Begini Cara Misi Artemis 1 NASA Melindungi Astronot dari Radiasi Luar Angkasa

Kamis, 18 Agustus 2022 - 21:57 WIB
loading...
Begini Cara Misi Artemis 1 NASA Melindungi Astronot dari Radiasi Luar Angkasa
Misi Artemis 1 NASA ke Bulan merupakan peluncuran tak berawak. Namun, misi Artemis 1 NASA membawa tiga manekin untuk eksperimen biologis yang beraneka ragam dalam perjalanan luar angkasa. Foto/NASA/Space.com
A A A
FLORIDA - Misi Artemis 1 NASA ke Bulan merupakan peluncuran tak berawak. Namun, misi Artemis 1 NASA membawa tiga manekin untuk eksperimen biologis yang beraneka ragam dalam perjalanan luar angkasa lebih jauh dari yang pernah dilakukan manusia sebelumnya.

Artemis 1 adalah uji terbang tanpa awak dari megaroket Space Launch System (SLS) besar dan pesawat ruang angkasa Orion. Pesawat ruang angkasa Orion, yang ditumpuk di atas roket, mulai bergerak di keluarkan dari Gedung Perakitan Kendaraan KSC.

Tiga kursi di kapsul Orion akan ditempati oleh manekin yang dirancang khusus. Satu, bernama Komandan Moonikin Campos, dilengkapi dengan sensor untuk menguji tekanan yang akan dialami astronot di penerbangan masa depan. Sementara itu, dua manekin torso, atau phantom, bernama Helga dan Zohar, akan mengembalikan data paparan radiasi selama perjalanan.



Sistem ini akan menjelajahi lingkungan radiasi di dekat Bumi dan bulan, termasuk terbang di luar angkasa yang lebih dalam dari misi Apollo, selama lebih dari sebulan. Para ilmuwan mengatakan, bergerak di luar sabuk radiasi pelindung Van Allen di dekat Bumi yang melindungi astronot Stasiun Luar Angkasa Internasional dari sinar kosmik akan menyebabkan peningkatan risiko bagi anggota kru di masa depan yang menjelajah untuk misi bulan.

“Memahami [risiko] ini sangat penting untuk upaya eksplorasi ruang angkasa yang sukses dan berkelanjutan di luar angkasa,” kata Ramona Gaza dari Johnson Space Center NASA dalam briefing yang disiarkan langsung Rabu 17 Agustus 2022 dikutip SINDOnews dari laman Space.com, Kamis (18/8/2022).

Gaza memimpin tim sains Matroshka AstroRad Radiation Experiment (MARE), yang juga termasuk penyelidik dari DLR (badan antariksa Jerman). MARE akan menerbangkan dua manekin torso (atau hantu) yang disebut Helga dan Zohar ke luar angkasa yang dilengkapi dengan 5.600 sensor untuk mengukur radiasi.



Dari keduanya, hanya Zohar yang akan mengenakan rompi pelindung radiasi AstroRad. Kedua "anggota kru" akan bergabung dengan "moonikin" yang dinamai menurut insinyur Apollo 13 Arturo Campos. Selain mengambil informasi tentang akselerasi dan getaran, Campos memiliki dua sensor radiasi untuk melihat akumulasi paparan yang akan dibawa misi bulan.

Selain humanoid, sel ragi akan terbang di atas Artemis 1 untuk melihat bagaimana makhluk hidup bereaksi terhadap radiasi. Cubesat BioSentinel akan menerbangkan eksperimen biologi di luar sistem Bumi-bulan untuk pertama kalinya, menilai bagaimana sel ragi dipengaruhi oleh radiasi ruang angkasa.

“Kami berharap dapat mengekstrapolasi sumber daya untuk biologi manusia dan menginformasikan tindakan pencegahan potensial untuk misi masa depan,” kata ilmuwan utama Sergio Santa Maria, dari Pusat Penelitian Ames NASA, tentang BioSentinel.


Begini Cara Misi Artemis 1 NASA Melindungi Astronot dari Radiasi Luar Angkasa


Para ilmuwan akan terus mempelajari emisi matahari menggunakan cubesat lain yang disebut CubeSat untuk Mempelajari Partikel Surya (CuSP). Misi tersebut akan memeriksa partikel dan medan magnet yang berasal dari matahari, yang juga dikenal sebagai angin matahari.

Angin matahari tidak hanya memiliki relevansi dengan kesehatan manusia di luar angkasa, tetapi juga di Bumi. Itu karena peristiwa cuaca luar angkasa yang besar seperti lontaran massa korona dapat memengaruhi saluran listrik, satelit, dan infrastruktur penting lainnya bagi fungsi manusia di planet kita.

CuSP akan menjadi eksperimen sebelum kemungkinan rencana untuk menempatkan armada cubesats ke luar angkasa untuk melihat radiasi matahari dari berbagai sudut, kata Mihir Desai, peneliti utama CuSP di Southwest Research Institute.

“Dalam beberapa hal, ini akan menjadi pelopor atau pencari jalan menuju konstelasi potensial dari cubesats berbiaya rendah yang dapat melakukan pengukuran dengan cara yang sangat hemat biaya,” katanya.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1982 seconds (0.1#10.140)