Roket Long March 5B Jatuh Tak Terkendali ke Bumi, Diprediksi 31 Juli Memasuki Lapisan Atmosfer

Jum'at, 29 Juli 2022 - 14:49 WIB
loading...
Roket Long March 5B Jatuh Tak Terkendali ke Bumi, Diprediksi 31 Juli Memasuki Lapisan Atmosfer
Tahap pertama roket Long March 5B diprediksi jatuh kembali masuk lapisan atmosfer bumi pada 31 Juli 2022. Foto/CNSA/Ourspace/Spacenews
A A A
HELSINSKI - Tahap pertama roket Long March 5B diprediksi jatuh kembali masuk lapisan atmosfer bumi pada 31 Juli 2022. Roket Long March 5B sebelumnya digunakan untuk meluncurkan modul stasiun luar angkasa Wentian China pada 24 Juli 2022.

Prediksi dari Aerospace Corporation di Center for Orbital and Reentry Debris Studies (CORDS) telah melacak dengan cermat badan roket tahap pertama setinggi 53,6 meter dan massa sekitar 23 metrik ton akan memasuki orbit kembali. Aerospace Corporation memperkirakan tahap pertama roket Long March 5B masuk kembali ke Bumi 31 Juli pada 11:07 UTC, plus atau minus 24 jam.

“Dengan ukuran sebesar itu, (tahap pertama roket Long March 5B) yang masukkembali ke Bumi tidak akan terbakar di atmosfer. Sesuai penghitungan umum bahwa 20-40 persen massa benda besar akan mencapai tanah, meskipun itu bergantung pada desain objek,” keterangan pos pengamat Aerospace Corporation pada 26 Juli 2022 dikutip SINDOnews dari laman spacenews, Jumat (29/7/2022).



Potongan badan roket Long March 5B yang masih menyala bergerak beberapa ratus mil per jam ketika menyentuh tanah atau air. Dampak seperti itu akan sangat energik dan destruktif, tetapi tidak akan menjadi bencana besar.

“Kasus terburuk dalam peristiwa ini akan menjadi kurang serius daripada serangan rudal jelajah tunggal yang telah kita lihat setiap hari dalam perang Ukraina,” astrofisikawan dan pelacak satelit Jonathan McDowell, yang yang berbasis di Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, dikutip SINDOnews dari laman Space.com.

Namun, kemungkinan potongan badan roket mengakibatkan korban sangat kecil, mengingat permukaan Bumi masih banyak yang diselimuti lautan dan dataran yang tak berpenghuni. “Ada 99,5% kemungkinan tidak akan terjadi apa-apa,” ujar Ted Muelhaupt, seorang konsultan di Kantor Chief Engineer Perusahaan The Aerospace Corporation.

(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1940 seconds (0.1#10.140)