Peringatan! Perubahan Iklim Picu Longsor Bawah Laut dan Tsunami Raksasa dari Antartika
Minggu, 28 Mei 2023 - 06:28 WIB
Dengan menganalisis inti sedimen, diketahui lapisan lemah terbentuk selama dua periode, satu sekitar 3 juta tahun yang lalu pada periode hangat pertengahan Pliosen. Lapisan lainnya terbentuk 15 juta tahun yang lalu selama iklim optimal Miosen.
Selama zaman ini, perairan di sekitar Antartika lebih hangat dibanding saat ini sekitar 3 derajat Celcius. Kondisi ini menyebabkan semburan ganggang yang mati dan memenuhi dasar laut sehingga membuat wilayah tersebut rentan terjadi longsor.
Skala dan ukuran gelombang laut purba tidak diketahui, tetapi para ilmuwan mencatat dua tanah longsor bawah laut yang relatif baru yang menghasilkan tsunami besar dan menyebabkan korban jiwa yang signifikan. Tsunami Grand Banks pada 1929 yang menghasilkan gelombang setinggi 13 meter dan membunuh sekitar 28 orang di lepas pantai Newfoundland Kanada.
Kemudian tsunami Papua Nugini tahun 1998 yang melepaskan gelombang setinggi 15 meter yang merenggut 2.200 nyawa. “Temuan kami menyoroti bagaimana kita sangat perlu meningkatkan pemahaman tentang bagaimana perubahan iklim global dapat mempengaruhi stabilitas kawasan ini dan potensi tsunami di masa depan,” beber Gales.
Selama zaman ini, perairan di sekitar Antartika lebih hangat dibanding saat ini sekitar 3 derajat Celcius. Kondisi ini menyebabkan semburan ganggang yang mati dan memenuhi dasar laut sehingga membuat wilayah tersebut rentan terjadi longsor.
Skala dan ukuran gelombang laut purba tidak diketahui, tetapi para ilmuwan mencatat dua tanah longsor bawah laut yang relatif baru yang menghasilkan tsunami besar dan menyebabkan korban jiwa yang signifikan. Tsunami Grand Banks pada 1929 yang menghasilkan gelombang setinggi 13 meter dan membunuh sekitar 28 orang di lepas pantai Newfoundland Kanada.
Kemudian tsunami Papua Nugini tahun 1998 yang melepaskan gelombang setinggi 15 meter yang merenggut 2.200 nyawa. “Temuan kami menyoroti bagaimana kita sangat perlu meningkatkan pemahaman tentang bagaimana perubahan iklim global dapat mempengaruhi stabilitas kawasan ini dan potensi tsunami di masa depan,” beber Gales.
(wib)
tulis komentar anda