Rusia Gunakan Amunisi Lancet Loitering, Hancurkan Kapal Perang Ukraina
loading...
A
A
A
MOSKOW - Kapal patroli Ukraina kelas Gyurza-M, disambar amunisi Lancet loitering Rusia ketika berada di sisi pelabuhan. Ini tampaknya merupakan serangan amunisi berkeliaran Lancet Rusia ke arah kapal patroli Angkatan Laut Ukraina yang tersisa.
Serangan itu diposting di Telegram oleh kantor berita resmi RIA Novosti Rusia, kemudian tersebar di Twitter. Tampak serangan itu menunjukkan drone Lancet menabrak kapal patroli artileri lapis baja kelas Gyurza-M, salah satu dari tujuh yang dibangun Ukraina.
Dikutip dari laman The War Zone, Sabtu (5/11/2022), tanggal pasti dan lokasi serangan, serta kondisi kapal, tidak diketahui saat ini. Diperkirakan sejumlah kapal patrol artileri lapis baja ini, mungkin empat dari tujuh yang dibangun Ukraina, telah ditangkap oleh Rusia.
“Jadi ada dugaan Rusia menggunakan salah satunya untuk latihan sasaran sebagai bagian dari permainan propaganda. Bisa juga ini adalah serangan tempur yang sebenarnya, sehingga kapal milik Ukraina ini mengalami kerusakan parah,” tulis The War Zone.
Menurut RIA Novosti, Lancet yang menabrak kapal patrol Ukraina adalah versi yang lebih baru dengan hulu ledak seberat 11 pon. Lancet dirancang untuk beroperasi terutama melalui kontrol man-in-the-loop dan mentransmisikan video dari sistem penargetan onboard ke pengontrolnya melalui datalink line-of-sight.
Ria Novosti menyatakan bahwa sementara versi Lancet sebelumnya memiliki dua set sayap salib besar. Untuk varian terbaru hanya memiliki satu, yang akan cocok dengan apa yang kita lihat di video.
Sedangkan kapal patroli lapis baja kelas Gyurza-M memiliki panjang 75 kaki, dirancang untuk misi di sungai dan pesisir yang dioperasikan lima awak. Kapal patrol ini dipersenjatai senjata modul kendali jarak jauh BM-5M.01 Katran-M di depan dan belakang.
Setiap turret dilengkapi dengan meriam otomatis ZTM-1 30 mm. Kapal juga membawa peluncur granat 30mm dan senapan mesin 7,62mm, serta sistem pertahanan udara portabel (MANPADS). Bisa juga membawa peluru kendali 'Barrier' anti-armor.
Angkatan Laut Ukraina awalnya memiliki tujuh kapal ini, tetapi empat di antaranya ditangkap ketika Rusia merebut Berdyansk, sehingga hanya tersisa tiga unit. Awalnya, Ukraina berharap bisa membangun 20 kapal patroli tersebut.
Layanan keamanan Rusia sebelumnya telah menyita sepasang kapal ini, bersama dengan kapal tunda Angkatan Laut Ukraina, selama insiden di Laut Azov pada 2018. Kemudian dikembalikan dalam kondisi yang sangat buruk pada tahun berikutnya.
Serangan itu diposting di Telegram oleh kantor berita resmi RIA Novosti Rusia, kemudian tersebar di Twitter. Tampak serangan itu menunjukkan drone Lancet menabrak kapal patroli artileri lapis baja kelas Gyurza-M, salah satu dari tujuh yang dibangun Ukraina.
Dikutip dari laman The War Zone, Sabtu (5/11/2022), tanggal pasti dan lokasi serangan, serta kondisi kapal, tidak diketahui saat ini. Diperkirakan sejumlah kapal patrol artileri lapis baja ini, mungkin empat dari tujuh yang dibangun Ukraina, telah ditangkap oleh Rusia.
“Jadi ada dugaan Rusia menggunakan salah satunya untuk latihan sasaran sebagai bagian dari permainan propaganda. Bisa juga ini adalah serangan tempur yang sebenarnya, sehingga kapal milik Ukraina ini mengalami kerusakan parah,” tulis The War Zone.
Menurut RIA Novosti, Lancet yang menabrak kapal patrol Ukraina adalah versi yang lebih baru dengan hulu ledak seberat 11 pon. Lancet dirancang untuk beroperasi terutama melalui kontrol man-in-the-loop dan mentransmisikan video dari sistem penargetan onboard ke pengontrolnya melalui datalink line-of-sight.
Ria Novosti menyatakan bahwa sementara versi Lancet sebelumnya memiliki dua set sayap salib besar. Untuk varian terbaru hanya memiliki satu, yang akan cocok dengan apa yang kita lihat di video.
Sedangkan kapal patroli lapis baja kelas Gyurza-M memiliki panjang 75 kaki, dirancang untuk misi di sungai dan pesisir yang dioperasikan lima awak. Kapal patrol ini dipersenjatai senjata modul kendali jarak jauh BM-5M.01 Katran-M di depan dan belakang.
Setiap turret dilengkapi dengan meriam otomatis ZTM-1 30 mm. Kapal juga membawa peluncur granat 30mm dan senapan mesin 7,62mm, serta sistem pertahanan udara portabel (MANPADS). Bisa juga membawa peluru kendali 'Barrier' anti-armor.
Angkatan Laut Ukraina awalnya memiliki tujuh kapal ini, tetapi empat di antaranya ditangkap ketika Rusia merebut Berdyansk, sehingga hanya tersisa tiga unit. Awalnya, Ukraina berharap bisa membangun 20 kapal patroli tersebut.
Layanan keamanan Rusia sebelumnya telah menyita sepasang kapal ini, bersama dengan kapal tunda Angkatan Laut Ukraina, selama insiden di Laut Azov pada 2018. Kemudian dikembalikan dalam kondisi yang sangat buruk pada tahun berikutnya.
(wib)