Ini Kota di Dunia yang Jarang Terkena Sinar Matahari, Nomor 5 Jadi Lokasi Syuting Film Vampir
loading...
A
A
A
Sistem pelacakannya memungkinkan mereka untuk melacak matahari tergantung pada ketinggiannya. Ketiga cermin itu kemudian memantulkan sinar matahari ke bawah dan ke alun-alun utama, dimana penduduk Rjukan dapat merasakan sedikit sinar matahari.
2. Chongqing, China
Chongqing merupakan kota yang terletak di Barat Daya China. Karena jarang terpapar sinar matahari, kota ini sangat dingin dan gelap. Walaupun demikian, dilansir dari China Today, Chongqing merupakan kota dingin yang produktif.
Selain itu, Chongqing juga merupakan kota dengan iklim subtropis lembab dan mengalami kondisi iklim yang sangat basah hampir sepanjang tahunnya. Hal tersebut dikarenakan letak geografis Chongqing adalah di cekungan Sichuan. Pada bulan Desember dan Januari, Chongqing menerima cahaya paling sedikit. Sedangkan pada bulan Agustus cukup tinggi, yaitu sekitar 48%.
3. Torshavn, Kepulauan Faroe
Torshavn adalah Ibu Kota sekaligus kota terbesar di Faroe Island. Kota ini terletak di bagian selatan pantai timur Streymoy. Menurut World Atlas, kota Torshavn di Kepulauan Faroe menjadi salah satu kota di Eropa yang paling minim paparan sinar matahari. Tempat ini rata-rata mendapatkan sinar matahari kurang lebih dua jam per hari.
Bukan hanya itu, Torshavn hanya mendapat sekitar 37 hari sinar matahari per tahun, rata-rata sekitar 840 jam per tahunnya. Bahkan suhu di Kota ini rata-rata tidak mencapai 7 C.
4. Dikson, Rusia
Kota yang dijuluki Capital of the Arctic ini sering mengalami malam kutub atau hari tanpa sinar matahari selama lebih dari 24 jam di bulan Desember dan awal Januari. Selama 10 bulan kota Dikson diselimuti oleh musim dingin. Sementara di dua bulan sisanya, matahari tidak pernah terbit. Terhitung setiap tahunnya, hanya 1.164 jam sinar matahari menyinari Dikson.
2. Chongqing, China
Chongqing merupakan kota yang terletak di Barat Daya China. Karena jarang terpapar sinar matahari, kota ini sangat dingin dan gelap. Walaupun demikian, dilansir dari China Today, Chongqing merupakan kota dingin yang produktif.
Selain itu, Chongqing juga merupakan kota dengan iklim subtropis lembab dan mengalami kondisi iklim yang sangat basah hampir sepanjang tahunnya. Hal tersebut dikarenakan letak geografis Chongqing adalah di cekungan Sichuan. Pada bulan Desember dan Januari, Chongqing menerima cahaya paling sedikit. Sedangkan pada bulan Agustus cukup tinggi, yaitu sekitar 48%.
3. Torshavn, Kepulauan Faroe
Torshavn adalah Ibu Kota sekaligus kota terbesar di Faroe Island. Kota ini terletak di bagian selatan pantai timur Streymoy. Menurut World Atlas, kota Torshavn di Kepulauan Faroe menjadi salah satu kota di Eropa yang paling minim paparan sinar matahari. Tempat ini rata-rata mendapatkan sinar matahari kurang lebih dua jam per hari.
Bukan hanya itu, Torshavn hanya mendapat sekitar 37 hari sinar matahari per tahun, rata-rata sekitar 840 jam per tahunnya. Bahkan suhu di Kota ini rata-rata tidak mencapai 7 C.
4. Dikson, Rusia
Kota yang dijuluki Capital of the Arctic ini sering mengalami malam kutub atau hari tanpa sinar matahari selama lebih dari 24 jam di bulan Desember dan awal Januari. Selama 10 bulan kota Dikson diselimuti oleh musim dingin. Sementara di dua bulan sisanya, matahari tidak pernah terbit. Terhitung setiap tahunnya, hanya 1.164 jam sinar matahari menyinari Dikson.