Es Laut Antartika Menyusut 2,6 Juta Km Persegi, 20 Kali Luas Pulau Jawa

Rabu, 05 Juli 2023 - 08:00 WIB
Tingkat es laut Antartika mencapai rekor terendah pada 27 Juni karena menyusut hampir 2,6 juta Kilometer Persegi. Foto/NOAA Climate/Reuters
WASHINGTON - Tingkat es laut Antartika mencapai rekor terendah pada 27 Juni karena menyusut hampir 2,6 juta Kilometer Persegi. National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menyebutkan jumlah itu setara empat kali ukuran negara bagian Texas atau 20 kali luas pulau Jawa.

Luas pulau Jawa diperkirakan sekitar 130.000 Km persegi, sehingga jika dibandingkan dengan luas es laut Antartika sekitar 2,6 juta Km persegi berarti itu mencapai sebanyak 20 kali lipat. Penyusutan es laut ini dibandingkan dengan periode antara tahun 1981 dan 2010, hampir merata di sekitar pinggiran benua, kecuali di Laut Amundsen, lepas Antartika Barat, tempat es laut tumbuh dan meluas lebih jauh dari rata-rata.

Secara total, es laut Antartika sekarang mencakup kira-kira 4,5 juta mil persegi atau 11,7 juta km persegi. Area ini diproyeksikan akan tumbuh pada pertengahan hingga akhir September, diperkirakan mencapai maksimum sekitar 7,1 juta persegi mil atau 18,4 juta km persegi.





Es kemudian akan menyusut selama musim semi dan musim panas Antartika untuk mencapai minimum tahunan sekitar 965.000 mil persegi atau 2,5 juta km persegi. Biasanya tercatat pada akhir Februari hingga awal Maret.

“Di tengah fase pertumbuhan musim dinginnya, es laut Antartika telah mencapai rekor terendah sepanjang tahun ini. Luas es laut mendekati setengah juta mil persegi di bawah batas terendah sebelumnya [untuk hari ini], diamati pada tahun 2022,” tulis staf NOAA di Twitter dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Rabu (5/7/2023).



Luas es laut Antartika menunjukkan lebih banyak variasi dalam penyusutan dan pertumbuhan dari tahun ke tahun daripada es laut Arktik. “Namun, rekor terendah saat ini tidak biasa,” kata perwakilan NOAA.

Para peneliti telah mengetahui selama beberapa waktu bahwa es laut di Kutub Utara berada pada lintasan penurunan jangka panjang. Tingkat penurunan yang semakin cepat dan perubahan lanskap yang dramatis dan berpotensi permanen akibat perubahan iklim.



Tren di Antartika kurang jelas, dengan musim dingin tertinggi sepanjang masa di lautan es tercatat pada tahun 2014. Para peneliti mengukur tingkat es laut Antartika secara konsisten di bawah rata-rata sejak 1981 hingga 2010.

“Perilaku luar biasa es laut Antartika saat ini menimbulkan pertanyaan apakah ini bisa menjadi awal dari tren jangka panjang terkait dengan perubahan iklim atau lautan. Namun, menjawab pertanyaan itu akan membutuhkan lebih banyak waktu, data, dan penelitian," kata perwakilan NOAA.
(wib)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More