
JAKARTA - Letusan gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha'apai yang terjadi pada Januari 2022 diyakinin jadi salah satu peristiwa vulkanik paling eksplosif di era moderen. Hal itu terkonfirmasi melalui penilitian yang dilakukan oleh University of Bath belakangan ini.

Penelitian yang terpublikasi di Nature itu dilakukan dengan metode penggabungan data satelit yang luas dengan pengamatan di permukaan tanah. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan bahwa letusan itu unik dalam sains baik dalam besaran maupun kecepatannya. Termasuk kisaran kecepatan gravitasi bergerak dan gelombang atmosfer yang tercipta.

Letusan yang terjadi pada Hunga Tonga disebutkan penelitian itu menghasilkan gumpalan vertikal yang memanjang lebih dari 50 kilometer di atas permukaan bumi. Panas yang dilepaskan dari air dan abu panas di semburan tetap menjadi sumber gelombang gravitasi terbesar di bumi selama 12 jam ke depan. Letusan itu juga menghasilkan gelombang gravitasi seperti riak yang menurut pengamatan satelit meluas melintasi cekungan Pasifik.



Edan, Efek Letusan Gunung Tonga Ternyata Capai Tepi Luar Angkasa


Letusan itu juga memicu gelombang di atmosfer yang bergema di sekitar planet ini setidaknya enam kali. Bahkan gelombang di atmosfer itu mencapai kecepatan maksimum pada 320m per detik atau 720 mil per jam. Disebutkan Eureka Alert gelombang itu secara teroritis tercepat yang pernah terlihat di atmosfer bumi.

“Ini adalah ledakan yang benar-benar besar, dan benar-benar unik dalam hal apa yang telah diamati oleh sains hingga saat ini. Kami belum pernah melihat gelombang atmosfer yang mengelilingi seluruh dunia sebelumnya, atau pada kecepatan ini," ujar Dr Corwin Wright peneliti Royal Society University Research Fellow based at the Centre for Space, Atmospheric and Oceanic Science dari University of Bath.



Sementara Scott Osprey dari National Center for Atmospheric Science University of Oxford mengatakan perlu adanya penelitian lagi untuk melihat dampak yang dihasilkan letusan gunung tersebut di luar angkasa. Pasalnya hal itu baru kali pertama terjadi sebuah letusan sampai ke tepi luar angkasa.

"Firasat saya adalah bahwa ada lebih banyak yang akan datang dari letusan ini. Saat jumlah uap air yang luar biasa menyebar ke seluruh stratosfer, mata akan beralih ke lubang ozon Antartika," jelasnya.

Hal itu diamini Dr Corwin Wright yang mengatakan letusan gunung Honga Tonga akan jadi data yang sangat baik untuk perkembangan sains. termasuk juga bagaimana masyarakat merespons kejadian sama yang akan terjadi ke depannya.

“Letusan adalah eksperimen alam yang luar biasa. Data yang telah kami kumpulkan akan meningkatkan pemahaman kami tentang atmosfer dan akan membantu kami meningkatkan model cuaca dan iklim," jelas Dr Corwin Wright.
(wsb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4045 seconds (0.1#10.140)