Hambat Penularan Corona, Bioteknologi Malaysia Gunakan Obat Kucing
A
A
A
KUALA LUMPUR - Sebuah obat yang awalnya dikembangkan untuk mengobati herpe dan leukemia pada kucing adalah harapan terbaru dalam perang melawan pandemi corona.
Retromad1, obat yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Malaysia, Biovalence Technologies, telah terbukti efektif melawan bentuk virus leukemia dan virus peritonitis yang menular pada kucing.
Retromad1 awalnya dikembangkan sebagai obat untuk herpes pada manusia, meskipun saat ini tidak disetujui untuk digunakan manusia.
Namun demikian, obat ini telah terbukti membunuh FeCoV, virus corona yang menginfeksi kucing dan ada harapan besar bahwa itu akan memiliki efek yang sama pada COVID-19.
Seorang juru bicara Biovalence mengatakan bahwa beberapa makalah ilmiah menunjukkan bahwa mutasi spesifik Sars-CoV-2 memiliki kemiripan dengan bagaimana demam berdarah, Ebola, FeCoV dan HIV menginfeksi inang mereka.
Obat tersebut bekerja pada enzim yang dikenal sebagai Furin protease. Enzim bertindak sebagai 'pintu' COVID-19 ke dalam korban dan Retromad1 secara efektif menguncinya.
Juru bicara Biovalence menambahkan bahwa obat itu mengobati penyakit, itu tidak dapat mencegahnya: "Namun, itu bukan vaksin, jadi, tidak dapat digunakan pada individu yang sehat untuk mencegah mereka dari infeksi." tulis Daily dalam laporanya
Retromad1, obat yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Malaysia, Biovalence Technologies, telah terbukti efektif melawan bentuk virus leukemia dan virus peritonitis yang menular pada kucing.
Retromad1 awalnya dikembangkan sebagai obat untuk herpes pada manusia, meskipun saat ini tidak disetujui untuk digunakan manusia.
Namun demikian, obat ini telah terbukti membunuh FeCoV, virus corona yang menginfeksi kucing dan ada harapan besar bahwa itu akan memiliki efek yang sama pada COVID-19.
Seorang juru bicara Biovalence mengatakan bahwa beberapa makalah ilmiah menunjukkan bahwa mutasi spesifik Sars-CoV-2 memiliki kemiripan dengan bagaimana demam berdarah, Ebola, FeCoV dan HIV menginfeksi inang mereka.
Obat tersebut bekerja pada enzim yang dikenal sebagai Furin protease. Enzim bertindak sebagai 'pintu' COVID-19 ke dalam korban dan Retromad1 secara efektif menguncinya.
Juru bicara Biovalence menambahkan bahwa obat itu mengobati penyakit, itu tidak dapat mencegahnya: "Namun, itu bukan vaksin, jadi, tidak dapat digunakan pada individu yang sehat untuk mencegah mereka dari infeksi." tulis Daily dalam laporanya
(wbs)