5 Pesawat Masa Depan, Bertenaga Listrik hingga Hidrogen!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Moda transportasi terus mengalami perkembangan. Beberapa di antaranya bahkan disebut sebagai kendaraan masa depan karena memiliki teknologi canggih yang mungkin belum tersedia saat ini.
Nah, berikut adalah 5 pesawat masa depan yang menjanjikan:
1. ZEROe
ZEROe merupakan pesawat masa depan rancangan Airbus. Pesawat komersial tanpa emisi ini direncanakan akan mengudara pada 2035. Melansir laman resmi Airbus, ZEROe akan dibantu penggerak hidrogen dalam mewujudkan mimpi pesawat masa depan tanpa emisi di masa yang akan datang.
Pesawat ini mengusung konsep hibrida-hidrogen dan ditopang oleh mesin turbin gas yang sudah dimodifikasi. Sementara itu, untuk bahan bakarnya memakai hidrogen cair yang akan mengalami proses pembakaran dengan oksigen.
Airbus menyebut, sel bahan bakar hidrogen dari pesawat ini nantinya akan menghasilkan tenaga listrik yang melengkapi turbin gas. Tenaga listrik ini menghasilkan sistem propulsi listrik hibrida dengan tingkat efisiensi tinggi. ZEROe mempunyai model berbeda, yakni turbofan, turboprop, dan tubuh sayap campuran.
ZEROe turbofan hadir dengan dua mesin turbofan yang akan memberikan daya dorong. Sistem penyimpanan dan distribusi hidrogen cairnya diletakkan di bagian belakang.
Sama seperti turbofan, pesawat ZEROe turboprop hibrida-hidrogen mempunyai mesin turboprop berjumlah dua unit. Mesin tersebut akan menggerakkan baling-baling berbilah 8 dan memberikan daya dorong.
Untuk ZEROe dengan tubuh dan sayap campuran atau blended-wing body, mempunyai tangki penyimpanan hidrogen cair di bawah sayap. Pesawat ini juga dilengkapi dengan dua turbofan hibrida-hidogen sebagai daya dorong. Terkait kapasitasnya, ZEROe turboprop mampu membawa penumpang kurang dari 100 orang.
Jumlah penumpang yang lebih banyak (kurang dari 200 orang) bisa diangkut dengan pesawat ZEROe turbofan dan blended-wing body.
2. Flying-V
Flying-V merupakan kendaraan masa depan yang tercipta dari ide Justus Benad. Pemikiran tentang desain Flying-V ia dapatkan ketika tengah menjalani magang di Airbus, Hamburg. Benad saat itu juga masih berstatus sebagai mahasiswa TU Berlin.
Dalam laman TU-Delft, dijelaskan bahwa pesawat ini memiliki desain yang sangat baik dan hemat energi, terlebih untuk penerbangan jarak jauh.
Kabin penumpang, tangki bahan bakar, dan dek kargo akan terintegrasi ke sayap. Bentuk ini dikenal dengan ‘V’, yang mampu menghasilkan gaya hambat lebih sedikit daripada biasanya.
Bentuk V ini juga menjaga agar bobot bidang tetap rendah. Efeknya, pesawat ini mengonsumsi bahan bakar setidaknya 20% lebih rendah dibanding Airbus A350, yang disebut sebagai pesawat paling modern di era kini.
Bentuk Flying-V lebih dinamis, diiringi dengan bobot pesawat yang sangat rendah. Flying-V mempunyai lebar sayap 65 meter, panjang tubuh pesawat 55 meter dan tinggi 17 meter. Pesawat ini sanggup membawa hingga 314 penumpang dengan kapasitas bahan bakar 140 ribu liter.
3. Pesawat Listrik
Tidak hanya motor atau mobil saja yang dapat dioperasikan dengan listrik. Namun, dunia transportasi internasional juga sedang mengarah kepada pesawat listrik sebagai transportasi masa depan.
Melansir laman Afar, negara-negara seperti Swedia dan Denmark tengah merencanakan pengembangan pesawat yang bisa digunakan untuk penerbangan domestik bebas bahan bakar fosil di tahun 2030 mendatang.
Pada Juli 2021, Angkatan Udara Denmark menerima 2 unit pesawat listrik dengan baling-baling bernama Velis Electro.
Pesawat ringan ini dibuat oleh perusahaan Slovenia Pipistrel, dan sudah pasti akan melengkapi pesawat latih milik Denmark. Meskipun begitu, pesawat penggerak listrik harus dievaluasi terlebih dahulu kinerjanya selama 2 tahun.
Diketahui, Velis Electro adalah satu-satunya pesawat listrik yang sudah memiliki sertifikat, disahkan, dan diizinkan mengudara oleh Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa.
Dengan adanya pesawat listrik ini, maka akan mengurangi setidaknya 42 juta liter bahan bakar yang dibutuhkan Denmark per tahunnya.
4. Next Generation Air Dominance
Tidak hanya pesawat penumpang, pesawat tempur militer juga mempunyai prospek menarik di masa depan. Contohnya adalah NGAD atau Next Generation Air Dominance, yang merupakan jet tempur generasi keenam milik Angkatan Udara AS.
Pengumuman pengembangan lebih jauh pesawat ini diumumkan oleh Sekretaris Angkatan Udara AS, Frank Kendall, pada Juni 2022. Melansir Sandboxx, tujuan utama dikembangkannya NGAD adalah untuk menciptakan pesawat tempur terkuat asal AS di tahun 2030.
Program pengembangan pesawat ini disebut sebagai yang paling mahal sepanjang sejarah. Sebab, akan menelan biaya hingga ratusan juta rupiah. Meskipun demikian, pihak Angkatan Udara AS enggan merinci biaya pastinya.
Pada Juni 2022, jet tersebut sudah masuk dalam tahap desain, kemudian akan masuk ke fase engineering, manufacturing, dan development. Keberadaan NGAD nantinya tidak akan menyingkirkan pesawat tempur andalan AS, F-22, melainkan justru akan memiliki kecanggihan melebihi F-22.
Pihak Angkatan Udara AS bahkan menyebut bahwa NGAD harus segera diluncurkan apabila ingin mengalahkan China dalam hal persaingan teknologi.
5. Tempest
Selanjutnya, ada pesawat tempur siluman generasi keenam bernama Tempest yang dimiliki Inggris. Pesawat tempur masa depan ini dipercaya akan menjadikan Inggris sebagai komandan tempur udara di ranah global. Tempest rencananya akan bergabung dengan RAF (Royal Air Force) pada tahun 2035 dan menggantikan Typhoon.
Pesawat tempur ini dikatakan mempunyai kecerdasan buatan, yakni mampu membaca sistem penerbangan dan kecerdasan buatan canggih lainnya. Selain itu, Tempest juga mempunyai senjata hipersonik dan mampu menyebarkan hingga mengendalikan drone.
Dalam pengembangan Tempest, Inggris bekerja sama dengan Swedia dan Italia. Inggris sendiri sudah menggelontorkan dana sebesar 2 miliar poundsterling dalam proyek pengembangan Tempest selama 4 tahun ke depan.
Nah, berikut adalah 5 pesawat masa depan yang menjanjikan:
1. ZEROe
ZEROe merupakan pesawat masa depan rancangan Airbus. Pesawat komersial tanpa emisi ini direncanakan akan mengudara pada 2035. Melansir laman resmi Airbus, ZEROe akan dibantu penggerak hidrogen dalam mewujudkan mimpi pesawat masa depan tanpa emisi di masa yang akan datang.
Pesawat ini mengusung konsep hibrida-hidrogen dan ditopang oleh mesin turbin gas yang sudah dimodifikasi. Sementara itu, untuk bahan bakarnya memakai hidrogen cair yang akan mengalami proses pembakaran dengan oksigen.
Airbus menyebut, sel bahan bakar hidrogen dari pesawat ini nantinya akan menghasilkan tenaga listrik yang melengkapi turbin gas. Tenaga listrik ini menghasilkan sistem propulsi listrik hibrida dengan tingkat efisiensi tinggi. ZEROe mempunyai model berbeda, yakni turbofan, turboprop, dan tubuh sayap campuran.
ZEROe turbofan hadir dengan dua mesin turbofan yang akan memberikan daya dorong. Sistem penyimpanan dan distribusi hidrogen cairnya diletakkan di bagian belakang.
Sama seperti turbofan, pesawat ZEROe turboprop hibrida-hidrogen mempunyai mesin turboprop berjumlah dua unit. Mesin tersebut akan menggerakkan baling-baling berbilah 8 dan memberikan daya dorong.
Untuk ZEROe dengan tubuh dan sayap campuran atau blended-wing body, mempunyai tangki penyimpanan hidrogen cair di bawah sayap. Pesawat ini juga dilengkapi dengan dua turbofan hibrida-hidogen sebagai daya dorong. Terkait kapasitasnya, ZEROe turboprop mampu membawa penumpang kurang dari 100 orang.
Jumlah penumpang yang lebih banyak (kurang dari 200 orang) bisa diangkut dengan pesawat ZEROe turbofan dan blended-wing body.
2. Flying-V
Flying-V merupakan kendaraan masa depan yang tercipta dari ide Justus Benad. Pemikiran tentang desain Flying-V ia dapatkan ketika tengah menjalani magang di Airbus, Hamburg. Benad saat itu juga masih berstatus sebagai mahasiswa TU Berlin.
Dalam laman TU-Delft, dijelaskan bahwa pesawat ini memiliki desain yang sangat baik dan hemat energi, terlebih untuk penerbangan jarak jauh.
Kabin penumpang, tangki bahan bakar, dan dek kargo akan terintegrasi ke sayap. Bentuk ini dikenal dengan ‘V’, yang mampu menghasilkan gaya hambat lebih sedikit daripada biasanya.
Bentuk V ini juga menjaga agar bobot bidang tetap rendah. Efeknya, pesawat ini mengonsumsi bahan bakar setidaknya 20% lebih rendah dibanding Airbus A350, yang disebut sebagai pesawat paling modern di era kini.
Bentuk Flying-V lebih dinamis, diiringi dengan bobot pesawat yang sangat rendah. Flying-V mempunyai lebar sayap 65 meter, panjang tubuh pesawat 55 meter dan tinggi 17 meter. Pesawat ini sanggup membawa hingga 314 penumpang dengan kapasitas bahan bakar 140 ribu liter.
3. Pesawat Listrik
Tidak hanya motor atau mobil saja yang dapat dioperasikan dengan listrik. Namun, dunia transportasi internasional juga sedang mengarah kepada pesawat listrik sebagai transportasi masa depan.
Melansir laman Afar, negara-negara seperti Swedia dan Denmark tengah merencanakan pengembangan pesawat yang bisa digunakan untuk penerbangan domestik bebas bahan bakar fosil di tahun 2030 mendatang.
Pada Juli 2021, Angkatan Udara Denmark menerima 2 unit pesawat listrik dengan baling-baling bernama Velis Electro.
Pesawat ringan ini dibuat oleh perusahaan Slovenia Pipistrel, dan sudah pasti akan melengkapi pesawat latih milik Denmark. Meskipun begitu, pesawat penggerak listrik harus dievaluasi terlebih dahulu kinerjanya selama 2 tahun.
Diketahui, Velis Electro adalah satu-satunya pesawat listrik yang sudah memiliki sertifikat, disahkan, dan diizinkan mengudara oleh Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa.
Dengan adanya pesawat listrik ini, maka akan mengurangi setidaknya 42 juta liter bahan bakar yang dibutuhkan Denmark per tahunnya.
4. Next Generation Air Dominance
Tidak hanya pesawat penumpang, pesawat tempur militer juga mempunyai prospek menarik di masa depan. Contohnya adalah NGAD atau Next Generation Air Dominance, yang merupakan jet tempur generasi keenam milik Angkatan Udara AS.
Pengumuman pengembangan lebih jauh pesawat ini diumumkan oleh Sekretaris Angkatan Udara AS, Frank Kendall, pada Juni 2022. Melansir Sandboxx, tujuan utama dikembangkannya NGAD adalah untuk menciptakan pesawat tempur terkuat asal AS di tahun 2030.
Program pengembangan pesawat ini disebut sebagai yang paling mahal sepanjang sejarah. Sebab, akan menelan biaya hingga ratusan juta rupiah. Meskipun demikian, pihak Angkatan Udara AS enggan merinci biaya pastinya.
Pada Juni 2022, jet tersebut sudah masuk dalam tahap desain, kemudian akan masuk ke fase engineering, manufacturing, dan development. Keberadaan NGAD nantinya tidak akan menyingkirkan pesawat tempur andalan AS, F-22, melainkan justru akan memiliki kecanggihan melebihi F-22.
Pihak Angkatan Udara AS bahkan menyebut bahwa NGAD harus segera diluncurkan apabila ingin mengalahkan China dalam hal persaingan teknologi.
5. Tempest
Selanjutnya, ada pesawat tempur siluman generasi keenam bernama Tempest yang dimiliki Inggris. Pesawat tempur masa depan ini dipercaya akan menjadikan Inggris sebagai komandan tempur udara di ranah global. Tempest rencananya akan bergabung dengan RAF (Royal Air Force) pada tahun 2035 dan menggantikan Typhoon.
Pesawat tempur ini dikatakan mempunyai kecerdasan buatan, yakni mampu membaca sistem penerbangan dan kecerdasan buatan canggih lainnya. Selain itu, Tempest juga mempunyai senjata hipersonik dan mampu menyebarkan hingga mengendalikan drone.
Dalam pengembangan Tempest, Inggris bekerja sama dengan Swedia dan Italia. Inggris sendiri sudah menggelontorkan dana sebesar 2 miliar poundsterling dalam proyek pengembangan Tempest selama 4 tahun ke depan.
(dan)