Sensor Angin Penjelajah Mars Rusak Dihantam Kerikil
loading...
A
A
A
FLORIDA - Sensor angin di stasiun cuaca rover penjelajah Mars rusak dihantam kerikil yang diterbangkan angin kencang . Meskipun masih bisa digunakan, namun kerusakan tersebut mengakibatkan penurunan sensitivitas kinerja sensor.
Penjelajah Perseverance mendarat di Planet Mars pada Februari 2021 dengan membawa, beberapa instrumen, di antaranya stasiun cuaca Mars Environmental Dynamics Analyzer (MEDA). Instrumen itu mencakup dua sensor angin yang mengukur kecepatan dan arah, di antara beberapa sensor lain yang menyediakan metrik cuaca seperti kelembapan, radiasi, dan suhu udara.
Peneliti utama MEDA Jose Antonio Rodriguez Manfredi mengatakan, kerikil yang terbawa hembusan kuat Planet Merah baru-baru ini merusak salah satu sensor angin. Namun, stasiun cuaca MEDA masih dapat melacak angin di area pendaratannya di Kawah Jezero, meskipun sensitivitasnya menurun.
“Saat ini, sensor berkurang kemampuannya, tetapi masih memberikan data besaran kecepatan dan arah (angin). Seluruh tim sekarang menyetel ulang prosedur pengambilan (data) untuk mendapatkan akurasi dari pembacaan detektor yang tidak rusak,” tulis Rodriguez Manfredi, ilmuwan di Pusat Astrobiologi Spanyol di Madrid, kepada Space.com, Senin (4/7/2022).
Menurut data Jet Propulsion Laboratory NASA di California, dua sensor angin seukuran penggaris di Perseverance dikelilingi oleh enam detektor individu yang memberikan pembacaan data akurat dari segala arah. Dari dua sensor angin utama terpasang, masing-masing dapat dibuka untuk menjauh dari rover saat melaju.
Apalagi penjelajah Mars yang berukuran seperti mobil memang memengaruhi laju angin dengan pergerakannya sendiri ketika melalui atmosfer Mars yang tipis. Seperti semua instrumen di Perseverance, sensor angin dirancang dengan mempertimbangkan redundansi dan perlindungan.
Untuk instrumen seperti MEDA, batasannya lebih menantang, karena sensor terpapar langsung pada kondisi lingkungan Mars karena untuk merekam parameter angin. Tetapi ketika angin yang lebih kuat dari yang diperkirakan mengangkat kerikil yang lebih besar dari yang diperkirakan, kombinasi tersebut mengakibatkan kerusakan pada beberapa elemen detektor.
"Baik prediksi maupun pengalaman yang kami miliki dari misi sebelumnya tidak meramalkan angin kencang seperti itu, atau material lepas seperti itu. Ironisnya sensor rusak oleh angin, atau tepatnya oleh apa yang kita selidiki,” kata Rodriguez Manfredi.
Penjelajah Mars Perseverance mendarat di Mars pada 18 Februari 2021 bersama dengan helikopter bernama Ingenuity. Mereka menjelajahi delta sungai purba yang mungkin kaya akan mikroba miliaran tahun yang lalu.
Selain mengukur komposisi angin, cuaca, dan batuan, rover mengambil bahan yang paling menjanjikan untuk di-cache untuk misi pengembalian sampel di masa depan. Sampel tersebut dikirim kembali ke Bumi pada 2030-an.
Penjelajah Perseverance mendarat di Planet Mars pada Februari 2021 dengan membawa, beberapa instrumen, di antaranya stasiun cuaca Mars Environmental Dynamics Analyzer (MEDA). Instrumen itu mencakup dua sensor angin yang mengukur kecepatan dan arah, di antara beberapa sensor lain yang menyediakan metrik cuaca seperti kelembapan, radiasi, dan suhu udara.
Peneliti utama MEDA Jose Antonio Rodriguez Manfredi mengatakan, kerikil yang terbawa hembusan kuat Planet Merah baru-baru ini merusak salah satu sensor angin. Namun, stasiun cuaca MEDA masih dapat melacak angin di area pendaratannya di Kawah Jezero, meskipun sensitivitasnya menurun.
“Saat ini, sensor berkurang kemampuannya, tetapi masih memberikan data besaran kecepatan dan arah (angin). Seluruh tim sekarang menyetel ulang prosedur pengambilan (data) untuk mendapatkan akurasi dari pembacaan detektor yang tidak rusak,” tulis Rodriguez Manfredi, ilmuwan di Pusat Astrobiologi Spanyol di Madrid, kepada Space.com, Senin (4/7/2022).
Menurut data Jet Propulsion Laboratory NASA di California, dua sensor angin seukuran penggaris di Perseverance dikelilingi oleh enam detektor individu yang memberikan pembacaan data akurat dari segala arah. Dari dua sensor angin utama terpasang, masing-masing dapat dibuka untuk menjauh dari rover saat melaju.
Apalagi penjelajah Mars yang berukuran seperti mobil memang memengaruhi laju angin dengan pergerakannya sendiri ketika melalui atmosfer Mars yang tipis. Seperti semua instrumen di Perseverance, sensor angin dirancang dengan mempertimbangkan redundansi dan perlindungan.
Untuk instrumen seperti MEDA, batasannya lebih menantang, karena sensor terpapar langsung pada kondisi lingkungan Mars karena untuk merekam parameter angin. Tetapi ketika angin yang lebih kuat dari yang diperkirakan mengangkat kerikil yang lebih besar dari yang diperkirakan, kombinasi tersebut mengakibatkan kerusakan pada beberapa elemen detektor.
"Baik prediksi maupun pengalaman yang kami miliki dari misi sebelumnya tidak meramalkan angin kencang seperti itu, atau material lepas seperti itu. Ironisnya sensor rusak oleh angin, atau tepatnya oleh apa yang kita selidiki,” kata Rodriguez Manfredi.
Penjelajah Mars Perseverance mendarat di Mars pada 18 Februari 2021 bersama dengan helikopter bernama Ingenuity. Mereka menjelajahi delta sungai purba yang mungkin kaya akan mikroba miliaran tahun yang lalu.
Selain mengukur komposisi angin, cuaca, dan batuan, rover mengambil bahan yang paling menjanjikan untuk di-cache untuk misi pengembalian sampel di masa depan. Sampel tersebut dikirim kembali ke Bumi pada 2030-an.
(wib)