Bangun Konstruksi di Bulan, NASA Kucurkan Dana Rp896 Miliar

Rabu, 30 November 2022 - 06:59 WIB
loading...
Bangun Konstruksi di...
NASA mengucurkan dana sebesar USD57 juta atau Rp896,2 miliar untuk membangun konstruksi pos terdepan di Bulan. Foto/ICON
A A A
FLORIDA - NASA mengucurkan dana sebesar USD57 juta atau Rp896,2 miliar untuk membangun konstruksi pos terdepan di Bulan dan Mars. Proyek Olympus ini akan dikerjakan perusahaan asal Texas, yaitu ICON menggunakan sistem konstruksi off-Earth.

ICON meluncurkan Project Olympus pada tahun 2020, dengan alasan bahwa teknologinya dapat membantu membangun infrastruktur penting seperti landasan pendaratan, jalan, dan habitat di bulan dan Mars. ICON telah menghasilkan semacam prototipe, habitat Planet Merah yang dicetak 3D disebut Mars Dune Alpha, untuk melatih astronot NASA pada misi jangka panjang.

Kontrak NASA yang baru diumumkan, diberikan melalui program Riset Inovasi Bisnis Kecil agensi, akan membantu perusahaan mengembangkan teknologi dan prosedurnya. ICON berencana menggunakan uang itu untuk mempelajari bagaimana tanah bulan atau regolith dan menggunakannya.



ICON juga akan menguji perangkat keras dan lunaknya pada misi luar angkasa yang mensimulasikan gravitasi bulan. Dan akan ada uji coba yang lebih ambisius, jika semuanya berjalan sesuai rencana.

"Kami mengubah paradigma eksplorasi ruang angkasa pergi ke sana dan kembali, menjadi ke sana untuk tinggal. Kami membutuhkan sistem yang kuat, tangguh, dan berkemampuan luas yang dapat menggunakan sumber daya lokal di bulan dan benda planet lainnya,” kata salah satu pendiri dan CEO ICON Jason Ballard dilansir dari laman Space.com, Rabu (29/11/2022).
Bangun Konstruksi di Bulan, NASA Kucurkan Dana Rp896 Miliar


Ketertarikan NASA pada sistem konstruksi bulan tidaklah mengherankan. Melalui program Artemis, NASA berusaha mengirim manusia ke Bulan dan tinggal untuk jangka panjang.



Misi Artemis pertama, Artemis 1, diluncurkan pada 16 November, dengan mengirimkan kapsul Orion tanpa awak ke orbit bulan. Kapsul Orion akan kembali ke Bumi pada 11 Desember dan mendarat di Samudra Pasifik.

"Untuk menjelajahi dunia lain, kita membutuhkan teknologi baru yang inovatif yang disesuaikan dengan lingkungan tersebut dan kebutuhan eksplorasi kita," kata Niki Werkheiser, direktur pematangan teknologi di Direktorat Misi Teknologi Luar Angkasa NASA.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3761 seconds (0.1#10.140)