Purnama Sebabkan Tinggi Tsunami Banten Melebihi Tsunami Palu ?
A
A
A
BANTEN - Pengakuan korban selamat terjangan Tsunami Selat Sunda yang mengatakan tinggi tsunami mencapai 5 hingga 12 meter di atas permukaan laut sangat logis walaupun hal tersebut belum bisa dipastikan. Pasalnya NASA sendiri mengingatkan gelombang tinggi air laut akan meninggi akhir Desember ini.
Dan itu artinya tinggi Tsunami Banten melebihi Tsunami Palu yang terjadi akhir September 2018 lalu, yang mencapai setinggi 5 meter dan hal itu diakui telah BNPB kala itu.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut dan berdasarkan dari badan antariksa Amerika Serikat, NASA yang memperingatkan fenomena gelombang pasang akibat bulan purnama dan hujan meteor cukup bukti klaim jika tinggi Tsunami Selat Sunda melebihi di Palu. Baca: NASA Ingatkan Hujan Meteor dan Gelombang Pasang Air Laut
Berdasrkan data pengamatan NASA 22 Desember 2018, Purnama Solstis Desember, apa itu solstis Desember?
Solstis Desember adalah peristiwa ketika gerak tahunan Matahari melalui rasi bintang zodiak mencapai titik paling selatan di langit, tepatnya di depan rasi bintang Kaprikornus yang terletak pada deklinasi 23,5° S. Baca: Tsunami Banten Langka, Kombinasi Longsor Bawah Laut dan Purnama
Saat solstis Desember terjadi, wilayah-wilayah di belahan Bumi selatan akan mengalami siang hari yang lebih panjang dari biasanya. Sementara wilayah-wilayah di belahan Bumi utara akan mengalami malam hari yang lebih panjang. Solstis Desember juga seperti mengawali musim dingin di belahan utara dan musim panas di belahan selatan.
Peristiwa ini sendiri terjadi karena poros rotasi Bumi terhadap Matahari tidak tegak lurus, melainkan miring 23,5°. Kemiringan ini bisa menyebabkan salah satu belahan Bumi lebih condong tersinari Matahari daripada belahan Bumi lainnya, yang membuat Bumi memiliki musim yang bervariasi
23 Desember 2018, peristiwa Bulan purnama ketigabelas, mengingat pada Januari kemarin terjadi dua kali Bulan purnama di mana yang kedua adalah Supermoon sekaligus gerhana Bulan total. Baca: Ahli Sepakat Tsunami di Banten Dipicu Erupsi Anak Krakatau
Secara astronomis, Bulan purnama Desember ini akan terjadi pukul 00:50 WIB. Walau begitu, kamu sudah bisa mengamatinya selepas Matahari terbenam di tanggal 22 Desember hingga Matahari terbit tanggal 23 Desember 2018.
Pada saat mencapai fase purnama, Bulan akan terletak pada deklinasi +21°07', di depan rasi bintang Orion. Jaraknya dari Bumi diperkirakan akan mencapai 363.000 kilometer jauhnya, sehingga akan muncul dengan diameter sudut selebar 32'52".
Dan itu artinya tinggi Tsunami Banten melebihi Tsunami Palu yang terjadi akhir September 2018 lalu, yang mencapai setinggi 5 meter dan hal itu diakui telah BNPB kala itu.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut dan berdasarkan dari badan antariksa Amerika Serikat, NASA yang memperingatkan fenomena gelombang pasang akibat bulan purnama dan hujan meteor cukup bukti klaim jika tinggi Tsunami Selat Sunda melebihi di Palu. Baca: NASA Ingatkan Hujan Meteor dan Gelombang Pasang Air Laut
Berdasrkan data pengamatan NASA 22 Desember 2018, Purnama Solstis Desember, apa itu solstis Desember?
Solstis Desember adalah peristiwa ketika gerak tahunan Matahari melalui rasi bintang zodiak mencapai titik paling selatan di langit, tepatnya di depan rasi bintang Kaprikornus yang terletak pada deklinasi 23,5° S. Baca: Tsunami Banten Langka, Kombinasi Longsor Bawah Laut dan Purnama
Saat solstis Desember terjadi, wilayah-wilayah di belahan Bumi selatan akan mengalami siang hari yang lebih panjang dari biasanya. Sementara wilayah-wilayah di belahan Bumi utara akan mengalami malam hari yang lebih panjang. Solstis Desember juga seperti mengawali musim dingin di belahan utara dan musim panas di belahan selatan.
Peristiwa ini sendiri terjadi karena poros rotasi Bumi terhadap Matahari tidak tegak lurus, melainkan miring 23,5°. Kemiringan ini bisa menyebabkan salah satu belahan Bumi lebih condong tersinari Matahari daripada belahan Bumi lainnya, yang membuat Bumi memiliki musim yang bervariasi
23 Desember 2018, peristiwa Bulan purnama ketigabelas, mengingat pada Januari kemarin terjadi dua kali Bulan purnama di mana yang kedua adalah Supermoon sekaligus gerhana Bulan total. Baca: Ahli Sepakat Tsunami di Banten Dipicu Erupsi Anak Krakatau
Secara astronomis, Bulan purnama Desember ini akan terjadi pukul 00:50 WIB. Walau begitu, kamu sudah bisa mengamatinya selepas Matahari terbenam di tanggal 22 Desember hingga Matahari terbit tanggal 23 Desember 2018.
Pada saat mencapai fase purnama, Bulan akan terletak pada deklinasi +21°07', di depan rasi bintang Orion. Jaraknya dari Bumi diperkirakan akan mencapai 363.000 kilometer jauhnya, sehingga akan muncul dengan diameter sudut selebar 32'52".
(wbs)