Laporan Penampakan Harimau Jawa Bermunculan, Ini Ciri Khas Si Maung Jawa

Minggu, 11 Desember 2022 - 16:37 WIB
loading...
Laporan Penampakan Harimau Jawa Bermunculan, Ini Ciri Khas Si Maung Jawa
Ciri khas Harimau Jawa. FOTO/ IST
A A A
LAMONGAN - Harimau Jawa sudah dinyatakan punah sejak 40 tahun lalu, dan kini banyak laporan yang mengklaim melihat penunggu hutan Jawa ini dari berbagai lokasi.



Lalu pertayaannya apakah benar Harimau Jawa sudah benar-benar punah, mari kenali ciri khas Harimau Jawa yang berbda dari Harimau Sumatra dan Bengal.

(Panthera tigris sondaica) adalah subspesies harimau yang hidup terbatas (endemik) di Pulau Jawa.

Harimau ini telah dinyatakan punah di sekitar tahun 1980-an, akibat perburuan dan perkembangan lahan pertanian yang mengurangi habitat binatang ini secara drastis.

Dibandingkan dengan jenis-jenis harimau di Benua Asia, harimau Jawa terhitung bertubuh kecil.

Namun harimau ini mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar daripada harimau Bali dan kurang lebih sama besar dengan harimau Sumatera.

Harimau Jawa jantan mempunyai berat 100-140 kg, sementara yang betina berbobot lebih ringan, antara 75–115kg.

Panjang kepala dan tubuh hewan jantan sekitar 200-245 cm; hewan betina sedikit lebih kecil.

Bentuk loreng dan moncong Harimau Jawa sangatlah berbeda, pada warna lorengnya Harimau Jawa tidak tegas, dan moncongnya sangat berbeda.

Harimau jawa tercatat menghuni hutan-hutan dataran rendah, hutan belukar, dan mungkin pula berkeliaran hingga ke kebun-kebun wanatani di sekitar perdesaan, karena pernah pada masanya hewan ini dianggap sebagai hama sehingga banyak diburu atau diracun orang. Wilayah jelajahnya tidak melebihi ketinggian 1.200 m dpl.

Macan ini biasa memangsa babi hutan, rusa Jawa, banteng, dan kadang-kadang juga reptil serta burung air.

Pada awal abad ke-19, harimau ini masih banyak berkeliaran di Pulau Jawa. Pada tahun 1940-an, harimau jawa hanya ditemukan di hutan-hutan terpencil.

Ada usaha-usaha untuk menyelamatkan harimau ini dengan membuka beberapa taman nasional.

Namun, ukuran taman ini terlalu kecil dan mangsa harimau terlalu sedikit. Pada tahun 1950-an, ketika populasi harimau jawa hanya tinggal 25 ekor, kira-kira 13 ekor berada di Taman Nasional Ujung Kulon.

Sepuluh tahun kemudian angka ini kian menyusut. Pada tahun 1972, hanya ada sekitar 7 harimau yang tinggal di Taman Nasional Meru Betiri.

Ada kemungkinan kepunahan ini terjadi di sekitar tahun 1950-an ketika diperkirakan hanya tinggal 25 ekor jenis harimau ini.

Terakhir kali ada sinyalemen dari harimau jawa ialah pada tahun 1972. Pada tahun 1979, ada tanda-tanda bahwa tinggal 3 ekor harimau hidup di Pulau Jawa. Kemungkinan kecil binatang ini belum punah. Pada tahun 1990-an ada beberapa laporan tentang keberadaan hewan ini, walaupun hal ini tidak bisa diverifikasi.

Meskipun demikian banyak laporan penampakan harimau jawa di hutan Jateng dan Jatim.

Pada akhir tahun 1998 telah diadakan Seminar Nasional harimau jawa di UC UGM yang berhasil menyepakati untuk dilakukan "peninjauan kembali" atas klaim punahnya satwa ini.

Hal tersebut karena bukti-bukti temuan terbaru berupa jejak, guratan di pohon, dan rambut, yang diindikasikan sebagai milik Harimau Jawa.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1627 seconds (0.1#10.140)