Dihantam Badai Matahari, Satelit Intelsat Galaxy 15 Hilang Kendali
loading...
A
A
A
FLORIDA - Perusahaan layanan satelit internasional Intelsat telah kehilangan kendali atas salah satu satelitnya setelah diduga dihantam badai matahari yang intens. Intelsat berusaha untuk mendapatkan kembali kendali atas satelit Galaxy 15 setelah gangguan pada Jumat 19 Agustus 2022.
Intelsat mengatakan bahwa badai geomagnetik kemungkinan telah mematikan jaringan elektronik onboard yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan satelit. Para pelanggan yang menggunakan jaringan satelit Galaxy 15 untuk sementara dialihkan ke satelit lain.
“Satelit itu beroperasi secara nominal, tetap terjaga posisinya dengan Bumi dengan semua operasi muatan nominal. Kami terus mencoba untuk mendapatkan kembali perintah setelah mereka mati sehingga kami dapat mendeorbitnya,” kata juru bicara Intelsat Melissa Longo dalam laporannya yang dikutip SINDOnews dari laman Space.com, Rabu (24/8/2022).
Menurut Intelsat, satelit Galaxy 15 beroperasi di orbit geostasioner dengan kemiringan 133 derajat barat, memberikan liputan media ke Amerika Serikat (AS). Satelit ini dibangun oleh Orbital Sciences Corporation (kemudian diakuisisi oleh Northrop Grumman) dan diluncurkan pada tahun 2005.
Ini bukan kejadian pertama kali Intelsat kehilangan kendali atas satelit Galaxy 15. Pada 2010, perusahaan tersebut kehilangan kontak dengan satelit selama lebih dari delapan bulan sebelum akhirnya mulai menerima perintah dari pusat kendali Intelsat setelah baterainya benar-benar habis dan meminta reset.
Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) mengeluarkan peringatan pada 16 Agustus 2022 tentang badai geomagnetik kategori G3. “Badai itu cukup kuat untuk menghasilkan aurora yang mempesona di seluruh dunia. Dampak pada teknologi dari badai G3 biasanya minimal,” tulis NOAA.
Sebagian besar badai geomagnetik tidak berbahaya, meskipun badai hebat dapat mengganggu transmisi radio atau merusak saluran listrik dan infrastruktur listrik lainnya selain satelit. Sepanjang 2022, aktivitas matahari telah menghasilkan banyak jilatan api matahari besar dan ejeksi massa koronal (CME).
Aktivitas ini menunjukkan bahwa matahari "bangun" dari fase yang lebih tidak aktif dari siklus aktivitas 11 tahun. Beberapa ahli cuaca luar angkasa telah memperkirakan bahwa siklus saat ini bisa menjadi salah satu siklus matahari terkuat yang tercatat dalam sejarah.
Intelsat mengatakan bahwa badai geomagnetik kemungkinan telah mematikan jaringan elektronik onboard yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan satelit. Para pelanggan yang menggunakan jaringan satelit Galaxy 15 untuk sementara dialihkan ke satelit lain.
“Satelit itu beroperasi secara nominal, tetap terjaga posisinya dengan Bumi dengan semua operasi muatan nominal. Kami terus mencoba untuk mendapatkan kembali perintah setelah mereka mati sehingga kami dapat mendeorbitnya,” kata juru bicara Intelsat Melissa Longo dalam laporannya yang dikutip SINDOnews dari laman Space.com, Rabu (24/8/2022).
Menurut Intelsat, satelit Galaxy 15 beroperasi di orbit geostasioner dengan kemiringan 133 derajat barat, memberikan liputan media ke Amerika Serikat (AS). Satelit ini dibangun oleh Orbital Sciences Corporation (kemudian diakuisisi oleh Northrop Grumman) dan diluncurkan pada tahun 2005.
Ini bukan kejadian pertama kali Intelsat kehilangan kendali atas satelit Galaxy 15. Pada 2010, perusahaan tersebut kehilangan kontak dengan satelit selama lebih dari delapan bulan sebelum akhirnya mulai menerima perintah dari pusat kendali Intelsat setelah baterainya benar-benar habis dan meminta reset.
Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) mengeluarkan peringatan pada 16 Agustus 2022 tentang badai geomagnetik kategori G3. “Badai itu cukup kuat untuk menghasilkan aurora yang mempesona di seluruh dunia. Dampak pada teknologi dari badai G3 biasanya minimal,” tulis NOAA.
Sebagian besar badai geomagnetik tidak berbahaya, meskipun badai hebat dapat mengganggu transmisi radio atau merusak saluran listrik dan infrastruktur listrik lainnya selain satelit. Sepanjang 2022, aktivitas matahari telah menghasilkan banyak jilatan api matahari besar dan ejeksi massa koronal (CME).
Aktivitas ini menunjukkan bahwa matahari "bangun" dari fase yang lebih tidak aktif dari siklus aktivitas 11 tahun. Beberapa ahli cuaca luar angkasa telah memperkirakan bahwa siklus saat ini bisa menjadi salah satu siklus matahari terkuat yang tercatat dalam sejarah.
(wib)