Pluto Kembali Menjadi Planet di Tata Surya ?
A
A
A
NEW YORK - Planet Pluto yang dulu sempat dinobatkan sebagai planet ke 9 di tata surya sekaligus planet terkecil, namun pada tahun 2006 para astronom dari seluruh dunia menyatakan bahwa Pluto tidak memenuhi syarat untuk disebut sebagai planet.
Hal itu dikarenakan Pluto yang berjarak 7,5 milliar kilometer dari Bumi tidak menentu melewati orbitnya. Selain itu Pluto jugamembagi orbitnya dengan objek lain.
Sekarang, setelah lebih dari satu dekade setelah Pluto dinyatakan bukan menjadi bagian dalam gugusan Planet, ilmuwan asal University of Central di Orlando, Philip Metzger, mengatakan bahwa para astronom harus kembali memikirkan ulang keputusan tersebut.
Pasalnya Metzger telah meninjau penelitian yang dipublikasikan dari 200 tahun terakhir, tim nya hanya menemukan satu publikasi pada tahun 1802 yang menggunankan syarat orbit-kliring untuk mengklasifikasikan menjadi planet.
"IAU (International Astronomical Union) mendefinisikan bahwa objek mendasar dari ilmu planet seharusnya berdasarkan konsep yang tidak digunakan siapa pun dalam penelitian," kata Metzger dilansir Sciencealert, Rabu(12/9/2018)
Tim peneliti ini menemukan bahwa ada lebih dari 100 contoh dari pawa ilmuwan planet terdahulu yang menggunakan sebutan Planet dengan cara yang tidak sesuai dengan deifinisi IAU, tetapi mereka melakukannya karea itu berguna secara fungsional. Seperti jaman dulu ilmuwan menjuluki Bulan besar seperti Titan dan Eropa sebagai planet.
Tim ini berpendapat bahwa planet harus didefinisikan berdasarkan sifat intrinsik, dari pada yang dapat berubah ubah, seperti dinamika orbitnya.
"Dinamika tidak konstan, mereka terus berubah, ini merupakan definisi yang ceroboh. Mereka tidak mengatakan apa yang mereka maksud dengan melewati orbitnya. Jika Anda mengambil itu secara harfiah, maka tidak ada planet, karena tidak ada planet yang mengorbit di orbitnya," tegasnya.
Metzger mengatakan bahwa ketika IAU membuat perubahan pada tahun 2006, diklaim bahwa orbit-bersih adalah definisi standar yang digunakan untuk membedakan asteroid dari planet oleh para ilmuwan. Tetapi hasil penelitian Metzger ini menunjukkan bahwa tidak demikian.
Kirby Runyon, peneliti lain asal Johns Hopskins University Applied Physics laboratory berpendapat bahwa IAU keliru karena tinjauan pustaka menunjukan bahwa melewati orbit bukanlah standar yang digunakan untuk membedakan astereoid atau planet."Kami menunjukkan bahwa klaim IAU adalah klaim sejarah yang salah. Mereka keliru menerapkan alasan yang sama kepada Pluto," kata Runyon.
Hal itu dikarenakan Pluto yang berjarak 7,5 milliar kilometer dari Bumi tidak menentu melewati orbitnya. Selain itu Pluto jugamembagi orbitnya dengan objek lain.
Sekarang, setelah lebih dari satu dekade setelah Pluto dinyatakan bukan menjadi bagian dalam gugusan Planet, ilmuwan asal University of Central di Orlando, Philip Metzger, mengatakan bahwa para astronom harus kembali memikirkan ulang keputusan tersebut.
Pasalnya Metzger telah meninjau penelitian yang dipublikasikan dari 200 tahun terakhir, tim nya hanya menemukan satu publikasi pada tahun 1802 yang menggunankan syarat orbit-kliring untuk mengklasifikasikan menjadi planet.
"IAU (International Astronomical Union) mendefinisikan bahwa objek mendasar dari ilmu planet seharusnya berdasarkan konsep yang tidak digunakan siapa pun dalam penelitian," kata Metzger dilansir Sciencealert, Rabu(12/9/2018)
Tim peneliti ini menemukan bahwa ada lebih dari 100 contoh dari pawa ilmuwan planet terdahulu yang menggunakan sebutan Planet dengan cara yang tidak sesuai dengan deifinisi IAU, tetapi mereka melakukannya karea itu berguna secara fungsional. Seperti jaman dulu ilmuwan menjuluki Bulan besar seperti Titan dan Eropa sebagai planet.
Tim ini berpendapat bahwa planet harus didefinisikan berdasarkan sifat intrinsik, dari pada yang dapat berubah ubah, seperti dinamika orbitnya.
"Dinamika tidak konstan, mereka terus berubah, ini merupakan definisi yang ceroboh. Mereka tidak mengatakan apa yang mereka maksud dengan melewati orbitnya. Jika Anda mengambil itu secara harfiah, maka tidak ada planet, karena tidak ada planet yang mengorbit di orbitnya," tegasnya.
Metzger mengatakan bahwa ketika IAU membuat perubahan pada tahun 2006, diklaim bahwa orbit-bersih adalah definisi standar yang digunakan untuk membedakan asteroid dari planet oleh para ilmuwan. Tetapi hasil penelitian Metzger ini menunjukkan bahwa tidak demikian.
Kirby Runyon, peneliti lain asal Johns Hopskins University Applied Physics laboratory berpendapat bahwa IAU keliru karena tinjauan pustaka menunjukan bahwa melewati orbit bukanlah standar yang digunakan untuk membedakan astereoid atau planet."Kami menunjukkan bahwa klaim IAU adalah klaim sejarah yang salah. Mereka keliru menerapkan alasan yang sama kepada Pluto," kata Runyon.
(wbs)