5 Eksekusi Mati Paling Mengerikan yang Tak Memandang Rasa Kemanusiaan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hukuman mati atau eksekusi mati adalah praktik yang dilakukan untuk membunuh seseorang sebagai hukuman atas suatu kejahatan.
Zaman dulu, eksekusi mati tidak sesederhana ditembak menggunakan senjata api. Demi memberi efek jera bagi para narapidana, hukuman mati dibuat sangat menyiksa. Nah, berikut adalah 5 hukuman eksekusi paling mengerikan di dunia:
1. Dikuliti Hidup-Hidup
Hukuman eksekusi paling mengerikan sepanjang abad adalah dikuliti hidup-hidup. Hukuman ini terjadi dari abad ke-13 sampai ke-18 dan dilakukan kepada tahanan China Kuno, Aztec Mesoamerika, dan Eropa.
Sesuai namanya dan tanpa memiliki alat atau sebutan khusus, hukuman ini sengaja dibuat untuk menyebabkan penderitaan sebanyak mungkin bagi para korbannya.
Mulanya, tubuh korban akan dilunakkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari hingga benar-benar terbakar atau direbus.
Setelah tubuhnya melunak, kulit korban akan disayat panjang dan dirobek paksa dengan kondisi sadar. Penyiksaan ini dilakukan secara perlahan, sehingga memakan waktu yang lama.
Setelah dikuliti, terkadang korban masih hidup menderita selama berhari-hari. Daging tubuhnya yang terekspos pun mengundang para serangga atau hewan untuk memangsanya.
Akhirnya pun korban akan meninggal karena kehilangan darah yang lambat, sesak nafas, dan infeksi akut.
2. Lingchi
Lingchi atau pemotongan lambat adalah salah satu hukuman eksekusi paling mengerikan yang ditujukkan kepada penjahat di masa kekaisaran Tiongkok. Sesuai namanya, eksekusi akan dilakukan dengan mengiris korban dengan seribu luka lambat hingga meninggal.
Fang Xiaoru, seorang politikus Tiongkok dari Dinasti Ming menjadi salah satu korban eksekusi Lingchi pada 1402. Eksekusi dilakukan oleh Algojo dengan menyayat secara perlahan dan sangat hati-hati dari badan ke dada, leher, lalu wajah.
Algojo juga harus memastikan bahwa korban tetap hidup hingga sayatan terakhirnya. Hukuman Lingchi telah merenggut banyak korban selama lebih dari dua milenium.
3. The Spanish Donkey
Spanish Donkey adalah alat hukuman yang dibuat oleh Inkuisisi Suci di Prancis pada abad ke-12. Hukuman ini ditujukkan kepada orang yang tidak percaya dengan agama Kristen atau orang beragama Kristen yang melakukan kejahatan di seluruh Eropa, Perancis, Italia, dan Amerika Serikat.
Alat ini dirancang menyerupai keledai dengan kursi runcing berbentuk segitiga. Nantinya sang korban akan dieksekusi berhari-hari dengan duduk telanjang di atas keledai tersebut, lalu untuk memaksimalkan hukuman maka kaki para korban eksekusi akan diberi pemberat, digelitik, hingga diseret ke ujung yang makin runcing.
Lalu, perlahan-lahan alat ini membunuh mereka karena kehabisan darah, korban yang selamat dari eksekusi ini akan lumpuh permanen dan meninggal beberapa hari kemudian karena infeksi. Sebab, alat ini akan merusak kelamin, sakrum, dan berbagai organ dalam di perut bagian bawah.
4. The Brazen Bull
The Brazen Bull adalah alat hukuman eksekusi yang berasal dari Akragas. Alat ini dibuat oleh Perillos dari Athena dan dicetuskan oleh Raja Phalaris, seorang penguasa keji yang membutuhkan rasa takut rakyat dan musuh untuk mempertahankan kekuasaannya.
Hukuman Brazen Bull dirancang sesuai ukuran asli hewan banteng dengan ruang kosong di dalamnya, serta dilengkapi dengan terompet. Nantinya eksekusi akan dilakukan dengan meletakkan Brazen Bull yang berbahan dasar perunggu di atas api, sehingga orang yang berada di dalamnya terpanggang hidup-hidup.
Sang penemu mengklaim bahwa alat ini dapat digunakan juga sebagai sarana hiburan untuk orang lain, sebab jeritan korban akan terdengar kencang, seperti suara banteng yang marah berkat adanya terompet.
Perillos menjadi orang pertama yang mencoba Brazen Bull dan Phalaris menjadi orang terakhir yang mendapat hukuman tersebut. The Brazen Bull menjadi salah satu hukuman paling mengerikan di zaman Yunani Kuno, tepatnya pada 549-570 SM.
5. Choke Pear
Choke Pear adalah alat hukuman eksekusi yang berbentuk seperti buah pir dan dilengkapi dengan duri logam. Cara kerja Choke Pear seperti ‘capitan’ dengan kunci sekrup di bagian bawah yang berfungsi untuk memperkecil atau memperbesar cakupan capitnya.
Alat ini sering digunakan oleh para perampok di Perancis, biasanya Choke Pear akan ditempatkan di mulut untuk mencapit area tenggorokan atau di alat kelamin untuk mencapit area sensitif korban secara brutal.
Lalu, para korban akan merasakan penderitaan yang ekstrim akibat kerusakan organ dan meninggal secara cepat karena kehilangan banyak darah. Selain digunakan senjata perampokan, hukuman Choke Pear juga diberikan kepada pria atau wanita yang menyukai sesama jenis.
MG/Afridha Khalila
Zaman dulu, eksekusi mati tidak sesederhana ditembak menggunakan senjata api. Demi memberi efek jera bagi para narapidana, hukuman mati dibuat sangat menyiksa. Nah, berikut adalah 5 hukuman eksekusi paling mengerikan di dunia:
1. Dikuliti Hidup-Hidup
Hukuman eksekusi paling mengerikan sepanjang abad adalah dikuliti hidup-hidup. Hukuman ini terjadi dari abad ke-13 sampai ke-18 dan dilakukan kepada tahanan China Kuno, Aztec Mesoamerika, dan Eropa.
Sesuai namanya dan tanpa memiliki alat atau sebutan khusus, hukuman ini sengaja dibuat untuk menyebabkan penderitaan sebanyak mungkin bagi para korbannya.
Mulanya, tubuh korban akan dilunakkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari hingga benar-benar terbakar atau direbus.
Setelah tubuhnya melunak, kulit korban akan disayat panjang dan dirobek paksa dengan kondisi sadar. Penyiksaan ini dilakukan secara perlahan, sehingga memakan waktu yang lama.
Setelah dikuliti, terkadang korban masih hidup menderita selama berhari-hari. Daging tubuhnya yang terekspos pun mengundang para serangga atau hewan untuk memangsanya.
Akhirnya pun korban akan meninggal karena kehilangan darah yang lambat, sesak nafas, dan infeksi akut.
2. Lingchi
Lingchi atau pemotongan lambat adalah salah satu hukuman eksekusi paling mengerikan yang ditujukkan kepada penjahat di masa kekaisaran Tiongkok. Sesuai namanya, eksekusi akan dilakukan dengan mengiris korban dengan seribu luka lambat hingga meninggal.
Fang Xiaoru, seorang politikus Tiongkok dari Dinasti Ming menjadi salah satu korban eksekusi Lingchi pada 1402. Eksekusi dilakukan oleh Algojo dengan menyayat secara perlahan dan sangat hati-hati dari badan ke dada, leher, lalu wajah.
Algojo juga harus memastikan bahwa korban tetap hidup hingga sayatan terakhirnya. Hukuman Lingchi telah merenggut banyak korban selama lebih dari dua milenium.
3. The Spanish Donkey
Spanish Donkey adalah alat hukuman yang dibuat oleh Inkuisisi Suci di Prancis pada abad ke-12. Hukuman ini ditujukkan kepada orang yang tidak percaya dengan agama Kristen atau orang beragama Kristen yang melakukan kejahatan di seluruh Eropa, Perancis, Italia, dan Amerika Serikat.
Alat ini dirancang menyerupai keledai dengan kursi runcing berbentuk segitiga. Nantinya sang korban akan dieksekusi berhari-hari dengan duduk telanjang di atas keledai tersebut, lalu untuk memaksimalkan hukuman maka kaki para korban eksekusi akan diberi pemberat, digelitik, hingga diseret ke ujung yang makin runcing.
Lalu, perlahan-lahan alat ini membunuh mereka karena kehabisan darah, korban yang selamat dari eksekusi ini akan lumpuh permanen dan meninggal beberapa hari kemudian karena infeksi. Sebab, alat ini akan merusak kelamin, sakrum, dan berbagai organ dalam di perut bagian bawah.
4. The Brazen Bull
The Brazen Bull adalah alat hukuman eksekusi yang berasal dari Akragas. Alat ini dibuat oleh Perillos dari Athena dan dicetuskan oleh Raja Phalaris, seorang penguasa keji yang membutuhkan rasa takut rakyat dan musuh untuk mempertahankan kekuasaannya.
Hukuman Brazen Bull dirancang sesuai ukuran asli hewan banteng dengan ruang kosong di dalamnya, serta dilengkapi dengan terompet. Nantinya eksekusi akan dilakukan dengan meletakkan Brazen Bull yang berbahan dasar perunggu di atas api, sehingga orang yang berada di dalamnya terpanggang hidup-hidup.
Sang penemu mengklaim bahwa alat ini dapat digunakan juga sebagai sarana hiburan untuk orang lain, sebab jeritan korban akan terdengar kencang, seperti suara banteng yang marah berkat adanya terompet.
Perillos menjadi orang pertama yang mencoba Brazen Bull dan Phalaris menjadi orang terakhir yang mendapat hukuman tersebut. The Brazen Bull menjadi salah satu hukuman paling mengerikan di zaman Yunani Kuno, tepatnya pada 549-570 SM.
5. Choke Pear
Choke Pear adalah alat hukuman eksekusi yang berbentuk seperti buah pir dan dilengkapi dengan duri logam. Cara kerja Choke Pear seperti ‘capitan’ dengan kunci sekrup di bagian bawah yang berfungsi untuk memperkecil atau memperbesar cakupan capitnya.
Alat ini sering digunakan oleh para perampok di Perancis, biasanya Choke Pear akan ditempatkan di mulut untuk mencapit area tenggorokan atau di alat kelamin untuk mencapit area sensitif korban secara brutal.
Lalu, para korban akan merasakan penderitaan yang ekstrim akibat kerusakan organ dan meninggal secara cepat karena kehilangan banyak darah. Selain digunakan senjata perampokan, hukuman Choke Pear juga diberikan kepada pria atau wanita yang menyukai sesama jenis.
MG/Afridha Khalila
(dan)