Bisa Menahan Beban Manusia, Spesies Teratai Raksasa Ditemukan

Selasa, 05 Juli 2022 - 19:54 WIB
loading...
Bisa Menahan Beban Manusia,...
Victoria Boliviana teratai besar yang bisa menahan beban manusia. FOTO/ IST
A A A
LONDON - Spesies teratai terbaru berhasil ditemukan sejumlah peneliti di Inggris. Ini merupakan teratai terbesar di dunia dengan lebar daun hingga 3,2 meter dan pucuk bunga berukuran sebesar kepala manusia.

“Saking besarnya, teratai pasti bisa menahan berat anak kecil,” kata Natalia Przelomska dari Kew Gardens di Inggris, salah satu anggota tim peneliti, dikutip dari NewScientiest pada Selasa (5/7/2022).



"Secara teori, daun teratai harusnya bisa menopang berat orang dewasa hingga 80 kilogram. Dengan catatan beban harus didistribusikan ke seluruh daun. Tapi kami belum mencobanya," tambahnya.

Dikatakan bahwa spesies teratai baru ini bernama Victoria Boliviana. Dengan ditemukannya spesies Victoria Boliviana, menambah daftar spesies teratai raksasa saat ini menjadi tiga spesies.

Untuk diketahui, teratai raksasa Victoria Boliviana tumbuh di sungai air tawar, rawa, dan danau di timur laut Bolivia. Hingga saat ini belum diketahui apa penyebab teratai ini berevolusi menjadi begitu besar.

Namun jika melihat penelitian sebelumnya, para peneliti menyimpulkan bahwa ini merupakan cara mereka bersaing dengan tanaman lain untuk mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak.

“Keanekaragaman hayati di daerah tropis sangat tinggi. Jadi ketika area perairan terbuka, misalnya, karena sungai tiba-tiba menjadi lebih besar karena banjir, teratai dapat tumbuh subur di sana karena mereka tumbuh sangat cepat dan menangkap begitu banyak sinar matahari dan mengalahkan tanaman lain,” kata Przelomska.

Przelomska dan rekannya, Oscar A. Pérez Escoba menemukan bahwa ukuran spesies teratai raksasa ini lebih besar dari Victoria Cruziana, tetapi lebih kecil dari Victoria Amazonica. Ini berisi lebih dari 4 miliar pasangan basa.

"Umumnya, tanaman yang lebih besar belum tentu memiliki genom yang lebih besar, tetapi teratai raksasa yang baru ditemukan ini kebetulan memiliki genom terbesar. Kami ingin memahami alasannya,” kata Przelomska.

Analisis genetik lebih lanjut mengungkapkan bahwa nenek moyang yang sama dari Victoria Cruziana dan Victoria Boliviana berpisah dari Victoria Amazonica sekitar 5 juta tahun yang lalu, sedangkan nenek moyang yang sama dari victoria Cruziana dan Victoria Boliviana ada sekitar 1 juta tahun yang lalu.

Tim juga menemukan bahwa Victlria Boliviana tampaknya berada pada risiko kepunahan yang lebih besar daripada dua spesies lainnya, karena rentang geografis yang lebih kecil di mana ia hidup.

"Seperti spesies lainnya, Victoria Bolivana terancam pinah karena lingkungan telah terdegradasi dari tahun ke tahun,” pungkas Przelomska.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4762 seconds (0.1#10.140)