4 dari 10 Orang di Seluruh Dunia Masih Percaya Sihir atau Penyihir
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pada era internet saat ini, ternyata masih ada orang yang percaya dengan penyihir dan sihir . Survei terbaru Pew Research Center menyebutkan empat dari 10 orang di seluruh dunia masih percaya sihir dan dukun .
Namun, kepercayaan pada sihir atau anggapan bahwa orang dapat menggunakan kemampuan supranatural untuk menimbulkan kerusakan, sangat bervariasi antar negara. Hanya 9% orang di Swedia percaya pada ilmu sihir, sementara lebih dari 90% orang di Tunisia percaya beberapa orang memiliki kekuatan sihir jahat.
Dalam studi baru, para peneliti menggunakan kumpulan data besar yang dikumpulkan selama enam gelombang antara tahun 2008 dan 2017 oleh Pew Research Center. Secara keseluruhan, 140.000 orang di 95 negara dan lima benua ditanyai serangkaian pertanyaan terkait kepercayaan mereka pada sihir.
Berdasarkan sampel Pew Research Center, para peneliti memperkirakan setidaknya 1 miliar orang di seluruh dunia percaya pada ilmu sihir. Wanita, penduduk kota, dan orang yang lebih muda lebih cenderung percaya pada kekuatan gaib semacam itu.
Namun, orang yang memiliki pendidikan lebih baik, keamanan finansial, dan tinggal di rumah yang nyaman, tidak terlalu percaya pada ilmu sihir. Namun, kepercayaan semacam itu tetap ditemukan pada orang-orang di seluruh spektrum pendidikan dan sosial ekonomi.
“Misalnya, orang dengan situasi ekonomi sangat baik hanya 6% sampai 7% lebih kecil kemungkinannya untuk percaya pada sihir, daripada orang dengan situasi ekonomi sangat buruk,” tulis para penelitian yang diterbitkan di jurnal PLOS pada 23 November 2022.
Orang-orang di negara-negara dengan institusi yang lemah dan tingkat kepercayaan sosial yang rendah, juga lebih cenderung percaya pada ilmu sihir. Itu sejalan dengan penelitian antropologi masa lalu yang mempelajari masyarakat Pribumi Amerika di Navajo Nation, yang juga dikenal sebagai Dine.
Penelitian sebelumnya mengusulkan bahwa di antara orang Navajo, kepercayaan pada sihir berfungsi sebagai alat kontrol sosial. Kepercayaan pada sihir membantu menjaga ketertiban dalam masyarakat ketika struktur pemerintahan formal tidak ada atau lemah.
Kepercayaan pada ilmu sihir mungkin setua umur manusia itu sendiri. Seni gua tertua di Inggris, misalnya, mungkin berupa "tanda penyihir" yang diukir untuk mengusir roh jahat. Sedangkan contoh tertulis tertua dari nama Ibrani Tuhan ditemukan pada "tablet kutukan" berusia 3.200 tahun, yang dimaksudkan untuk mengutuk seseorang.
Namun, kepercayaan pada sihir atau anggapan bahwa orang dapat menggunakan kemampuan supranatural untuk menimbulkan kerusakan, sangat bervariasi antar negara. Hanya 9% orang di Swedia percaya pada ilmu sihir, sementara lebih dari 90% orang di Tunisia percaya beberapa orang memiliki kekuatan sihir jahat.
Dalam studi baru, para peneliti menggunakan kumpulan data besar yang dikumpulkan selama enam gelombang antara tahun 2008 dan 2017 oleh Pew Research Center. Secara keseluruhan, 140.000 orang di 95 negara dan lima benua ditanyai serangkaian pertanyaan terkait kepercayaan mereka pada sihir.
Baca Juga
Berdasarkan sampel Pew Research Center, para peneliti memperkirakan setidaknya 1 miliar orang di seluruh dunia percaya pada ilmu sihir. Wanita, penduduk kota, dan orang yang lebih muda lebih cenderung percaya pada kekuatan gaib semacam itu.
Namun, orang yang memiliki pendidikan lebih baik, keamanan finansial, dan tinggal di rumah yang nyaman, tidak terlalu percaya pada ilmu sihir. Namun, kepercayaan semacam itu tetap ditemukan pada orang-orang di seluruh spektrum pendidikan dan sosial ekonomi.
“Misalnya, orang dengan situasi ekonomi sangat baik hanya 6% sampai 7% lebih kecil kemungkinannya untuk percaya pada sihir, daripada orang dengan situasi ekonomi sangat buruk,” tulis para penelitian yang diterbitkan di jurnal PLOS pada 23 November 2022.
Orang-orang di negara-negara dengan institusi yang lemah dan tingkat kepercayaan sosial yang rendah, juga lebih cenderung percaya pada ilmu sihir. Itu sejalan dengan penelitian antropologi masa lalu yang mempelajari masyarakat Pribumi Amerika di Navajo Nation, yang juga dikenal sebagai Dine.
Penelitian sebelumnya mengusulkan bahwa di antara orang Navajo, kepercayaan pada sihir berfungsi sebagai alat kontrol sosial. Kepercayaan pada sihir membantu menjaga ketertiban dalam masyarakat ketika struktur pemerintahan formal tidak ada atau lemah.
Kepercayaan pada ilmu sihir mungkin setua umur manusia itu sendiri. Seni gua tertua di Inggris, misalnya, mungkin berupa "tanda penyihir" yang diukir untuk mengusir roh jahat. Sedangkan contoh tertulis tertua dari nama Ibrani Tuhan ditemukan pada "tablet kutukan" berusia 3.200 tahun, yang dimaksudkan untuk mengutuk seseorang.
(wib)