Dihantam Badai Matahari, 40 Satelit Starlink SpaceX Berguguran Jatuh ke Bumi
loading...
A
A
A
SEBANYAK 40 dari 49 satelit Starlink yang baru diluncurkan SpaceX baru-baru ini rusak dihantam gelombang geomagnetik dari badai Matahari . 40 satelit Starlink yang rusak ini akan jatuh kembali ke Bumi dan hancur dalam lapisan atmosfer.
Pekan lalu, SpaceX perusahaan penerbangan luar angkasa Elon Musk mengirim 49 satelit Starlink dengan roket Falcon 9 dari Kennedy Space Center. Namun setelah diluncurkan pada hari Kamis 3 Februari 2022, badai geomagnetik menghantam atmosfer bumi.
Badai geomagnetik disebabkan oleh Matahari yang memuntahkan partikel angin panas yang akhirnya menabrak Bumi. Partikel tersebut mengacaukan medan magnet planet dan mengganggu satelit, sehingga hambatan dan mengacaukan orbitnya.
Akibatnya, sebanyak 40 satelit Starlink mengalami kerusakan dan hancur setelah jatuh kembali ke Bumi di lapisan atmosfer pada Selasa 8 Februari 2022. “Itulah yang terjadi pada 40 satelit Starlink setelah mereka ditempatkan ke orbit yang diinginkan,” demikian keterangan SpaceX dikutip SINDOnews dari laman Cnet, Rabu (9/2/2022).
Ketika badai geomagnetik menghantam Bumi pekan lalu, menyebabkan hambatan atmosfer pada kumpulan satelit. SpaceX dengan cepat mengubah satelit ke mode aman dan menerbangkannya ke tepi orbit untuk meminimalkan gangguan sebagai langkah berlindung dari badai.
Namun, dari analisis menunjukkan bahwa satelit tidak pernah keluar posisinya dan tidak dapat menaikkan orbitnya. Kondisi ini membuat satelit masuk kembali atau sudah memasuki atmosfer bumi pada hari Selasa 8 Februari 2022.
Secara efektif keadaan itu mengakhiri hidup satelit yang berumur singkat. Ketika satelit bertabrakan dengan atmosfer akan terbakar seluruhnya, sehingga tidak ada puing yang mencapai tanah. SpaceX juga mengatakan tidak akan menimbulkan risiko bagi satelit lain.
SpaceX telah meluncurkan lebih dari 2.000 satelit Starlink sejak 2018 dalam upaya menghadirkan internet satelit berkecepatan tinggi ke seluruh penjuru dunia. Para astronom memiliki kekhawatiran tentang peningkatan jumlah satelit Starlink yang menuju ke orbit.
Pada bulan Januari, para astronom yang bekerja di Zwicky Transient Facility menerbitkan sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa satelit Starlink telah menyebabkan goresan pada gambar teleskop dan masalahnya semakin meningkat. Pada 2 Februari, Persatuan Astronomi Internasional mengumumkan pembentukan badan baru, Centre for the Protection of the Dark and Quiet Sky, untuk mengurangi dampak negatif konstelasi satelit.
Pekan lalu, SpaceX perusahaan penerbangan luar angkasa Elon Musk mengirim 49 satelit Starlink dengan roket Falcon 9 dari Kennedy Space Center. Namun setelah diluncurkan pada hari Kamis 3 Februari 2022, badai geomagnetik menghantam atmosfer bumi.
Badai geomagnetik disebabkan oleh Matahari yang memuntahkan partikel angin panas yang akhirnya menabrak Bumi. Partikel tersebut mengacaukan medan magnet planet dan mengganggu satelit, sehingga hambatan dan mengacaukan orbitnya.
Akibatnya, sebanyak 40 satelit Starlink mengalami kerusakan dan hancur setelah jatuh kembali ke Bumi di lapisan atmosfer pada Selasa 8 Februari 2022. “Itulah yang terjadi pada 40 satelit Starlink setelah mereka ditempatkan ke orbit yang diinginkan,” demikian keterangan SpaceX dikutip SINDOnews dari laman Cnet, Rabu (9/2/2022).
Ketika badai geomagnetik menghantam Bumi pekan lalu, menyebabkan hambatan atmosfer pada kumpulan satelit. SpaceX dengan cepat mengubah satelit ke mode aman dan menerbangkannya ke tepi orbit untuk meminimalkan gangguan sebagai langkah berlindung dari badai.
Namun, dari analisis menunjukkan bahwa satelit tidak pernah keluar posisinya dan tidak dapat menaikkan orbitnya. Kondisi ini membuat satelit masuk kembali atau sudah memasuki atmosfer bumi pada hari Selasa 8 Februari 2022.
Secara efektif keadaan itu mengakhiri hidup satelit yang berumur singkat. Ketika satelit bertabrakan dengan atmosfer akan terbakar seluruhnya, sehingga tidak ada puing yang mencapai tanah. SpaceX juga mengatakan tidak akan menimbulkan risiko bagi satelit lain.
SpaceX telah meluncurkan lebih dari 2.000 satelit Starlink sejak 2018 dalam upaya menghadirkan internet satelit berkecepatan tinggi ke seluruh penjuru dunia. Para astronom memiliki kekhawatiran tentang peningkatan jumlah satelit Starlink yang menuju ke orbit.
Pada bulan Januari, para astronom yang bekerja di Zwicky Transient Facility menerbitkan sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa satelit Starlink telah menyebabkan goresan pada gambar teleskop dan masalahnya semakin meningkat. Pada 2 Februari, Persatuan Astronomi Internasional mengumumkan pembentukan badan baru, Centre for the Protection of the Dark and Quiet Sky, untuk mengurangi dampak negatif konstelasi satelit.
(wib)