Afrika Tuding Eropa Otak di Balik Hilangnya Ribuan Cula Badak

Jum'at, 11 November 2022 - 13:32 WIB
loading...
Afrika Tuding Eropa Otak di Balik Hilangnya Ribuan Cula Badak
Menurut dokumen yang disampaikan oleh negara-negara seperti Benin, Burkina Faso, Republik Afrika Tengah, Gabon, Guinea, Liberia, Mali, Niger, Senegal, dan Togo, populasi badak dan kuda nil telah menurun drastis dalam satu dekade terakhir. FOTO/ IST
A A A
BRUSSELS - Sebanyak 10 negara Afrika menuduh Uni Eropa (UE) mempertaruhkan kelangsungan hidup populasi badak menyusul sikap blok tersebut pada usulan larangan perdagangan komersial.



Menurut dokumen yang disampaikan oleh negara-negara seperti Benin, Burkina Faso, Republik Afrika Tengah, Gabon, Guinea, Liberia, Mali, Niger, Senegal, dan Togo, populasi kuda nil telah menurun drastis dalam satu dekade terakhir.

Seperti dilansir dari The Guardian Jumat (11/11/2022), melaporkan populasi badak di Aljazair, Mesir, Eritrea, Liberia dan Mauritania mengalami penurunan akibat perburuan ilegal cula (gading) hewan yang dilakukan terus menerus karena memiliki nilai yang sangat tinggi di pasar global.

Usulan untuk memberlakukan larangan menyeluruh terhadap perburuan telah mendominasi berita utama selama bertahun-tahun.

Namun, UE diperkirakan akan menentang usulan larangan total produk berbasis badak pada konferensi International Convention on Endangered Species of Wild Fauna and Flora (Cites) di Panama.

"Dengan secara terbuka menentang proposal kami, UE membahayakan peluang untuk memastikan kelangsungan hidup spesies badak di wilayah barat dan tengah Afrika, yang memiliki lebih dari setengah populasi hewan.

"Badak mati diam-diam selama 30 tahun terakhir. Kita harus bertindak sebelum menghilang," demikian isi surat dari negara-negara Afrika yang dibacakan pejabat tinggi Uni Eropa.

Populasi badak global telah mengalami penurunan sekitar 30 hingga 50 persen dalam dekade terakhir dan telah dikaitkan dengan perdagangan daging dan gading hewan tersebut.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2374 seconds (0.1#10.140)