Cegah Keputihan, Ilmuwan Berhasil Kembangkan Chip Vagina
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ilmuwan dari Harvard University berhasil mengembangkan metode baru Chip Vagina yang bisa membantu wanita terhindar dari keputihan .Kondisi keputihan merupakan masalah yang sering terjadi dan cukup mengganggu bagi sebagian besar wanita.
Keputihan terjadi saat keluarnya cairan atau lendir dari vagina dan leher rahim. cSebenarnya, cairan atau lendir ini dikeluarkan secara alami oleh tubuh menjaga vagina tetap bersih dan lembab, serta melindunginya dari infeksi. Tak hanya terjadi pada wanita dewasa, remaja perempuan juga mengalaminya. Pada sebagian besar kasus, keputihan adalah normal.
Namun, ada beberapa kondisi yang membuat keputihan bukanlah kondisi abnormal. Keputihan kerap dipicu oleh vaginosis bakterialis. Kondisi itu adalah keluarnya cairan keputihan yang berlebihan disebabkan oleh terganggunya keseimbangan flora normal di dalam vagina.
Disebutkan IFL Science, ada banyak bakteri yang berada di vagina . Faktanya, spesies Lactobacillus berada di dalam organ vital kaum hawa itu. Bahkan vagina yang sehat memiliki 70 persen mikrobioma.
Jadi vaginosis bakterialis merupakan suatu kondisi yang memang perlu diteliti mendalam. Sayangnya, bidang penelitian ini sangat kurang dipelajari. Hal ini terutama disebabkan oleh fakta bahwa tidak ada model praklinis yang mampu mereplikasi lingkungan mikro epitel vagina.
Pasalnya mikrobioma vagina manusia jauh berbeda dari model hewan umum lainnya. Padahal model praklinis itu sangat penting untuk eksperimen dan pengembangan terapi.
Aakanksha Gulati dari Wyss Institute mengatakan ketiadaan model praklinis yang memadai soal vaginosis bakterialis membuat wanita tidak bisa menghindar dari keputihan. Hal itulah yang kemudian coba dipecahkan oleh tim peneliti Wyss Institue yang didirikan oleh Harvard University.
Mereka kemudian berhasil mengembangkan metode chip vagina guna membantu wanita terhindar dari vaginosis bakterialis.Chip vagina itu nantinya bekerja dengan menyemai saluran atas chip polimer dengan sel epitel vagina manusia, dengan sel fibroblast rahim manusia di seberang membran permeabel.
Chip vaginan itu nantinya akan membentuk struktur seperti 3D dari dinding vagina manusia. Setelah lima hari, banyak lapisan sel vagina manusia yang berdiferensiasi berkembang.
Peneliti juga memasukkan bakteri berbahaya ke dalamchip (seperti Gardnerella vaginalis) yang terkait dengan bacterialis vaginosis, yang menyebabkan sel epitel rusak, menyebabkan tingkat sitokin proinflamasi meningkat, dan pH meningkat. Jenis reaksi ini sering terlihat saat terjadi perubahan patologis pada vagina manusia akibat mikrobioma yang tidak sehat.
“Sangat mengejutkan bahwa spesies mikroba yang berbeda menghasilkan efek yang berlawanan pada sel vagina manusia, dan kami dapat mengamati dan mengukur efek tersebut dengan mudah menggunakan Chip Vagina kami,” kata peneliti lainnya, Abidemi Junaid. “Keberhasilan penelitian ini menunjukkan bahwa model ini dapat digunakan untuk menguji berbagai kombinasi mikroba guna membantu mengidentifikasi pengobatan probiotik terbaik untuk BV dan kondisi lainnya,” sambungnya.
IFL Science mengatakan metode ini memang perlu terus dikembangkan. Memang akan ada banyak pekerjaan guna mematangkan metoda itu. Tetapi cara itu sangat menjanjikan dan dapat berlanjut untuk mengklarifikasi interaksi epitel-mikrobioma vagina dan juga menguji terapi baru.
Keputihan terjadi saat keluarnya cairan atau lendir dari vagina dan leher rahim. cSebenarnya, cairan atau lendir ini dikeluarkan secara alami oleh tubuh menjaga vagina tetap bersih dan lembab, serta melindunginya dari infeksi. Tak hanya terjadi pada wanita dewasa, remaja perempuan juga mengalaminya. Pada sebagian besar kasus, keputihan adalah normal.
Namun, ada beberapa kondisi yang membuat keputihan bukanlah kondisi abnormal. Keputihan kerap dipicu oleh vaginosis bakterialis. Kondisi itu adalah keluarnya cairan keputihan yang berlebihan disebabkan oleh terganggunya keseimbangan flora normal di dalam vagina.
Disebutkan IFL Science, ada banyak bakteri yang berada di vagina . Faktanya, spesies Lactobacillus berada di dalam organ vital kaum hawa itu. Bahkan vagina yang sehat memiliki 70 persen mikrobioma.
Baca Juga
Jadi vaginosis bakterialis merupakan suatu kondisi yang memang perlu diteliti mendalam. Sayangnya, bidang penelitian ini sangat kurang dipelajari. Hal ini terutama disebabkan oleh fakta bahwa tidak ada model praklinis yang mampu mereplikasi lingkungan mikro epitel vagina.
Pasalnya mikrobioma vagina manusia jauh berbeda dari model hewan umum lainnya. Padahal model praklinis itu sangat penting untuk eksperimen dan pengembangan terapi.
Aakanksha Gulati dari Wyss Institute mengatakan ketiadaan model praklinis yang memadai soal vaginosis bakterialis membuat wanita tidak bisa menghindar dari keputihan. Hal itulah yang kemudian coba dipecahkan oleh tim peneliti Wyss Institue yang didirikan oleh Harvard University.
Mereka kemudian berhasil mengembangkan metode chip vagina guna membantu wanita terhindar dari vaginosis bakterialis.Chip vagina itu nantinya bekerja dengan menyemai saluran atas chip polimer dengan sel epitel vagina manusia, dengan sel fibroblast rahim manusia di seberang membran permeabel.
Baca Juga
Chip vaginan itu nantinya akan membentuk struktur seperti 3D dari dinding vagina manusia. Setelah lima hari, banyak lapisan sel vagina manusia yang berdiferensiasi berkembang.
Peneliti juga memasukkan bakteri berbahaya ke dalamchip (seperti Gardnerella vaginalis) yang terkait dengan bacterialis vaginosis, yang menyebabkan sel epitel rusak, menyebabkan tingkat sitokin proinflamasi meningkat, dan pH meningkat. Jenis reaksi ini sering terlihat saat terjadi perubahan patologis pada vagina manusia akibat mikrobioma yang tidak sehat.
“Sangat mengejutkan bahwa spesies mikroba yang berbeda menghasilkan efek yang berlawanan pada sel vagina manusia, dan kami dapat mengamati dan mengukur efek tersebut dengan mudah menggunakan Chip Vagina kami,” kata peneliti lainnya, Abidemi Junaid. “Keberhasilan penelitian ini menunjukkan bahwa model ini dapat digunakan untuk menguji berbagai kombinasi mikroba guna membantu mengidentifikasi pengobatan probiotik terbaik untuk BV dan kondisi lainnya,” sambungnya.
IFL Science mengatakan metode ini memang perlu terus dikembangkan. Memang akan ada banyak pekerjaan guna mematangkan metoda itu. Tetapi cara itu sangat menjanjikan dan dapat berlanjut untuk mengklarifikasi interaksi epitel-mikrobioma vagina dan juga menguji terapi baru.
(wsb)