CERN Wadah Ilmuwan Eropa Meneliti Nuklir dan Struktur Alam Semesta
loading...
A
A
A
JAKARTA - CERN (Conseil Européen pour la Recherche Nucléaire) atau Dewan Eropa untuk Riset Nuklir adalah organisasi penelitian nuklir Eropa.
CERN juga merupakan salah satu laboratorium pemercepat partikel terbesar di dunia, sehingga sering disebut sebagai Laboratorium Fisika Partikel Eropa. Letaknya persis di sebelah barat Jenewa, di perbatasan antara Prancis dan Swiss.
Di sini para peneliti berusaha meneliti struktur mendasar dari alam semesta. Mereka juga menyelidiki struktur dasar partikel yang akan membentuk segala sesuatu di alam.
CERN didirikan pada tahun 1954 dan menjadi salah satu usaha patungan pertama di Eropa. Kini CERN sudah memiliki 23 negara anggota. Sejak dimulai pada tahun 1954, CERN telah membuat banyak terobosan signifikan, baik dalam fisika partikel (seperti penemuan awal arus netral) maupun teknologi yang telah membantu meningkatkan kehidupan sehari-hari.
Awal mula terbentuknya CERN adalah ketika akhir Perang Dunia Kedua. Saat itu, sains Eropa tidak lagi berkelas dunia. Segelintir ilmuwan visioner membayangkan untuk menciptakan laboratorium fisika atom Eropa.
Laboratorium tersebut tidak hanya akan menyatukan para ilmuwan Eropa tetapi juga memungkinkan mereka untuk saling berbagi biaya fasilitas fisika nuklir yang dinilai semakin meningkat.
Di antara ilmuwan tersebut adalah Raoul Dautry, Pierre Auger dan Lew Kowarski di Prancis, serta Edoardo Amaldi di Italia, dan Niels Bohr di Denmark.
Lantas, fisikawan Prancis Louis de Broglie mengajukan proposal resmi pertama untuk pembuatan laboratorium Eropa pada Konferensi Kebudayaan Eropa, yang dibuka di Lausanne pada 9 Desember 1949.
Kemudian, pada tahun 1950 di Konferensi Umum UNESCO yang kelima, Isidor Rabi yang merupakan fisikawan Amerika dan peraih nobel mengajukan resolusi. Isinya berupa wewenang kepada UNESCO untuk membantu dan mendorong pembentukan laboratorium penelitian regional guna meningkatkan kolaborasi ilmiah internasional.
Di tahun selanjutnya, diselenggarakan pertemuan antarpemerintah UNESCO di Paris, pada Desember 1951. Pada kesempatan itu, resolusi pertama mengenai pembentukan Dewan Eropa untuk Riset Nuklir akhirnya diadopsi.
Dua bulan kemudian, sejumlah negara menandatangani kesepakatan untuk membentuk dewan sementara, dengan akronim CERN. Draf akhir Konvensi CERN disetujui pada Juni 1953 dan ditandatangani oleh 12 negara.
Negara-negara tersebut adalah Belgia, Denmark, Prancis, Jerman, Yunani, Italia, Belanda, Norwegia, Swedia, Swiss, Britania Raya, dan Yugoslavia.
Para peneliti di CERN telah menelurkan sejumlah penelitian dan penemuan. Di antara penemuan peneliti CERN adalah partikel Higgs Boson, yang merupakan partikel dasar penyusun seluruh partikel di dunia, atau yang kerap pula disebut sebagai “partikel tuhan”, pada 2012 lalu.
CERN juga merupakan salah satu laboratorium pemercepat partikel terbesar di dunia, sehingga sering disebut sebagai Laboratorium Fisika Partikel Eropa. Letaknya persis di sebelah barat Jenewa, di perbatasan antara Prancis dan Swiss.
Di sini para peneliti berusaha meneliti struktur mendasar dari alam semesta. Mereka juga menyelidiki struktur dasar partikel yang akan membentuk segala sesuatu di alam.
CERN didirikan pada tahun 1954 dan menjadi salah satu usaha patungan pertama di Eropa. Kini CERN sudah memiliki 23 negara anggota. Sejak dimulai pada tahun 1954, CERN telah membuat banyak terobosan signifikan, baik dalam fisika partikel (seperti penemuan awal arus netral) maupun teknologi yang telah membantu meningkatkan kehidupan sehari-hari.
Awal mula terbentuknya CERN adalah ketika akhir Perang Dunia Kedua. Saat itu, sains Eropa tidak lagi berkelas dunia. Segelintir ilmuwan visioner membayangkan untuk menciptakan laboratorium fisika atom Eropa.
Laboratorium tersebut tidak hanya akan menyatukan para ilmuwan Eropa tetapi juga memungkinkan mereka untuk saling berbagi biaya fasilitas fisika nuklir yang dinilai semakin meningkat.
Di antara ilmuwan tersebut adalah Raoul Dautry, Pierre Auger dan Lew Kowarski di Prancis, serta Edoardo Amaldi di Italia, dan Niels Bohr di Denmark.
Lantas, fisikawan Prancis Louis de Broglie mengajukan proposal resmi pertama untuk pembuatan laboratorium Eropa pada Konferensi Kebudayaan Eropa, yang dibuka di Lausanne pada 9 Desember 1949.
Kemudian, pada tahun 1950 di Konferensi Umum UNESCO yang kelima, Isidor Rabi yang merupakan fisikawan Amerika dan peraih nobel mengajukan resolusi. Isinya berupa wewenang kepada UNESCO untuk membantu dan mendorong pembentukan laboratorium penelitian regional guna meningkatkan kolaborasi ilmiah internasional.
Di tahun selanjutnya, diselenggarakan pertemuan antarpemerintah UNESCO di Paris, pada Desember 1951. Pada kesempatan itu, resolusi pertama mengenai pembentukan Dewan Eropa untuk Riset Nuklir akhirnya diadopsi.
Dua bulan kemudian, sejumlah negara menandatangani kesepakatan untuk membentuk dewan sementara, dengan akronim CERN. Draf akhir Konvensi CERN disetujui pada Juni 1953 dan ditandatangani oleh 12 negara.
Negara-negara tersebut adalah Belgia, Denmark, Prancis, Jerman, Yunani, Italia, Belanda, Norwegia, Swedia, Swiss, Britania Raya, dan Yugoslavia.
Para peneliti di CERN telah menelurkan sejumlah penelitian dan penemuan. Di antara penemuan peneliti CERN adalah partikel Higgs Boson, yang merupakan partikel dasar penyusun seluruh partikel di dunia, atau yang kerap pula disebut sebagai “partikel tuhan”, pada 2012 lalu.
(wbs)