Es Antartika Mencair, Pasokan Oksigen ke Seluruh Laut Dunia Merosot 40%
Minggu, 28 Mei 2023 - 11:12 WIB
SYDNEY - Akibat es Antartika mencair , pasokan oksigen dan nutrisi ke seluruh laut di dunia merosot sekitar 40%. Arus laut dalam di sekitar Antartika yang vital bagi kehidupan laut telah melambat sebesar 30% sejak tahun 1990-an dan dapat segera berhenti total.
Pasang surut laut dalam ini memasok hampir separuh lautan di dunia dengan nutrisi dan oksigen penting, tetapi lapisan es yang mencair memperlambatnya. Arus ini, dikenal sebagai perairan dasar Antartika, ditenagai oleh air dingin yang padat dari landas kontinen Antartika yang tenggelam hingga kedalaman di bawah 3.000 meter.
Air kemudian menyebar ke utara menuju Pasifik dan samudra Hindia bagian timur, memicu jaringan arus yang disebut sirkulasi meridional global dan memasok samudra dalam dengan nutrisi dan oksigen segar. Tapi pemanasan suhu global membuka volume besar air tawar kurang padat dari rak es Antartika, sehingga memperlambat sirkulasi ini.
“Jika lautan memiliki paru-paru, ini akan menjadi salah satunya," kata Matthew England, profesor dinamika lautan dan iklim di Universitas New South Wales di Sydney, Australia, dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Minggu (28/5/2023).
Para ilmuwan di Inggris dan Australia bekerja sama dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature pada Maret 2023. Dari penelitian ini memperkirakan ada penurunan kekuatan perairan dasar Antartika sebesar 40% pada tahun 2050.
Dia juga memperingatkan bahwa arus pada akhirnya bisa berhenti sama sekali. “Kita berbicara tentang kemungkinan kepunahan jangka panjang dari massa air yang ikonik,” kata England.
Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan Kamis 25 Mei di jurnal Nature Climate Change, penurunan kekuatan perairan dasar Antartika terlihat di Cekungan Antartika Australia, yang membentang di perairan kutub antara Australia dan Antartika. Para peneliti memeriksa perubahan jumlah air dasar yang memasuki cekungan antara tahun 1994 dan 2017.
Mereka mencatat penurunan kecepatan sebesar 30%, yang menunjukkan bahwa arus laut dalam, atau abyssal, mulai stagnan. Berkurangnya sirkulasi di sekitar Antartika dapat memperlambat jaringan global arus abyssal dan memerangkap nutrisi dan oksigen di kedalaman laut, dengan efek lanjutan bagi kehidupan dan produktivitas laut.
“Jika kita memperlambat sirkulasi terbalik yang membawa air paling bawah itu kembali ke permukaan, kita memotong jalan nutrisi kembali ke permukaan dan berpengaruh pada kehidupan laut,” tuturnya.
Sekitar 250 triliun metrik ton air dingin, asin, dan kaya oksigen tenggelam di sekitar Antartika setiap tahun. Dalam iklim yang menghangat, air lelehan segar mengurangi kerapatan massa yang tenggelam ini, artinya lebih banyak yang bertahan di lapisan atas lautan.
Pasang surut laut dalam ini memasok hampir separuh lautan di dunia dengan nutrisi dan oksigen penting, tetapi lapisan es yang mencair memperlambatnya. Arus ini, dikenal sebagai perairan dasar Antartika, ditenagai oleh air dingin yang padat dari landas kontinen Antartika yang tenggelam hingga kedalaman di bawah 3.000 meter.
Air kemudian menyebar ke utara menuju Pasifik dan samudra Hindia bagian timur, memicu jaringan arus yang disebut sirkulasi meridional global dan memasok samudra dalam dengan nutrisi dan oksigen segar. Tapi pemanasan suhu global membuka volume besar air tawar kurang padat dari rak es Antartika, sehingga memperlambat sirkulasi ini.
Baca Juga
“Jika lautan memiliki paru-paru, ini akan menjadi salah satunya," kata Matthew England, profesor dinamika lautan dan iklim di Universitas New South Wales di Sydney, Australia, dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Minggu (28/5/2023).
Para ilmuwan di Inggris dan Australia bekerja sama dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature pada Maret 2023. Dari penelitian ini memperkirakan ada penurunan kekuatan perairan dasar Antartika sebesar 40% pada tahun 2050.
Dia juga memperingatkan bahwa arus pada akhirnya bisa berhenti sama sekali. “Kita berbicara tentang kemungkinan kepunahan jangka panjang dari massa air yang ikonik,” kata England.
Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan Kamis 25 Mei di jurnal Nature Climate Change, penurunan kekuatan perairan dasar Antartika terlihat di Cekungan Antartika Australia, yang membentang di perairan kutub antara Australia dan Antartika. Para peneliti memeriksa perubahan jumlah air dasar yang memasuki cekungan antara tahun 1994 dan 2017.
Mereka mencatat penurunan kecepatan sebesar 30%, yang menunjukkan bahwa arus laut dalam, atau abyssal, mulai stagnan. Berkurangnya sirkulasi di sekitar Antartika dapat memperlambat jaringan global arus abyssal dan memerangkap nutrisi dan oksigen di kedalaman laut, dengan efek lanjutan bagi kehidupan dan produktivitas laut.
“Jika kita memperlambat sirkulasi terbalik yang membawa air paling bawah itu kembali ke permukaan, kita memotong jalan nutrisi kembali ke permukaan dan berpengaruh pada kehidupan laut,” tuturnya.
Sekitar 250 triliun metrik ton air dingin, asin, dan kaya oksigen tenggelam di sekitar Antartika setiap tahun. Dalam iklim yang menghangat, air lelehan segar mengurangi kerapatan massa yang tenggelam ini, artinya lebih banyak yang bertahan di lapisan atas lautan.
(wib)
tulis komentar anda