Warga Dunia Menikmati Sensasi Super Blood Wolf Moon

Selasa, 22 Januari 2019 - 01:09 WIB
Warga Dunia Menikmati...
Warga Dunia Menikmati Sensasi Super Blood Wolf Moon
A A A
LOS ANGELES - Dunia tengah menikmati gerhana bulan langka yang dikenal sebagai Super Blood Wolf Moon. Di mana sinar matahari yang melewati atmosfer Bumi menerangi benda langit dengan cara dramatis dan mengubahnya menjadi merah.
Para pengamat di Amerika Utara dan Selatan, beberapa bagian Eropa dan Afrika Barat -yang cukup beruntung memiliki langit yang cerah- dilaporkan dapat melihat Gerhana Bulan total. Sementara Afrika Timur dan Asia mengamati gerhana sebagian.

Laman CNN, Selasa (22/1/2019), melaporkan, banyak orang keluar pada Minggu malam atau Senin dini hari untuk menyaksikan "ritual" tersebut. Tak pelak, media sosial pun menjadi ramai dengan beragam gambar-gambar dan video momen Super Blood Wolf Moon.

"Gerhana penuh dimulai pada pukul 04.40 pagi waktu Inggris dan tampak merah pada pukul 05.12 pagi," demikian laporan dari Royal Astronomical Society. Para pengamat di Inggris berhasil menemukan celah di langit berawan Senin pagi.

Tenerife, sebuah pulau Spanyol di lepas Afrika Barat, dilaporkan juga ikut disuguhi pemandangan yang luar biasa dari Super Blood Wolf Moon.
Sementara itu, Observatorium Griffith di Los Angeles, AS, berbagi gambar bulan berwarna merah karat. Dan ini akan menjadi gerhana bulan total terakhir yang terlihat di Amerika Serikat hingga tahun 2022.

Gerhana bulan total, yang terjadi rata-rata kurang dari sekali per tahun, bertepatan bersamaan dengan Supermoon yang terjadi ketika bulan penuh dan paling dekat dengan Bumi di orbit.

Ketika itu Bulan berada sejajar sempurna dengan Matahari dan Bumi, dengan posisi Bulan di sisi berlawanan Bumi dari Matahari. Lalu Bumi melemparkan dua bayangan di bulan selama gerhana. Penumbra adalah bayangan luar sebagian dan umbra adalah bayangan gelap penuh.

Ketika Bulan Purnama bergerak ke bayang-bayang Bumi, Bulan menjadi gelap tapi tidak menghilang. Di puncak tontonan, sinar Matahari melewati atmosfer Bumi dan menyalakan Bulan sehingga membuatnya tampak bersinar merah.

Pemandangan ini terjadi karena cahaya biru mengalami hamburan atmosfer yang lebih kuat. Dengan begitu cahaya merah akan menjadi warna yang paling dominan disorot ketika sinar Matahari melewati atmosfer kita dan memantulkannya ke Bulan.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7596 seconds (0.1#10.140)