Riset Geologi Sebut Sesar Lembang Berpotensi Picu Gempa Bumi Besar di Jawa

Kamis, 24 November 2022 - 11:29 WIB
loading...
Riset Geologi Sebut...
Wilayah Cianjur terletak di atas lempeng Sunda yang merupakan serangkaian dari lempeng kerak besar planet Australia. FOTO/ IST
A A A
JAKARTA - Gempa bumi di Cianjur berkekuatan 5,6 SR yang menewaskan ratusan orang awal pekan lalu, disebabkan karena pergeseran Sesar Lembang.



Para ahli geologi sangat memahami bahwa gempa bumi adalah fakta kehidupan di Pulau Jawa hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan secara periodik.

Seperti dilansir dari Convertations, Kamis (24/11/2022) selama dua dekade terakhir, para ahli geologi telah mengidentifikasi banyak retakan atau sambungan di kerak bumi di Jawa yang cenderung aktif, tetapi hanya segelintir yang telah dipelajari secara detail.

Patahan Lembang di pinggiran Bandung, kota terbesar keempat di Indonesia (dengan populasi 8,8 juta, yang lokasinya berlawanan dengan Cianjur 170.000).

Ini adalah salah satu dari sedikit bukti geologis dari aktivitas gempa prasejarah yang telah ditetapkan. Patahan ini diperkirakan mampu menghasilkan gempa berkekuatan 6,5–7,0 skala Richter setiap 170–670 tahun.

Selain Yogyakarta, patahan aktif lainnya diketahui mengancam kota Jakarta, Surabaya, dan Semarang. Ini tidak menutup kemungkinan bahwa patahan lain juga mengancam daerah-daerah lain di luar ketiga kota tersebut.

Dalam penelitian terbaru, arkeolog juga mendokumentasikan getaran yang sangat ekstrem yang disebabkan oleh gempa pada 25 Oktober 1875 di dekat Kuningan, Jawa Barat. Seorang saksi mata menggambarkan dirinya terlempar dari kursi dan melihat sekawanan sapi terlempar dari tanah.

Gempa bumi yang menyebabkan kerusakan juga pernah terjadi di Cirebon pada tanggal 16 November 1847. Peristiwa ini diperkirakan menyebabkan aliran sungai setinggi 5 meter karena kekuatannya yang mencapai 7 skala Richter atau bahkan lebih besar.

Cianjur, lokasi gempa minggu ini, telah mengalami setidaknya satu gempa bumi yang menyebabkan kerusakan hebat, yaitu pada 28 Maret 1879, yang menyebabkan runtuhnya beberapa bangunan dengan korban jiwa.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1657 seconds (0.1#10.140)