Partikel Aerosol Virus Corona bisa Menyebar Layaknya Asap Rokok
loading...
A
A
A
VIRGINIA - Baru-baru ini ramai dibicarakan bahwa virus corona dapat menyebar lewat udara atau airbone. Tentu kabar tersebut membuat panik masyarakat dunia.
Padahal, sebelumnya Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan COVID-19 hanya menular melalui droplet atau tetesan liur ketika seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau bicara. BACA JUGA -Nggak Ngebul dan Berisik, Motor 2 Listrik Siap Hadir
Sebanyak 239 ilmuwan yang menulis surat terbuka kepada WHO, CDC Amerika Serikat, dan lembaga kesehatan lainnya, mendesak perubahan pada panduan publik tentang penyebaran virus SARS-CoV-2. BACA JUGA - Muka R25 Pantat TMax, Yamaha Mio 2020 Tertangkap Basah di Jalan?
Airbone merupakan penularan patogen melalui aerosol, yaitu tetesan pernapasan kecil yang dapat tetap berada di udara. Aeorosol berbeda dengan tetesan besar yang jatuh ke tanah dalam beberapa meter.
Para ilmuwan mengatakan, lembaga-lembaga kesehatan dianggap masih abai pada tetesen kecil virus yang menyembur dari mulut, kemudian menjadi aerosol dan melayang di udara, yang kemungkinan menjadi cara penularan virus corona.
"Mereka tidak ingin berbicara tentang penularan melalui udara, karena itu akan membuat orang takut," kata Donald Milton, profesor kesehatan lingkungan di University of Maryland, dikutip dari CNN, Kamis (9/7/2020).
Di sisi lain, profesor teknik sipil dan lingkungan di Virginia Tech, Linsey Marr, menemukan bukti virus flu bisa melayang di udara dalam tetesan mikroskopis selama satu jam atau lebih.
Agar lebih jelas, Marr menganalogikan asap rokok sebagai contoh cara virus menyebar. Menurutnya, partikel mikroskopis yang disebut aerosol, berperilaku seperti asap rokok.
“Jadi orang akan lebih terpapar lebih dekat dengan perokok yang mungkin terinfeksi. Ketika posisinya semakin jauh, maka paparannya akan jauh lebih sedikit," jelas Marr.
Padahal, sebelumnya Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan COVID-19 hanya menular melalui droplet atau tetesan liur ketika seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau bicara. BACA JUGA -Nggak Ngebul dan Berisik, Motor 2 Listrik Siap Hadir
Sebanyak 239 ilmuwan yang menulis surat terbuka kepada WHO, CDC Amerika Serikat, dan lembaga kesehatan lainnya, mendesak perubahan pada panduan publik tentang penyebaran virus SARS-CoV-2. BACA JUGA - Muka R25 Pantat TMax, Yamaha Mio 2020 Tertangkap Basah di Jalan?
Airbone merupakan penularan patogen melalui aerosol, yaitu tetesan pernapasan kecil yang dapat tetap berada di udara. Aeorosol berbeda dengan tetesan besar yang jatuh ke tanah dalam beberapa meter.
Para ilmuwan mengatakan, lembaga-lembaga kesehatan dianggap masih abai pada tetesen kecil virus yang menyembur dari mulut, kemudian menjadi aerosol dan melayang di udara, yang kemungkinan menjadi cara penularan virus corona.
"Mereka tidak ingin berbicara tentang penularan melalui udara, karena itu akan membuat orang takut," kata Donald Milton, profesor kesehatan lingkungan di University of Maryland, dikutip dari CNN, Kamis (9/7/2020).
Di sisi lain, profesor teknik sipil dan lingkungan di Virginia Tech, Linsey Marr, menemukan bukti virus flu bisa melayang di udara dalam tetesan mikroskopis selama satu jam atau lebih.
Agar lebih jelas, Marr menganalogikan asap rokok sebagai contoh cara virus menyebar. Menurutnya, partikel mikroskopis yang disebut aerosol, berperilaku seperti asap rokok.
“Jadi orang akan lebih terpapar lebih dekat dengan perokok yang mungkin terinfeksi. Ketika posisinya semakin jauh, maka paparannya akan jauh lebih sedikit," jelas Marr.
(wbs)